Chapter 3

1.2K 143 0
                                    


[Name] sedang duduk di bench melihat permainan basket Kisedai yang sangat hebat. Tetapi tidak dengan Aomine, tembakannya sering meleset dan berkali-kali bolanya berhasil direbut. Saat ini Aomine tengah melakukan dunk. Tetapi saat Aomine berhasil memasukkan bolanya di ring, Aomine terjatuh. Karena [Name] khawatir, [Name] segera manghampiri Aomine.

“Daiki-kun, kau tidak apa-apa?” tanya [Name].

“Aku tidak apa-ap—ukh…” Aomine memegang kepalanya.

“Daiki-kun?” [Name] sedikit panik.

“Ke-Kepalaku sedikit pusing. Ukh!” rintih Aomine.

[Name] melihat wajah Aomine yang memerah, segera [Name] menempelkan tangannya ke dahi Aomine. “Panas. Daiki-kun kau demam.” Ucap [Name] panik.

Karena penasaran, anggota Kisedai menghampiri [Name] dan Aomine. Hal pertama yang dilihat adalah wajah [Name] yang khawatir.

“Apa yang terjadi?” tanya Kuroko.

“Daiki-kun demam, saat ini kepalanya pusing.” Ucap [Name].

“Aku tidak ap—ukh!”  ucapan Aomine terpotong karena sakit di kepalanya bertambah.

“Ryouta tuntunlah Daiki ke kamarnya. Aku akan memanggil dokter.” Titah Akashi.

Kise mengangguk dan melingkarkan tangan Aomine ke lehernya dan menuntun Aomine kekamarnya.Sementara Akashi menelepon dokter. Sedangkan [Name] pergi mencari baskom dan handuk. Saat sampai di kamar Aomine, Kise segera membaringan Aomine di tempat tidurnya dan menyelimuti Aomine. Tak lama kemudian [Name] datang dengan baskom yang terisi air dan handuk untuk mengompres Aomine. Segera [Name] memasukkan handuk ke dalam air lalu memerasnya. Tak lupa handuknya dilipat sebelum menempelkannya di dahi Aomine. Tak lama kemudian dokter datang dan memeriksa Aomine. Sementara [Name] dan lainnya di suruh menunggu di luar.

“Kenapa Daiki-kun bisa demam?” gumam [Name].

“Mungkin karena kemarin?” ucap Kuroko.

“Eh? Memangnya ada apa kemarin?” tanya [Name].

“Kau tahu kami menemukanmu di sungai kan?” tanya Akashi yang dibalas anggukan oleh [Name].

“Kemarin yang menolongmu adalah Daiki. Ia juga mengendongmu sampai rumah.” Lanjut Akashi.

“Tetapi aku seharusnya juga terkena demamkan?” ucap [Name].

“Tentu saja kau tidak terkena demam, karena Daiki memakaikanmu jaketnya saat menggendongmu kerumah. Sedangkan kemarin cuaca sedang dingin dan Daiki hanya memakai kaos tipis.” Jelas Akashi.

[Name] tercengang, jadi ini salahnya? “Ini salahku…” lirih [Name] sambil meremas ujung kaosnya.

Saat Kise ingin menenangkan [Name], dokter telah keluar dari kamar Aomine.

“Bagaimana nanodayo?” tanya Midorima.

“Ia terkena demam dan flu. Munkin tiga hari lagi ia akan sembuh.” Jelas sang dokter. “Baiklah, ini resep obatnya. Saya permisi.” Pamit dokter tersebut.

“Terima kasih.” ucap [Name], Kise, dan Kuroko sambil membungkukkan badanya 90 derajat.

[Name] dan lainnya memasuki kamar bernuansa navy blue. Terlihatlah Aomine yang sedang terlelap.

“Dia tidak apa-apa, ayo biarkan dia istirahat-ssu.” Ucap Kise.

Yang lainnya mengangguk dan bergegas meninggalkan kamar Aomine. Tetapi tidak dengan [Name], ia tetap berdiri di tempatnya.

“[Name]” panggil Midorima.

“Aku akan menjaganya.” Ucap [Name] sambil menempatkan kursi di sebelah tempat tidur Aomine. Lalu duduk di kursi tersebut.

Arigatou [GoM x Reader]Where stories live. Discover now