Minhwan : Hwang Sajangnim Dan Si pemalas Jaehwan ~ Romance

423 40 11
                                    

Kim Jaehwan adalah salah satu karyawan di Optimus  Corporation. Kim Jaehwan adalah seseorang yang sangat malas. Hal ini sangat membuat rengam teman-temannya. Namun, tenang saja. Kalo urusan kantor ia tak malas mengerjakannya. Ia hanya malas bergerak dan mengobrol bersama teman-temannya.

"Jaehwannie, bisa kau bantu aku." Pinta seorang namja manis bernama Ong Seongwoo.

"Mianhae, Hyung. Aku sedang malas." Ujar Jaehwan sambil menggaruk pipinya yang tidak gatal.

"Yak! Kau kapan tidak malasnya?" Amuk Ong.

"Hehehehehe, kapan-kapan, Hyung." Ujar Jaehwan sambil tertawa mengerikan. Berasa kayak lagi di rumah hantu kalo denger Jaehwan ketawa. Ngeri, bro!

"Kau ini!" Hampir saja Ong ingin melempar Jaehwan dengan laporan yang sedang ia pegang, namun untungnya di cegah oleh seseorang.

"Sudah, Hyung. Biar aku saja yang membantumu." Ujar Daniel, orang yang menghentikan Ong tadi.

"Gomawo, Niel-ie." Ujar Ong di iringi senyuman.

"Pacaran aja terus. Dunia milik berdua yang lain ngontrak." Ujar Jaehwan.

"Dasar jomblo." Ujar Ong, setelahnya ia menjulurkan lidahnya ke arah Jaehwan.

Setelah pasangan Ongniel sudah tak nampak lagi. Jaehwan langsung meletakkan kepalanya di meja dan menghela napas.

"Kamu tuh kurang rajin. Hilangkan sifat malasmu itu. Mana jorok lagi. Pantas kamu jomblo." Ujar Jisung judes. Duh, omongannya si Eomma bikin hati Jaehwan jadi jleb-jleb gitu.

"Yak! Kalo hyung mau mengejekku lebih baik hyung pergi saja dari sini!" Pekik Jaehwan tak sopan. Dia nggak sadar kalo Jisung itu 5 tahun lebih tua darinya.

"Yak! Dasar tak sopan!" Teriak Jisung sambil memukul kepala Jaehwan dengan map yang ia pegang.

"Yak! Hyung! Kalo aku jadi bodoh bagaimana?" Sungut Jaehwan sambil cemberut.

"Kau kan emang sudah bodoh dari lahir! Oh iya, kau di panggil oleh Hwang Sajangnim." Ujar Jisung. Selepas itu ia pergi meninggalkan Jaehwan.

"Aish, malas banget deh. Haruskah aku pergi ke ruang Sajangnim? Aish, sudah lah. Pergi saja deh. Daripada nanti di pecat." Ujar Jaehwan. Setelah melewati perdebatan panjang dengan dirinya sendiri, ia pun melangkah dengan malas-malasan menuju ruangan Hwang Sajangnim.

Sesampainya di sana ia pun mengetuk pintu mahoni tersebut.

Tok... Tok... Tok...

"Masuk lah!" Perintah sebuah suara dari dalam ruangan tersebut. Jaehwan pun masuk dan berjalan dengan ogah-ogahan.

"Ada apa Sajangnim memanggil saya?" Tanya Jaehwan setelah ia sampai di depan Hwang Minhyun, Sajangnimnya.

"Laporanmu ada kesalahan. Perbaiki!" Perintah Minhyun dengan sadisnya.

"Apa? Tapi saya sudah memeriksa semuanya. Tak ada yang salah." Bela Jaehwan tak mau kalah.

"Apanya yang tak ada yang salah. Periksa lagi. Dan berikan padaku hari ini juga!" Perintah Minhyun tegas.

"Tapi...."

"Tak ada tapi-tapian." Final Minhyun. Ia tampaknya tak ingin di ganggu gugat.

"Nde, Sajangnim. Saya permisi." Ujar Jaehwan dengan malas-malasan. Ia menerima laporan itu. Dan segera pergi dari sana.

*****

Ini sudah jam 10 malam, mana hujan dersa tengah mengguyur Seoul. Sangat menyedihkan bagi si pemalas Jaehwan. Ia lupa membawa payung. Dan akhirnya ia terjebak di sini sendirian. Ia memang harus pulang lebih lama karena harus memperbaiki laporan yang ia buat pada Hwang Sajangnim.  Namja itu memang menyebalkan, ia membuat Jaehwan harus mengulang laporannya sebanyak 20 kali. Namja itu benar-benar perfeksionis. Salah satu kata saja, di suruh ulangi lagi. Mana ia tidak memberitahu yang mana yang salah. Itu benar-benar membuat Jaehwan ingin menghajar namja itu.

