Part 23

17.3K 1K 86
                                    

[Baik ayah aku akan kesana besok saat makan siang.] Kata Alana menjawab sambungan telepon dari ayah Luciana.

[Ingat kau harus datang jangan ditunda lagi.] Kata ayah Luciana dean sedikit memaksa.

[Kita bertemu di DeCestilores saat jam makan siang.] kata ayah Luciana lagi.

[DeCestilores ?] Alana mengulang tempat ia dan ayah Luci janjian. Alana tidak tahu apakah tempat itu restoran atau nama suatu jalan atau apapun itu, dan dimana letak tempat itu berada ia bingung harus bertanya kepada siapa tentang tempat tersebut.

[Ya aku akan usahakan.] Kata Alana ragu-ragu.

[Jangan hanya mengatakan akan diusahakan. Ayah mau kau menemui ayah besok jika kau tidak datang maka ayah akan langsung menemui suamimu.]

[Tidak jangan ayah, aku akan datang.]

[Bersikaplah selayaknua

Alana yang esok siang membuat janji dengan ayah Luciana di suatu tempat yang bahkan ia sendiri tidak tahu tempat apa itu, ayah Luciana hanya mengatakan mengajaknya bertemu di tempat yang bernama DeCestilores

Karena Alana tidak tahu tempat apa itu maka pada malam hari sebelumnya ia menemui Sean untuk menanyakan tempat tersebut berada dimana, dengan ragu-ragu Alana mengetuk pintu ruang kerja Sean guna menanyakan tempat yang dimaksud ayah dari Luci.

Sean yang sedang sibuk dengan pekerjaannya mendengar suara ketukan dan suara pintu di buka dengan sangat pelan, ia pun menoleh melihat siapa gerangan orang yang sudah mengganggu pekerjaannya.

"Ada apa ?" Tanya Sean.

"Sean maaf apakah aku sudah mengganggumu pekerjaanmu ?" Kata Alana takut-takut.

"Kalau kau sudah tahu mengapa masih bertanya ?" Meski perkataan Sean cukup dingin tetapi Alana tahu jika Sean adalah seorang yang berhati hangat dan perhatian.

"Maaf ada sesuatu yang ingin aku tanyakan jika kau punya waktu."

"Apa yang ingin kau tanyakan ?" Kata Sean menatap manik mata istrinya.

Merasa Sean memberikan kesempatan kepadanya untuk bertanya maka Alana tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut ia pun memasuki ruang kerja Sean dan berjalan mendekati meja kerja Sean.

"Ng. . . Ak-aku ingin tahu. . . Akh. . . Maksudku ng. . . "

Sean yang mendengarkan istrinya yang tampak ragu untuk mengatakan sesuatu mengerutkan keningnya ia merasa heran apa yang hendak di tanyakan istrinya itu.

"Apa ? Katakan saja langsung jangan berbelit-belit."

"Ng. . . Ak-aku se-seperti yang kau tahu. . . Sejak mengalami koma, ak-aku merasa kalau ingatanku sebagian menghilang. Dan kadang ada sesuatu yang aku lupakan." Kata Alana dengan gugup.

"Maksudmu ?" Tanya Sean.

"Begini ada ingatanku yang hilang yaitu apa kau tahu tempat yang bernama DeCestilores ?" Tanya Alana.

"DeCestilores ? Apa kau benar-benar tidak ingat tempat itu ?"

Alana hanya menggelengkan kepala pelan dan menatap Sean penuh tanda tanya, Sean yang melihat reaksi istrinya pun hanya menghela napasnya.

"DeCestilores restoran keluarga yang hanya diperuntukkan bagi member saja restoran tempat biasa kita berkumpul bersama keluarga." Sahut Sean.

"Apa kau bisa memberitahuku alamatnya ?"

"Alamat ? Kalau kau mau kesana biar James yang mengantarmu." Kata sean.

"Tidak perlu, cukup kau katakan saja dimana alamatnya."

If You Be My Husband (END) Sudah Di Terbitkan Onde histórias criam vida. Descubra agora