Chapter 9

792 108 17
                                    

Sudah sebulan [Name] bersekolah di SMA Teiko. Rahasia [Name] masih aman dan kasus perampokan vila [Name] masih dalam proses penyelidikan. Setidaknya proses penyelidikan hampir selesai setelah pihak kepolisian meminta keterangan pada [Name].

Saat istirahat, [Name] memakan bekalnya di kelas sendirian. Karena klub basket sedang mengadakan rapat [Name] tidak bisa ikut makan siang bersama. Sebenarnya [Name] diajak untuk bergabung dalam klub basket, tetapi [Name] menolaknya.Karena [Name] mengikuti klub lainnya. Sebagai gantinya, [Name] akan melihat latihan klub basket saat tidak ada urusan.

Saat [Name] asyik memakan bekalnya, seseorang masuk ke dalam kelasnya.
"Midorima [Name], benar?" ucap orang itu kepada [Name].

[Name] menghentikan kegiatannya dan mendongak menatap orang yang memanggilnya. Seorang laki-laki bersurai abu-abu tengah berdiri di sebelahnya.

"Ada keperluan apa?" tanya [Name].

"Ada hal penting yang harus ku bicarakan. Boleh ikut aku sebentar?"tanya orang itu.

"Uhm. Boleh. Siapa namamu?" tanya [Name] sambil membereskan kotak bekalnya.

"Haizaki Shougo." Jawab orang itu.

"Kita mau kemana?" tanya [Name].

"Ke atap." Jawab Haizaki pendek.

.

Setelah sampai di atap, Haizaki menutup pintu atap dengan rapat. Dan menghadap ke arah [Name].

"Jadi, apa yang ingin kau bicarakan?" tanya [Name].

Seringaian mengerikan tercetak jelas di wajah Haizaki. "Aku harus mulai dari mana ya?" tanyanya kepada dirinya sendiri dengan nada yang menakutkan.

"Oh iya...Midorima-san...Ah! Lebih tepatnya [Lastname]-san..." ucap Haizaki dengan menekankan kata [Lastname].

[Name] kaget dan mundur selangkah berniat untuk kabur. Tetapi niatannya terhenti saat tangan seseorang mencengkram tangannya dan menariknya menjauhi pintu. Saat [Name] hendak berteriak, mulutnya tertahan dengan tangan Haizaki yang membekapnya.

"Shhh...Jangan berisik [Lastname]-san..." ucap Haizaki dengan nada yanglembut tetapi menyeramkan di telinga [Name].

.

"Are? [Name]-cchi dimana-ssu?" ucap Kise bertanya-tanya saat tidak mendapati sosok [Name] saat di kelas.

"Aku tidak tahu..." ucap Momoi.

"Nee...Apakah kau melihat [Name]-cchi?" tanya Kise pada salah satu murid di kelasnya.

"Ah...Aku tadi melihatnya pergi bersama siswa bersurai abu-abu." Jawab siswa tersebut.

Kise dan Momoi diam mematung. Tiba-tiba firasat buruk datang di pikiran mereka berdua.

"Momo-cchi! Cepat panggil yang lainnya! Aku akan mencari [Name]-cchi!" titah Kise dan berlari menjauhi Momoi.

Momoi mengangguk mengerti dan segera mencari anggota Kisedai lainnya.

.

[Name] sangat takut saat ini. Tubuhnya tidak bisa bergerak karena dihalangi oleh Haizaki. Bagaimana bisa Haizaki tahu nama belakangnya? Tak terasa air mata mengalir di pipi [Name].

'Tolong aku...' lirih [Name] dalam hati.

"Kau bingung hm?" tanya Haizaki dengan seriangaiannya. "Itu mudah, yang merampok vilamu adalah suruhan ayahku."

[Name] membelakkan matanya. Ia bingung, orang tuanya bilang kalau mereka suruhan perusahaan Yuzuru yang merupakan musuh perusahaan [Lastname].

Seakan mengerti apa yang dipikirkan [Name], Haizaki kembali membuka mulut. "Berpikir dari perusahaan Yuzuru eh?" tebaknya. "Sayangnya kau salah besar. Ayahku adalah orang kepercayaan ayahmu. Ayahkulah yang memalsukan dokumen dan mengadu domba perusahaan [Lastname] dan Yuzuru hanya untuk menguasai perusahaan [Lastname]." Ucapnya sambil mempertahankan seringainya yang menyeramkan.

