OngNiel: Beautiful ~ Hurt, Sad Ending

425 30 1
                                    


Daniel P.O.V

Dia cantik, sangat cantik. Dia mempesona, sangat mempesona. Sosok itu tampak begitu indah, namun sayangnya ia tak dapat melihat betapa indahnya dirinya. Iya, sosok itu buta. Aku adalah orang yang merasa sangat bersalah. Ini semua salahku. Aku seharusnya bisa melindunginya, melindungi kekasihku. Betapa bodohnya aku, sungguh aku menyesal.

"Daniel." Panggil sebuah suara membangunkanku dari lamunanku.
"Nde, Hyung?" Tanyaku pelan. Aku menatapnya sendu. Seharusnya sosok ini sempurna, namun karena aku dia jadi begini.

"Kau kenapa? Kau menangis?" Ku rasakan tangan mungilnya mengusap pipiku yang mengalir air mata. Sedih, tentu saja aku sedih. Melihatnya pujaan hatiku serapuh ini.

"Aniya, Hyung. Aku.... aku hanya.... Mianhae, Hyung." Ujarku lirih. Ku peluk tubuh rapuhnya. Aku sangat mencintai namja ini.

"Untuk apa? Daniel apa kau tau tak ada kata Gomawo dan mianhae untuk orang yang kita cintai. Cukup dengan selalu di sampingku. Jangan tinggalkan aku." Ujar sosok rapuh itu, Ong Seongwoo, kekasihku.

"Hyung, Seongwoo hyung. Andai saja...."

"Tidak usah mengandai-andai, nikmati saja hidup ini. Tak perlu ada penyesalan. Tak perlu. Aku mencintaimu." Potong Seongwoo hyung. Matanya tampak berkaca-kaca. Dulu mata itu selalu menatapku dengan binarnya nan indah. Namun sekarang?

"Tetap saja. Penyesalan itu selalu datang menghantuiku. Kenangan itu selalu saja berada di otakku." Aku benci diriku sendiri. Kenapa dulu begitu? Aku sama sekali tak mengerti kenapa aku bisa sebodoh itu?

"Lupakan, Niel. Lupakan. Mari hidup lebih baik untuk masa depan." Seongwoo hyung memberikan sebuah senyum yang manis untukku. Hangat rasanya.Ku eratkan pelukanku padanya. Aku tak akan melepaskan sosok ini lagi, aku tak akan mengecewakan sosok ini lagi, aku berjanji.

Salju berguguran di luar tampak dari jendela kamarku. Salju mengingatkanku kembalu akan kenangan itu. Ku eratkan pelukanku panya sosok terkasihku.

"Hyung, menikah lah denganku. Mari buat hidup kita ini menjadi indah." Ujarku. Ia tampak terkejut.

"Bagaimana mungkin aku akan menolaknya. Aku sangat mencintaimu." Ujar Seongwoo hyung dengan wajah yang memerah. Aku pun mencium pipinya. Sungguh gemas aku akan namja manis ini.

******

Ini hari pernikahanku, seharusnya. Namun, takdir begitu tega mempermainkan cinta kami. Di hari yang seharunya adalah hari yang membahagiakan untukku aku harus menelan pil pahit kehidupan. Di kamar ini ku lihat pujaan hatiku bersimbah darah. Dengan tubuh bergetar ku hampiri sosok yang tubuhnya sudah dingin itu. Penyesalan yang ada ujungnya ini kembali menggerogotiku.

Seharusnya aku datang lebih cepat. Air mataku telah mengalir dengan derasnya.

"Hyung, kenapa kau tinggalkan aku? Aku sangat mencintaimu. Hyung, harusnya sekarang kita ada di altar penikahan. Bukan di sini." Ku peluk tubuhnya erat. Dingin. Itulah yang kurasakan. Sedih. Rasa sedih ini seakan membunuhku.

Ku dengar suara  langkah kaki mendekatiku. Semakin mendekat. Ku dongakkan kepalaku agar dapat melihat sosok itu. Namja itu. Namja itu adalah bagian dari masa laluku yang ingin ku buang jauh-jauh.

"Bagaimana dengan kejutan ini? Kau senang?" Tanya namja itu dengan seringai di bibirnya.

"Kenapa?" Tanyaku pelan.

"Kau tak suka kejutan ini? Kau tau lebih baik kau menyusulnya." Namja itu mengarahkan pistolnya ke arahku. Ku tutup mataku erat. Ku rasakan peluru panas ini menembus dadaku. Rasanya sakit. Namun rasa bebas yang lebih mendominasi. Biar semua ini menghilang bersamaan dengan hilangnya nyawaku.

"Mianhae." Ujarku lirih sebelum semuanya gelap.

Author P.O.V

Terlihat seorang namja yang sedang tertawa, menertawakan dirinya sendiri tepatnya.

"Bodoh. Kenapa jadi begini? Tidak, dia pantas mendapatkannya." Ujar namja tersebut, Hwang Minhyun namanya.

"Apanya yang menjalani hidup yang indah. Semuanya omong kosong. Kau lebih memilih dia." Air mata Minhyun itu mulai berlomba-lomba membasahi pipinya. Ia mulai mencondongkan pistolnya ke arah kepalanya sendiri.

"Biar semua kenangan indah namun menyakitkan ini terkubur bersama jasadku." Ujar Minhyun seraya tersenyum.

Setelahnya ia menembak dirinya sendiri. Kamar itu menjadi saksi bisu kematian 3 namja yang memiliki takdir buruk. Sama-sama terluka, dan ingin merasakan kebesan.

********

YoonYoon Come back. YoonYoon lagi suka Sad ending 🐣
Mian kalo gaje. Please vote and comment kakak.

Wanna One Liefdesverhaal 💘❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang