Part 15

19.9K 1K 40
                                    

Sean menelan salivanya saat membantu istrinya membuka pakaian dan ia pun menahan napasnya saat melihat tubuh polos istrinya yang terpampang jelas di hadapannya. Dan ini pertama kalinya buat Sean melihat tubuh polos istrinya tanpa benang sehelai pun menutupi tubuhnya.

"Sadar Sean dia itu Luci, wanita yang sudah berkali-kali menyakiti hatimu. " Gumam Sean pelan pada dirinya sendiri.

Sean kembali membantu istrinya masuk kedalam bedthub yang berisikan air hangat dan ia juga membantu istrinya membasuh tubuhnya yang terkena muntahan.

Alana yang masih terpengaruh alkohol hanya diam saat Sean membuka pakaian dan juga membantu membersihkan tubuhnya, suara isak tangisan Alana semakin memilukan.

Sean sangat lembut memperlakukannya seolah dirinya adalah barang yang mudah pecah, semua sentuhan lembut Sean semakin membuat dada Alana sakit dan menyesakkan.

"Kak kenapa ? . . . Kenapa kau harus menyakiti pria sebaik dan selembut Sean." Kata Alana didalam hatinya.

Tangisan Alana semakin kencang, Sean yang melihat istrinya menangis sampai seperti ini menatap sendu sambil terus membantu istrinya membersihkan dirinya.

Setelah selesai membersihkan tubuhnya dari muntahan Sean menutupi tubuh istrinya dengan jubah mandi yang sudah tersedia di kamar mandi.

Sean kembali membopong tubuh istrinya dengan hati-hati. Alana yang mendapatkan perlakuan lembut dan perhatian dari Sean langsung membenamkan wajahnya di dada bidang Sean dan kembali menangis.

"Sebenarnya aku tidak mau mencampuri urusanmu, tetapi . . ." Kata Sean sambil berjalan keluar dari kamar mandi dan menuju kamar tidur istrinya. Sean menghela napasnya dan kembali melanjutkan perkataannya.

"Tetapi baru pertama kali aku melihatmu seperti ini. Entah masalah apa yang sedang kau hadapi, aku yakin kau mampu mengatasinya karena kau wanita yang kuat." Ucap Sean sambil mencium puncak kepala istrinya yang masih setia bersandar di dadanya.

Alana yang mendengar perkataan Sean kembali meneteskan air matanya hingga kemeja milik Sean basah akibat airnya Alana.

"Maafkan aku. . . " Kata Alana pelan nyaris tidak terdengar.

"Maaf ? Maaf untuk apa ?" Tanya Sean.

Alana menggelengkan kepalanya pelan dan kini Alana mengalungkan kedua tangan di leher Sean dan ia menghirup dalam-dalam aroma maskulin dari tubuh Sean ia merasa sangat nyaman akan perlakuan Sean saat ini, Alana tidak ingin semua ini berakhir begitu saja momen dimana Sean bersikap perhatian dan lembut seperti ini.

Suara isak tangisan Alana mulai menghilang dan hanya sesekali ia sesenggukan akibat terlalu lama menangis.

Sean mendudukan tubuh istrinya di kursi meja rias. Sean berjalan kearah laci dan mengambil handuk kecil yang ada didalamnya. Ia menatap istrinya yang terlihat sangat lemah saat ini Sean menarik napasnya dan menghembuskannya berlahan sambil berjalan kearah istrinya duduk.

Entah apa yang terjadi pada dirinya hingga ia sangat cemas dan khawatir akan posisi istrinya yang terlihat sedih, seolah dunianya runtuh.

Sean membantu mengeringkan rambut panjang milik istrinya dan ia menatap pantulan wajah sendu dan mata sembab, merah milik istrinya, sakit itu yang Sean rasakan, meski ia membenci istrinya tetapi entah mengapa sejak hari dimana istrinya sering membuatkan kue Madeleine ia menjadi tidak bisa mengabaikan istrinya lagi.

"Apa sekarang kau merasa lebih baik ? " Kata Sean yang mengambilkan segelas air minum untuk istrinya dari nakas yang ada di dekat tempat tidur dan menyerahkannya kepada istrinya.

Alana menganggukan kepalanya pelan sambil menerima gelas berisi air minum yang di berikan Sean kepadanya dan kembali ia menatap Sean dari pantulan kaca dihadapannya.

If You Be My Husband (END) Sudah Di Terbitkan Where stories live. Discover now