30 - 365 Hari dan 1095 Hari

2.5K 396 37
                                    

KEPULAN asap putih terhembus dari mulut Jimin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KEPULAN asap putih terhembus dari mulut Jimin. Sudah masuk bulan Februari, tapi salju masih menyelimuti bangunan dan udara masih dingin sekali. Matanya mengedar, menatap rumahnya dari luar pagar. Jimin berdiri di samping mobil ibu yang masih dipanaskan mesinnya.

Kepindahannya ke Paris mundur nyaris satu bulan karena ia harus mengurus Visa, belajar bahasa Perancis, sewa apartemen, mengurus rapor dan sekolah barunya di Paris. Banyak yang harus dipersiapkan dan Jimin belum-belum sudah dibuat pusing tujuh komplek perumahan.

"Ayo, berangkat ke bandara, Jimin. Keburu telat."

Jimin mengangguk tatkala ibu berbicara. Ia menoleh pada Taehyung yang berdiri di dekatnya bersama ayah tirinya. Di samping mereka ada Joohyun dan juga ibunya. Jimin tersenyum simpul, ia berjabat tangan dengan Taehyung seperti adu panco kemudian menubrukkan bahu kanannya dengan bahu kanan Taehyung.

"Sorry, buat waktu itu."

Taehyung menghela napas, gurat bersalah tercetak jelas di matanya. Jimin mengangguk mengerti. "Nggak usah dipikirin, aku sama Gyuri putus baik-baik, kok."

Taehyung semakin menunduk mendengarnya. Jimin menepuk bahu Taehyung, menenangkannya. Ia alihkan pandangannya pada Joohyun dan ibundanya.

"Lulus SMA saya tunggu kamu, Jimin," ucap Ibu Joohyun.

Jimin terdiam beberapa saat bertukar tatap dengan Joohyun. Ia menghela napas pelan dan tersenyum tipis. "Iya, Bunda. Habis tes perguruan tinggi di Paris selesai, saya pulang ke Korea buat tukar cincin sama Joohyun."

Jimin membungkuk kemudian menegakkan badannya seraya mengedarkan pandang tatkala ibunya bercengkrama dengan ibu Joohyun.

"Ayo, Jimin."

Ibu mengusap bahu Jimin kemudian melenggang pergi dan masuk ke mobil.

Ting!

Notifikasi ponsel Jimin terdengar. Ia buru-buru membuka ponselnya dan membaca sebuah pesan yang masuk.

Gyuri
Lihat ke kiri.

Jimin menolehkan kepala ke arah samping kirinya, netranya menangkap presensi Gyuri. Melambai pada Jimin dari kejauhan. Jimin tersenyum kemudian mengetikkan beberapa pesan untuk Gyuri.

Jimin
Aku berangkat dulu, ya. Tunggu aku pulang ke kamu, ke rumahku satu-satunya.

Joohyun tiba-tiba meraih tangan Jimin, menggenggamnya. Jimin menoleh kaget menatap Joohyun bingung.

Unforgettable ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang