Part 3

22.2K 1.3K 60
                                    

"Aku peringatkan sekali lagi jangan pernah masuk kedalam ruang kerjaku." Kata Sean dengan nada tinggi.

"Maaf aku tadi hanya ingin melihat saja." Jawab Alana pelan.

"Bukannya aku pernah bilang kau boleh memasuki semua ruangan yang ada dirumah ini kecuali kamarku dan juga ruang kerjaku."

"Maaf aku lupa."

"Apa otakmu rusak karena berkali-kali hampir mati tetapi masih bisa selamat. Kenapa kau tidak bunuh diri saja di tempat lain jangan selalu di rumah ini." Geram Sean sambil mincingkan matanya.

" . . . ." Alana sangat terkejut dengan perkataan Sean barusan, ia tidak menyangka jika suami dari Luciana ternyata sedingin ini.

Sean melangkahkan kakinya meninggalkan ruang makan dan meninggalkan Alana yang masih terduduk disana. sekilas Sean memandang kearah Alana. tatapan tanjam Sean yang sarat akan kebenciannya terhadap istrinya itu sangat terlihat jelas.

Alana yang masih termenung menatap punggung Sean yang semakin menjauh. ia berpikir keras apa yang nanti akan ia perbuat agar suasana seperti tadi tidak mencekam lagi.

Setelah makan malam itu Alana mencoba berpikir bagaimana cara agar bisa bersikap seperti biasanya terhadap suami Luciana. meski sedikit merasa takut terhadap Sean tapi Alana tidak ingin mengihindar dari ini semua. apa lagi saat ia mengingat perkataan Luciana waktu itu ia akan mampu meluluhkan hati Sean.

 Siang itu Alana meminta bibi Sofia untuk mengantarkannya ke rumah sakit tempat dirinya dirawat. Alana selalu menyempatkan dirinya untuk berkunjung melihat dirinya disana.

"Bi, bisa tolong antar aku kerumah sakit."

"Apa Nyonya Muda sakit ?"

"Tidak bi, aku ingin melihat keadaan Alana."

"Baik Nyonya saya akan menyuruh supir bersiap-siap."

"Terima kasih bi."

Alana pun bersiap-siap pergi kerumah sakit tempatnya dirawat dan ia berharap kondisinya semakin membaik dan ia sungguh tidak tahu apa yang harus ia lakukan saat ini dan menghadapi situasi seperti ini.

Disana Alana melihat dua orang bertubuh kekar dan bertampang seram berdiri didepan pintu ruang rawat Alana. ia pun mengenali dua pria itu adalah penagih hutang yang selama beberapa hari selalu mengejarnya. Tubuh Alana seketika menegang ia sangat takut untuk bertemu dengan kedua pria tersebut, Alana mencoba  berjalan pelan- pelan mendekati dua pria tersebut.

"Maaf . . . ada perlu apa anda dengan Nona Alana." Kata Alana menahan suaranya agar tidak bergetar kepada kedua pria yang sedang berdiri di depan kamar rawat tubuh Alana.

Kedua laki-laki itu melihat kearah Alana yang sekarang berpenampilan angun layaknya Nyonya kaya raya.

"Apa anda mengenal Nona Alana Frestine Collins ? " Tanya pria itu.

"Saya mengenalnya, ada perlu apa  anda berdua dengan Nona Alana."

"Kami datang untuk menagih hutang ayah dari Nona Alana dan sepertinya . . ." Pria itu tidak jadi melanjutkan perkataannya dan menatap kamar Alana dirawat.

Alana ikut melihat kearah pria yang tadi berbicara dengannya menatap ruang rawat tubuh Alana.

"Aku yang akan menbayar semua hutang Ayah Alana." Kata Alana sambil melirik kearah bibi Sofia yang hanya diam melihat dan meperhatikan pembicaraan Nyonya Mudanya.

"Memang anda ini siapanya Nona Alana ?"

"Anda tidak perlu tahu siapa saya, dan saya akan melunasi semua hutang Alana."

If You Be My Husband (END) Sudah Di Terbitkan Where stories live. Discover now