10 - Skors

2.5K 486 17
                                    


"Dunia yang sesungguhnya sangat berbeda dengan apa yang dijanjikan." -BTS's Paradise.

Jimin terpaksa masuk ke ruang disipliner usai Gyuri berhasil melerai perkelahiannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jimin terpaksa masuk ke ruang disipliner usai Gyuri berhasil melerai perkelahiannya. Wajahya masih bersungut-sungut sebal saat masuk ke ruang keramat itu dan ibunya datang.

Kenapa pula sekolah harus kembali memanggil ibunya.

"Nyonya, saya akui anak anda cerdas. Tidak ada nilai yang mengecewakan," Guru BP dengan marga Gwon tersebut menjeda, "Tapi sikap anak anda mengecewakan."

Jimin rasanya ingin pergi saja dari sana saat mendengar ibunya berulang kali meminta maaf. Ia memalingkan wajah.

"Jimin. Minta maaf." Titah ibunya.

Jimin kembali bersungut tidak suka, "Maaf."

Guru Gwon lantas menghela napas melihat Jimin berucap maaf namun tidak memandang keduanya. Untuk seorang remaja, perkelahian memang lumrah terjadi kadang-kadang. Namun khusus untuk Jimin, hal ini seperti menjadi kebiasaan.

"Saya terpaksa harus menskors Jimin selama satu 3 hari karena terlalu banyak catatan yang masuk."

Lucu sekali. Karena kesal pada Seokjin yang ternyata memukul Haneul, Jimin balas dengan memukul Seokjin dan hanya dirinya yang tidak diperkenankan sekolah selama tiga hari penuh lantaran membela Haneul. Sedangkan pekan lalu saat Seokjin memukulnya, ia tidak mendapat hukuman skorsing seperti ini.

Jimin tersenyum kecut, ibunya kembali meminta maaf dan meminta mengadakan lagi pertemuan komite. Namun, pria paruh baya tersebut masih tetap kukuh pada keputusannya.

"Anda juga pasti mengerti ketua komite sekolah dan kepala sekolah sudah berpesan jika hal ini terjadi lagi maka Jimin harus saya skors."

Jimin menutup matanya. Ia hanya mendengarkan ibunya bernegosiasi namun sia-sia saja. Ketua komite berperan besar dalam pengambilan keputusan ini. Sampai akhirnya, ibunya menyerah dan pamit. Ibu menarik tangan Jimin, namun Jimin dengan perlahan melepasnya. Ia tidak ingin keluar.

"Ibu tunggu diluar," Ucapnya sebelum melenggang pergi. Jimin membuka matanya, enggan memandang ibu. Suara pintu yang tertutup terdengar, membuat guru Gwon menghela nafasnya.

"Kenapa kamu memukul seniormu, Jimin?"

"Saya... Kesal pak." Jimin akhirnya bersuara. Guru Gwon menyangga dagunya, mendengarkan penjelasan Jimin.

"Kak Seokjin memukul perempuan. Saya nggak suka."

Guru Gwon sepertinya nampak terkejut atas penuturan Jimin. Namun, ia kembali menghela nafasnya. Menyayangkan murid cerdas seperti Jimin harus berakhir diskors karena seorang perempuan.

"Bapak sudah nggak bisa bantu kamu lagi, Jimin. Ketua komite dan kepala sekolah sudah berucap demikian."

Pria paruh baya itu terdiam sejenak.

Unforgettable ✔Where stories live. Discover now