Winkhwi : My Boyfriend is Vampire? ~ Romance, Fantasy

538 60 0
                                    

Daehwi sedang bekerja part time di sebuah cafe. Ia membutuhkan uang untuk membiayai hidupnya di rantauan. Tenang, ia masih sekolah kok. Ia merupakan siswa berprestasi yang mendapatkan beasiswa. Namun, ia tetap saja membutuhkan uang untuk makan dan bayar kost-an.  Daehwi dulunya tinggal di panti asuhan. Ia tak pernah mengenal siapa orang taunya.

"Daehwi, antar pesanan pelanggan meja no. 11!" Teriak sebuah suara mengagetkan Daehwi.

"Nde, Ahjumma." Balas Daehwi dengan suara cemprengnya.

Penat rasanya. Tubuh mungilnya benar-benar lelah bolak-balik mengantar pesanan para pelanggan. Namun ia tetap semangat menjalaninya. 'Demi masa depan yang lebih cerah.' Batinnya menyemangati dirinya sendiri.

Sekarang jam sudah menunjukkan jam 12 malam. Sudah waktunya Cafe ini tutup. Sebenarnya Daehwi bukan lah orang yang pemberani untuk pulang sendiri ke kostnya. Apalagi belakangan ini banyak orang yang di temukan tewas di gigit binatang buas. Ini mengerikan. Namun, mau bagaimana lagi tak mungkin ia tidak pulang kost.

Dengan was-was Daehwi berjalan menuju kostnya. Entah mengapa malam ini lebih sunyi dari malam-malam yang lalu. Dan ia juga merasa sedang di ikuti. Daehwi berjalan dengan lebih cepat. Kali ini ia lari. Namun naasny kakinya tersandung. Ia tak bisa berdiri. Daehwi sangat takut sekarang ini. Ia mulai terisak.

"Sakit, hiks." Uja Daehwi di iringi oleh tangisnya. Seseorang mengulurkan tangannya pada Daehwi yang sedang terduduk menahan sakit di kakinya. Tanpa pikir panjang di sambutnya tangan orang asing itu.

"D-dingin." Ringis Daehwi saat merasakan tangan orang asing itu. Ia pun berhasil kemabali berdiri. Di tatapnya wajah orang asing yang tak jauh lebih tinggi darinya. Dan orang itu sangat tampan, namun wajahnya pucat.

"T-terima kasih." Ujar Daehwi gugup. Bagaimana tak gugup jika kau di tatap dengan intens oleh namja tampan. Namun namja itu tak membalas ucapan Daehwi.

"Tuan?" Panggil Daehwi pelan. Namun namja itu tak merespon. Tiba-tiba namja itu menyeringai dan menampakkan 2 buah taring yang tampak tajam.

"Bau mu manis sekali seperti wajahmu." Ujar namja asing itu. Ia merangkul bahu Daehwi.

"A-apa?" Hanya itu yang dapat menjadi respon Daehwi. Ia takut.

"Mari ku antar pulang, manis. Namaku Park Jihoon." Ujar namja itu. Daehwi masih saja diam tak merespon ucapan namja itu.

"Apa kau tak bisa berjalan? Mari ku gendong naik ke punggungku." Ujar Jihoon yang kini sedang jongkok di depan Daehwi.

"T-tidak perlu Jihoon-ssi. Aku bisa jalan sendiri." Ujar Daehwi ia mencoba berjalan namun sakit sekali.

"Ayo lah. Naik lah ke punggungku." Ujar Jihoon lagi. Dengan terpaksa Daehwi pun naik ke punggung Jihoon. Ia pun di gendong belakang oleh Jihoon.

"Maaf merepotkanmu, Jihoon-ssi. Namaku Lee Daehwi." Ujar Daehwi. Sesungguhnya berada di gendongan Jihoon sangat nyaman. Walaupun tubuh namja itu sangat dingin. Namun entah mengapa rasanya nyaman sekali dan hangat di hati Daehwi. Ia sama sekali tak risih akan rasa dingin itu ia malah suka.

"Tidak masalah. Panggil aku Jihoon saja. Tanpa embel-embel ssi, Daehwi. Agar terasa lebih akrab." Ujar Jihoon.

"Nde, Jihoon. Terima kasih." Ujar Daehwi pelan.

"Aku tak butuh kata terima masih, Daehwi. Sama sekali tak butuh." Ujar Jihoon.

"Apa kau tau rumahku?" Tanya Daehwi. Sebenarnya ia ingin menanyakan kepada namja tampan itu kenapa ia tak butuh kata terimakasih. Namun, ia rasa sebaiknya tak perlu. Nanti dia di bilang cerewet dan Jihoon jadi risih padanya.

Wanna One Liefdesverhaal 💘❤Where stories live. Discover now