"Kenapa kau belum pulang?" Tanya sebuah suara mengagetkan Jaehwan dari acara mari menggerutu tentang si menyebalkan Hwang Minhyun.

"Apa Sajangnim tidak lihat di luar sedang hujan deras?" Tanya Jaehwan malas.

"Lalu?" Tanya Minhyun dengan bossy.

"Saya tidak membawa payung. Dan saya malas hujan-hujanan." Jelas Jaehwan.

"Jika kau lupa aku adalah bosmu. Bagaimana mungkin kau berbicara dengan nada malas begitu pada bosmu?"

"Haruskah?" Tanya Jaehwan malas.

"Harus apa?" Kini Minhyun sungguh heran dengan perangai namja malas ini.

"Tidak berbicara malas-malasan sama Sajangnim, karena aku sungguh malas." Jelas Jaehwan.

"Tidak juga. Ayo kita pulang. Oh, iya, kau bisa memanggilku Hyung jika jam kantor sudah usai." Ujar Minhyun, sekarang ia sedang membuka payungnya.

"Haruskah?" Tanya Jaehwan dengan malasnya.

"Harus. Ini perintah." Ujar Minhyun tegas.

"Huh, nde, hyung." Ujar Jaehwan.

"Ayo pulang. Aku antar Kau. Oh, ya. Ini perintah."

"Yak! Hyung mengapa kau seenaknya begitu?" Tanya Jaehwan dengan pekikan supernya. Save telinga Minhyun.

"Yak! Kau ini. Ayo lah." Ujar Minhyun sambil menarik tangan Jaehwan agar mendekat ke arahnya dan berada di bawah payung yang sama. Mereka pun berlari menuju mobil Minhyun. Minhyun membukakan pintu mobilnya untuk Jaehwan. Dan ia pun masuk ke kursi pengemudi dan menutup payungnya. Menutup pintu mobil dan langsung tancap gas menuju rumah Jaehwan.

"Hyung, apa kau tau rumahku?" Tanya Jaehwan.

"Tidak." Jawab Minhyun singkat.

"Dan kau tak mau bertanya padaku. Ini bukan jalan menuju rumahku." Ujar Jaehwan.

"Kita tak akan ke rumahmu." Ujar Minhyun singkat. Ia fokus menatap jalan raya dan menyetir.

"Lalu kemana kita?" Tanya Jaehwan heran.

"Ke rumahku."

"Ngapain ke sana?!"

"Yak! Kau bisa merusak gendang telingaku nanti." Ujar Minhyun kesal.

"Kau juga berteriak tadi." Sungut Jaehwan. Ia pun cemberut.

"Aku hanya sedang merindukan tunanganku. Apa salahnya?" Tanya Minhyun. Akhirnya mereka sampai di rumah Minhyun. Minhyun memberhentikan mobilnya namun belum keluar dari dalam mobil. Jaebwan pun begitu.

"Aku merindukan tunanganku yang pemalas ini." Ujar Minhyun sambil mengelus  pipi chubby Jaehwan.

"Tapi kan..." ucapan Jaehwan terpotong karena Minhyun tiba-tiba menciumnya.

"Sudah lah. Ayo habiskan waktu bersama. Aku rindu." Ujar Minhyun. Sambil menyeringai. 'Kenapa dia sangat tampan?' Batin Jaehwan nelangsa.

"Tapi hyung jangan macam-macam ya!" Pekik Jaehwan.

"Nggak kok hyung cuman mau ngelakuin satu macam kok sama kamu." Ujar Minhyun sambil menaik turunkan alisnya. Makin ganteng saja ia di mata Jaehwan.

"Yak!" Pekik Jaehwan sambil memukul-mukul kecil bahunya Minhyun.

"Sudah ayo masuk ke rumah." Ajak Minhyun yang di anggukki oleh Jaehwan tanda ia setuju.

******

Oke YoonYoon kali ini bikin ff Minhwan. Maaf kalo jelek. YoonYoon author amatiran soalnya. Maaf mengecewakan. Gomawa buat yang udah baca, vote dan komentara. Love you.
Sorry kalo ada typo... mianhae...

Wanna One Liefdesverhaal 💘❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang