Ongniel : Are You Happy Now?

106 9 0
                                    

"Are you happy now?" Tanya seorang pria manis yang memiliki tiga titik di pipinya pada seorang pria tampan bergigi kelinci di depannya.

"Not yet, aku belom memilikimu seutuhnya." Ujar pria tampan itu, pria yang bernama lengkap Kang Daniel itu menatap dingin lawan bicaranya.

"Belum puas juga? Setelah apa yang kau lakukan padaku, pada keluargaku?" Pria manis itu, Ong Seongwu, menangis sejadi-jadinya mengingat bagaimana nasib tragis keluarganya. Sekarang hanya tinggal dirinya sendiri.

Daniel memeluk Seongwu, walaupun ia tau pelukannya bukan memberikan efek tenang pada Seongwu namun malah sebaliknya. Seongwu meronta-ronta dalam pelukan itu, ia takut. Kang daniel bukanlah pria baik, pria itu bahkan sudah beristri dan memiliki seorang anak. Lalu mengapa dia begitu terobsesi pada Seongwu? Obsesi mengerikan pria Kang itu yang membuat hidupnya hancur berantakan, kehilangan keluarga, dan teman-temannya.

"Berhenti menangis sayang, tangismu malah membuatku semakin ingin menghancurkanmu." Ujar Daniel dingin, ah, pria itu bahkan memang selalu dingin. Daniel menghapus air matanya Seongwu, jemari kekar pria itu mengelus pipi Seongwu. Bukankah Seongwu sangat indah? Obsesi bertahun-tahunnya terhadap Seongwu akhirnya akan segera terpenuhi.

"Kau... Kau benar-benar biadab Daniel!" Seongwu sangat murka saat ini, pria Kang itu tampaknya memang sangat ingin menghancurkannya. Entah apa salahnya sehingga pria itu membalasnya dengen begitu keji. Daniel hanya tersenyum miring, tangannya mencengkram rahang Seongwu kuat. Rasanya sakit.

"Ini belum seberapa sayang, setelah ini kau akan tau rasanya hidup di neraka." Kali ini pria itu menjilat telinga Seongwu seduktif, tangan pria itu yang bebas bahkan mengelus pinggangnya. Tak berhenti sampai di situ pria itu menjilati air mata Seongwu, turun hingga ke leher jenjang Seongwu. Tangan nakalnya bergerilya di tubuh Seongwu mulai dari pinggang hingga ke pantat.

"Hnghhh,  lepas..." Seongwu hanya dapat berujar lirih di iringi desahan laknat yang ia coba sebisa mungkin tahan, tubuhnya bergetar karena ketakutan. Apalagi tadi ia baru saja melihat pembantaian terhadap keluarganya. Sekelabat memori mengerikan itu muncul dibenaknya. Membuatnya semakin ketakutan.

"Kau bercanda? Kau ingin aku melepaskanmu? Yang benar saja, itu tidak akan mungkin." Cengkraman Daniel di rahang Seongwu semakin kuat.

"Shhh, sakitt." Daniel melepaskan cenggramannya, namun ia ganti menjadi menjambak surai kelamnya Seongwu.

"Akhhhh, sakit, lepas, hiks." Kali ini di iringi isakan. Rasanya seperti rambutmu di tarik hingga lepas. Benar-benar sakit, rambut Seongwu bahkan ada yang rontok di jemari Daniel.

"Don't make me angry, baby. I will give you punishment. Dan ku pikir kau mungkin tidak akan mau mencoba hukuman itu kan, sayang?" Daniel menyeringai menyeramkan, ia melepaskan jambakannya. Kali ini pria itu memeluk tubuh Seongwu dan menciumnya dengan ganas.

Pria Kang itu melumat bibir bawah dan bibir atas Seongwu bergantian, mencoba untuk memasuki rongga hangat itu. Namun, tampaknya Seongwu enggan memberikan akses. Karena marah Daniel menampar pipi pemuda Ong itu.

"Jadilah penurut jika tak ingin sakit. Sekarang buka mulutmu, sialan." Ujar Deniel, kali ini mencengram rahang Seongwu. Pria Kang itu mencium Seongwu kembali, tapi dengan lebih kasar. Seongwu memberi akses untuk pria itu menjelajahi rongga mulutnya, menggabsen giginya dan mengajak gulat lidahnya. Kali ini Seongwu menjadi penurut, karena demi apapun juga tamparan Daniel begitu pedih, sampai sekarang pun masih terasa.

******

Hari demi hari Seongwu lalui dengan rasa sakit, Daniel bukan hanya menyiksa fisiknya tetapi juga batinnya. Menjadi Seongwu sebagai pemuas nafsunya, pelampiasan amarahnya. Ingin Seongwu akhiri hidupnya, namun dulu pernah ia coba bunuh diri bukannya ajal menjemput dirinya, tapi ajal menjemput orang lain. Pelayan yang menjaganya di anggap tak becus dan akhirnya di bunuh oleh Daniel.

"Sayang, betapa sempurnanya dirimu." Puji Daniel sambil mengelus pipinya. Hari ini dia memakai kemeja putih transparan yang kebesaran di tubuhnya dan sebuah celana kulit hitam yang membungkus kaki jenjangnya dengan lekat. Di tambah sebuah choker dan flower crown.

Dia benci menjadi begitu lemah seperti saat ini, namun sekarang ia tak memiliki tempat bersandar lagi. Dia hanya mengenal Kang Daniel seorang. Jika kabur dari sini, kemanalah ia akan pergi? Hanya tinggal menghitung hari tali itu akan mengakangnya lagi.

Tanpa sadar air matanya mengalir, menangisi nasibnya. Betapa kejamnya dunia pada manusia lemah seperti dirinya. Dirasakannya sebuah tangan tengah menghapus air matanya, itu adalah tangan Daniel.

"Berhenti menangis, sayang. Simpan untuk nanti." Ujar Daniel, di akhiri dengan sebuah kecupan di dahi Seongwu. "Kau tau bukan aku tidak suka bermain lembut padamu." Lanjutnya di iringi smirk yang menakutkan.

"Daniel, kenapa kau selalu kemari? Apakah istrimu tidak cemburu?" Seongwu mencoba memberanikan diri untuk menanyakan hal yang mengganggu pikirannya.

"Istri? Aku seorang duda, sayang." Sontak ucapan Daniel membuat Seongwu terkejut. Setaunya Daniel memiliki istri cantik, yang usianya satu tahun di bawah Daniel.

"Se...sejak kapan?" Entah mengapa ia menjadi gugup, mungkin karena tatapan tajam Daniel seolah sedang mengoyak tubuhnya.

"Sejak kau datang ke sini dan tidur di kamar ini." Daniel berujar dingin.

"Tapi... Kenapa?"

"Cukup, sayang. Jangan terlalu banyak bertanya. Semakin sedikit kau tau, semakin bagus." Ucapan Daniel begitu misterius dan sarat akan ancaman.

******

"Daniel, are you happy now?" Tanya Seongwu, seakan dejavu Daniel hanya tersenyum sebagai balasannya.

"Not yet." Masih dengan senyum yang sama.

"Tapi apa alasannya?" Tanya Seongwu penasaran, tangan Daniel melingkar sempurna di pinggang Seongwu. Terkadang Daniel memang akan bertingkah se-soft ini. Walaupun banyak kasarnya, ia sangat suka sini lembut Daniel seperti sekarang ini.

"Karena aku belum memilikimu seutuhnya." Ujar Daniel, Bukankah itu jawaban yang sama seperti yang dulu?

"Tapi aku di sini Daniel."

"Bukan sayang, yang ku inginkan bukan hanya ragamu, tapi hatimu, pikiranmu dan bahkan jiwamu." Kali ini pria Kang itu mengelus tiga titik di pipi Seongwu.

"Harusnya kau sudah bahagia sekarang...." Ujar Seongwu lirih.

***END***

Halo Yoonyoon lagi produktif banget ini. please vote and comment if you read this. Yoonyoon cuma pengen budidayakan Ongniel, Yoonyoon gak terima kalo ongniel karam. Ongniel is my life and spirit. Sedih banyak author yang milih gak lanjutin work mereka. Penumpang kapal ongniel masih ada kah? Sorry for typo.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 25, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Wanna One Liefdesverhaal 💘❤Where stories live. Discover now