"Padahal kupikir saat perampokan hari itu kau hilang dan tidak selamat. Sepertinya aku salah setelah mendengarmu menceritakan semuanya pada Momoi. Sayang sekali kewaspadaanmu kurang [Lastname]-san." Ucap Haizaki.

"Aku harus melenyapkanmu dulu [Lastname]-san. Baiklah...darimana kita harus memulainya hm?" ucap Haizaki dengan nada yang menyeramkan.

BRAK!

Pintu atap terbuka memperlihatkan seorang laki-laki bersurai blonde "[Name]-cchi!" serunya.

"Ara...Sang penolong sudah datang eh?" ucap Haizaki. "Ini akan semakin menarik." Lanjutnya dengan seringaian yang kian melebar.

"Haizaki! Apa yang kau lakukan pada [Name]?" ucap Kise emosi saat melihat [Name] dalam bekapan tangan Haizaki dengan berlinang airmata.

"Hanya ingin melenyapkan [Lastname]-san." Ucap Haizaki dengan santai. Lalu tangan Haizaki berpindak ke leher [Name] dan mencekiknya. Haizaki berjalan mendekati pinggir atap yang tidak berpagar sambil mengangkat [Name] dengan satu tangan yang masih mencekik leher [Name]. [Name] berusaha memberontak, tetapi usahanya sia-sia. Ia kehabisan nafasnya. Saat ini posisi [Name] sudah tidak berpijak pada atap lagi, saat Haizaki melepaskannya nanti, ia akan terjatuh dari lantai tiga.

"Haizaki! Lepaskan [Name] sekarang juga!" perintah Kise dengan beraapi-api. Bahkan ia melupakan logatnya.

"Kau ingin aku melepasnya? Baiklah." Ucap Haizaki sambil tersenyum dan melepaskan tanganya dari [Name].

"[NAME]!" Secepat kilat Kise berhasil menangkap tangan [Name] yang hendak jatuh.

Nafas [Name] terengah-engah, tangannya lemas. "Ryo-u-ta-kun a-ku su-dah ti-dak ku-at la-gi." Ucap [Name] dengan terbata-bata.

Lalu Aomine sampai di atap dan melihat Kise yang sedang mencengram tangan [Name] yang sedang menggantung. "Kise!"

"Jangan perdulikan aku! Tahan Haizaki! Jangan sampai kabur!" ucap Kise.

Haizaki meluncurkan serangan kepada Aomine yang menghalanginya. Dengan sigap Aomine menahan serangan Haizaki. Dan pertarunganpun di mulai.

Kise masih berusaha menarik [Name] ke atas dan berhasil. Saat berhasil menarik [Name], tangan Kise tergelincir dan ia terjatuh dari atap.

[Name] mematung, "Ryou-ta..."

BYUR!

Suara air terdengat jelas dari bawah. Kise terjatuh di kolam renang sedalam dua meter di lantai dasar.

"Kise!" seru Aomine. Merasa Aomine lengah, Haizaki melancarkan pukulan pada Aomine dan berhasil.

Saat Haizaki hendak kabur, sebuah pukulan melayang dari Nijimura Shuzou yang baru sampai di atap di susul dengan yang lainnya.

"[Name], Aomine!" seru mereka.

"Kise...terjatuh ke kolam renang..." ucap Aomine.

Semuanya kaget. "Atsushi, Daiki, Shintarou! Cepat ke kolam renang di bawah! Selamatkan Ryouta!" titah Akashi . "Tetsuya, panggil ambulans!"
Kuroko mengangguk dan segera menelepon ambulans. Haizaki
berhasil di lumpuhkan oleh Nijimura.

"[Name]-chan!" ucap Momoi sambil menggoyangkan bahu [Name].

Tidak ada respon dari [Name]. [Name] tetap mematung di tempatnya, matanya berubah menjadi kosong dan redup.

"Ada apa Satsuki?" tanya Akashi. Belum Momoi menjawab pertanyaan Akashi, [Name] tidak sadarkan diri.

"[Name]/-chan!" ucap mereka bersamaan.

.
.
.

Ternyata memang ada yang mencoba mencelakai [Name]. Selamat bagi yang tebakannya benar!

Arigatou [GoM x Reader]Where stories live. Discover now