Chapter 12

709 112 29
                                    

[Name] memasuki sebuah ruangan berwarna putih, bau obat yang khas menyeruak di dalamnya. Seorang laki-laki bersurai blonde tengah terbaring di ranjangnya dengan berbagai peralatan medis yang tertempel di tubuhnya. Wajahnya sangat damai dengan matanya yang tertutup.Secara perlahan [Name] berjalan ke arah laki-laki tersebut.

"Ryouta-kun."ucap [Name] sambil memenggang tangan Kise yang pucat dan duduk di kursi di sebelah ranjang Kise. "Maaf aku baru datang sekarang. Cepatlah bangun Ryouta-kun. Aku minta maaf telah membuatmu seperti ini. Aku hiks merindukanmu. Ce...pat bangun Ryouta-kun." Ucap [Name] sambil tersenyum miris. Air mata telah mengalir di pipi [Name].

.

Aomine memasuki ruang inap Kise untuk menjenguknya. Tetapi ia melihat seorang perempuan bersurai [Hair Colour] sedang menelungkupkan kepalanya di pinggir ranjang Kise.

Aomine menghampiri [Name] yang sedang tertidur dan mengelus rambutnya.

"Yo. Kise. Akhirnya [Name] disini juga ya? Cepatlah bangun, [Name] meridukanmu." sapa Aomine pada Kise. Tentu saja tidak ada respon dari Kise. Tapi, Aomine yakin pasti Kise mendengarnya.

"Saa...Ayo pulang [Name]. Kise, kami pulang dulu." ucap Aomine sambil meggendong [Name] di punggungnya dan meninggalkan ruang inap Kise.

.

'[Name]-cchi...'

'Kurasa aku akan pergi...'

'Maaf'

.

"RYOUTA-KUN!" [Name] tersadar. Nafasnya terengah-engah. Matanya mengedarkan pandangan di sekelilingnya. [Name] menyadari bahwa ia sedang ada di kamarnya.

'Hanya mimpi.' [Name] berusaha menetralkan nafas dan detak jantungnya.

'Ryouta-kun. Kau tidak akan pergi kan?' ucap [Name] sambil menyeka air matanya yang sudah mengalir entah sejak kapan.

'Kau...Sungguh...Tidak akan... pergi...kan?' [Name] segera berlari keluar rumah dengan airmata yang masih mengalir.

Saat [Name] sampai di pinggir sungai tempat ia di temukan oleh Kisedai, langkahnya terhenti, ia tidak kuat untuk berlari lagi. [Name] jatuh terduduk di rerumputan, ia merasa kehilangan tenaganya. [Name] hanya bisa menangis dan menagis.

"RYOUTAAA..."

.

"Eh?! Aku...di mana ini? Apa ini-ssu?" ucap laki-laki bersurai blonde sambil melepaskan alat-alat medis yang tertempel di tubuhnya.

Ia terdiam sejenak dan tersentak seperti mengngat sesuatu,"Ah! [Name]-cchi!" laki-laki itu segera berdiri dan berlari meninggalkan ruang inapnya. Ia terus berlari meskipun terjatuh beberapa kali.

Sesampainya di pinggir sungai, ia melihat seorang perempuan yang sedang menagis sambil memeluk lututnya.

"[Name]-cchi..."

Merasa ada yang menyebutkan namanya, [Name] menghentikan tangisnya dan mendongak. Air matanya kembali mengalir saat seseorang yang dirindukannya berada di hadapannya.

Kise segera duduk bersimpuh dihadapan [Name], tangannya yang masih pucat menghapus air mata [Name] sambil tersenyum.

"[Name]-cchi, ini aku. [Name]-cchi mengapa ada di sini? Dan [Name]-cchi menangis-ssu? Siapa yang membuat [Name]-cchi menangis? Akan kuhajar dia."

[Name] tidak membalas ucapan Kise. [Name] memegang setiap inci wajah Kise yang ada di hadapannya dan mengelus rambutnya, memastikan bahwa seseorang di hadapannya ini nyata.

Kise tersenyum, dan memengang tangan [Name]. Merasa ada keanehan, Kise memperhatikan pergelangan tangan [Name] dengan seksama. Dan Kise melihat perban yang membalut pergelangan tangan [Name].

Arigatou [GoM x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang