Pancham : Run ~ Romance, fantasy.

576 53 8
                                    


Woojin P.O.V
Sejauh apapun aku mencoba berlari, lari dari kenyatan, lari dari makhluk tak berpersaan itu. Tetap saja aku akan terjatuh lagi dan lagi tanpa perlawanan. Ini sungguh mebuatku gila. Aku hanya ingin bebas. Bebas dari makhluk tak berperasaan. Makhluk yang menjeratku dengan pesonanya. Dia iblis jahat yang tak perperasaan seenaknya mempermainkan perasaanku. Well, dia memang iblis betulan. Dia adalah adalah pangeran iblis.

"Mau sampai kapan main kucing-kucingannya?" Tanya sebuah suara.

"Sampai kau melepaskanku!" Ujarku murka.

"Tidak akan. Kau milikku. Pengantinku." Ujarnya di iringi smirk yang entah mengapa terlihat begitu tampan. Tidak-tidak apa yang kau pikirkan woojin. Sadar, dia itu iblis. Jangan sampai kau terjerat lagi.

"Aku bukan pengantinmu, sialan!" Pekikku. Kakiku sungguh sakit. Namun, aku harus memaksakan diri untuk kembali berlari, lari darinya. Walaupun ku tau ia pasti bisa menangkapku lagi. Rasanya benar-benar letih. Pandanganku mulai mengabur. Ku hentikan lariku. Aku mencoba memfokuskan pandanganku. Tubuhku rasanya sakit semua.

"Pengantinku yang malang." Kata-kata itu terdengar samar di telingaku. Napasku terengah-engah. Sesak rasanya. Sampai kapan akan begini terus.

"Kembali lah, pengantinku." Ujarnya pelan. Namun aku sama sekali tak mengubrisnya. Yang ku pikirkan hanya lah satu. Apa aku akan benar-benar berakhir begini?

Ku rasakan ia mulai mengendong ala bridal style. Rasanya aneh. Saat ini rasanya begitu damai. Semua rasa lelah dan sakitku tiba-tiba hilang. Apakah ini nyata? Apakah senyumnya itu nyata? Kenapa bibirku ikut tersenyum juga? Kenapa rasanya sangat bahagia? Kenapa ini terjadi? Dan aku kembali sadar. Aku terjatuh lagi. Terjatuh ke dalam pelukannya.

Dan semua mendadak gelap yang terakhir ku dengar adalah suaranya nan lembut menghipnotisku.

"Tidurlah. Ku tau kau lelah, pengantinku."

*****

Saat aku membuka mataku yang ku lihat adalah tempat asing nan begitu familiar buatku. Ini bukan kamarku tapi kamar milik pangeran iblis yang bernama lai guanlin itu.

Ini bukan pertama kalinya aku berbangun di sini. Sudah ribuan kali. Ah, sungguh mendramatisir diriku ini. Ini sudah percobaan kaburku yang ke-5 dan semuanya gagal. Apa aku harus menyerah? Dan menerima takdirku untuk menjadi pengantinnya?

"Kau sudah bangun. Bagaimana tidurmu? Nyenyak?" Tanya Ratu iblis. Dia adalah ibu dari Guanlin. Namanya adalah Seongwoo. Dia tampak masih begitu muda dan cantik. Namun dia sangat kejam. Raja iblis, Daniel namanya, pun tak berkutik.

"Iya, yang mulia." Ujarku pelan. Tanpa berani menatap matanya.

"Calon menantuku sayang, kau sebentar lagi akan menikah dengan anakku. Mengapa kau masih memanggilku begitu. Panggil aku eomma." Ujarnya.

"Arrasseo, eomma." Ujarku.

"Malam ini adalah pernikahan kalian. Kamu harus tampak fresh. Nanti akan ada pelayan yang akan mendandanimu. Eomma  harap kau tak berbuat kekacauan lagi, jangan buat eomma dan calon suamimu kecewa, sayang." Ujar eomma seongwoo pelan setelahnya beliau pergi meninggalkanku seorang diri di kamar ini.

Seperti yang di katakan oleh eomma tadi para pelayan yang akan mendadaniku berdatangan ke kamar ini. Sesungguhnya untuk apa aku di dandani sedangkan aku ini adalah namja. Namun entah lah.

"Yang mulia suka pakaian yang mana?" Tanya salah satu pelayan tersebut. Di tangannya terdapat 2 buah pakaian, yang ku pikir adalah pakaian adat kerajaan ini. Yang satu berwarna biru  dan yang satu lagi berwarna hijau.

"Ku pikir, yang warna biru nampak cocok denganku." Ujarku pelan.

"Pilihan yang bagus yang mulia. Anda tidak pernah berubah." Ujarnya pelan.

"Maksudmu?" Tanyaku pelan.

"Anda akan tau sendiri nanti." Ujarnya pelan.

******

Di sepanjang aja pernikahan tadi banyak iblis yang bilang bahwa aku tak berubah. Aku sangat bingung apa maksudnya. Apa mereka pernah mengenalku? Sungguh heran.

"Apa yang sedang kau pikirkan?" Tanya guanlin.

"Aku hanya sedang heran. Kenapa semua iblis mengatakan bahwa aku tidak pernah berubah? Apa mereka mengenalku?" Tanyaku.

"Tentu saja. Kau itu reinkarnasi dari istriku. Park woojinku. Kau adalah dia. Ia dulu meninggal karena kelalaianku. Saat aku tau bahwa di akan bereinkarnasi aku sangat senang. Karena cintaku akan kembali lagi. Namun saat aku tau bahwa kamu manusia. Itu sungguh menyesakkan. Karena dulu kamu mati kerna manusia." Ujarnya.

"Aku tak percaya!"

"Kamu boleh percaya atau tidak. Namun, aku yakin rasa cintamu untukku masih tertanam di hatimu. Aku tau. Kamu tak pernah berubah kamu masih woojinku yang dulu. Kamu hanya perlu memuluhkan ingatanmu lagi. Namun, ku pikir itu tak penting. Kita bisa mulai semuanya dari awal. Aku akan membuatmu kembali mencintaiku seutuhnya. Aku sangat mencintaimu." Ujarnya.

Entah mengapa hati menghangat mendengar kata-kata itu. Rasanya begitu familiar dengan rasa ini. Apa kah benar tentang cerita yang ia ceritakan? Hanya waktu yang bisa menjawabnya. Ku pikir tak ada salahnya mencoba. Toh, di dunia manusia aku hanya hidup seatang kara. Setidaknya disini aku dapat memiliki keluarga.

******
Thanks buat Kim_imnida karena udah req cerita sama aku.

Makasih juga buat orang2 yang sempat membaa work aku ini. Dan makasih yang sebesar-besarnya buat yang udah vote and comment. Saranghae.

Wanna One Liefdesverhaal 💘❤Where stories live. Discover now