Part 11

19.4K 1K 50
                                    

Sean mencium bibir istrinya dengan lembut semakin lama semakin menuntut dan Sean sesekali mengigit bibir bawah istrinya.

Alana pun tanpa sadar membalas ciuman Sean dan ia pun berpegangan pada bahu Sean dan menikmati ciuman panasnya dengan Sean.

Kaki Alana terasa lemas karena ciuman Sean, Alana belum pernah berciuman seperti ini sebelumnya dengan laki-laki lain. Bahkan dengan Damian tunangan Alana dahulu.

Sean yang sadar jika tubuh istrinya hampir jatuh ia pun menahan pinggang istrinya dan juga menekan tengkuk istrinya agar ciuman mereka lebih dalam lagi dan sesekali Sean berusaha memasukan lidahnya kedalam mulut istrinya mengabsen setiap bagian dalam mulut istrinya.

Ciuman Alana dan Sean berlanjut cukup lama napas keduanya tersengal-sengal, Sean melepaskan tautan bibirnya. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Alana untuk menarik napas dalam-dalam ia merasa napas akan habis saat berciuman dengan Sean tadi.

Tubuh Alana bergerak otomatis mundur selangkah dan ia pun menyentuh bibirnya dengan jari-jari lentiknya.

Mata keduanya kini saling bertatapan dan Alana pun langsung memalingkan wajahnya semburat merah dipipi Alana sempat terlihat oleh Sean dan tanpa Sean sadari ia menaikan sedikit sudut bibirnya, senyum tipis dan ada rasa bahagia dia hatinya melihat tingkah istrinya yang terlihat mengemaskan tidak seperti dahulu yang selalu membuatnya emosi.

Tatapan mata istrinya saat ini yang Sean rasakan amat berbeda dengan ynag dahulu. Saat ini tatapan mata istrinya begitu tulus dan menenangkan, tatapan penuh cinta tidak terdapat kebencian dan kemarahan.

"Ak- . . . Aku akan kekamarku. Terima kasih karena kau mau memberikan aku kesempatan." Kata Alana ia menundukkan kepalanya agar tidak terlihat jika wajahnya saat ini masih memerah seperti kepiting rebus dan begitu pula ia sangat malu jika harus menatap mata Sean langsung setelah mereka berciuman cukup panas.

Sean pun kembali duduk di kursi kerjanya dan ia pun mengalihkan pandangannya keberkas-berkas yang sedang ia kerjakan dan berusaha menenangkan debaran jantungnya hanya karena ciuman panasnya dengan istri yang sangat ia cintai sekaligus yang ia benci.

"Maaf. . . " Kata Alana yang kemudian berjalan meninggalkan ruang kerja Sean. Ia tidak mampu menatap Sean karena ia sangat malu untuk pertama kalinya ia berani membalas dan merasakan ciuman yang panas dan bernapsu seperti ini.

Sean yang sudah ditinggal sendiri di ruang kerjanya pun mengerang frustasi ia menjambak rambutnya kasar dan ia menarik napasnya dalam-dalam sambil mengingat kembali kejadian yang baru saja terjadi antara dirinya dan juga Alana.

"Kenapa bibirnya terasa manis dan begitu nikmat, tatapan matanya ya tatapan matanya sudah berubah." Geram Sean sambil terus menarik rambutnya.

Sean pun memijat pelipisnya ia merasa pusing dan tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada dirinya mengapa ia mencium istrinya dan mengapa bahkan ia merasakan frustasi saat ia melepaskan tautan bibirnya, jantungnya bahkan berdebar sangat kencang.

"Luci. . . Kenapa di saat aku sudah mulai melupakan rasa cintaku kau bersikap seperti ini seolah kau mencintaiku." Kata Sean pelan.

Alana yang sudah kembali kekamarnya berdiri dibalik pintu dan menyadarkan tubuhnya di pintu. Alana memegang bibirnya yang baru saja dicium oleh Sean.

"Rasanya sangat berbeda saat aku melakukannya dengan Damian. Ciumannya sangat berbeda." Kata Alana yang masih menyentuh bibirnya.

Berkali-kali kejadian itu terus terulang di pikiran Alana ia begitu menginginkan lagi sentuhan bibir lembut milik Sean, mungkin terdengar seperti wanita murahan tapi jujur Alana belum pernah merasakan ciuman sepanas dan semanis ciumannya dengan Sean.

If You Be My Husband (END) Sudah Di Terbitkan Where stories live. Discover now