SATU

4.8K 435 16
                                    

.

.

.

.

.

Yoongi melemparkan pandanganya keluar jendela, menatap barisan mobil yang merayap perlahan. Ia melirik jam tangannya, 07:30. Ia sudah sangat terlambat untuk masuk sekolah. Han guk, sang supir, meliriknya dari spion.

"Telat ya, tuan?" tanyanya dengan nada sedikit bersalah. Yoongi menggeleng sambil tersenyum.

"tidak apa-apa, paman, mungkin juga mereka akan memakluminya," hibur Yoongi, lebih kepada dirinya sendiri. Han guk mengangguk-angguk. Yoongi menggigit bibir lalu kembali ke jam tangan. Baru satu menit berlalu semenjak terakhir kali ia melakukannya. Yoongi menghela nafas pelan. Waktu selalu berjalan dengan lambat kalau ia sedang terburu-buru.

"Tapi, tuan. paman masih tidak habis pikir," kata Han guk lagi, membuat Yoongi mengangkat kepala. "Kenapa tuan besar nyuruh tuan Yoongi masuk sekolah itu,"

"Saya juga tidak tahu. Kata abeoji sekolah itu bagus dan berstandar internasional,"

"Apa begitu??," Han guk terdengar sangsi. "Saya malah heran waktu mendaftarkan tuan disana. Kemarin tuan Jung menyuruh saya sambil buru-buru ngejar pesawat, jadi saya mematuhi saja dan tidak sempat bertanya lagi,"

"tidak apa-apa, paman. terimakasih," Yoongi melempar senyum Han guk mengangguk, lalu kembali berkonsentrasi pada jalanan yang sudah sedikit lancar. Yoongi menghela nafas pelan, lalu menyandarkan kepalanya ke jok. Ia teringat kejadian beberapa hari lalu, saat ia masih di Amerika. Tepatnya lima hari yang lalu, Yoongi hampir terkena serangan jantung saat mendapat telepon dari Seoul yang mengatakan ibunya mengalami kecelakaan dan sedang terbaring koma.

Semenjak kedua orang tuanya bercerai, Yoongi memang memilih untuk ikut ayahnya ke Amerika. Tapi setelah mengetahui ibunya sekarat, Yoongi memutuskan untuk kembali ke Seoul. Ayahnya setuju, dan mencarikan sekolah untuk Yoongi dengan meminta bantuan teman baiknya di Seoul, Jung, yaitu majikan Han guk.

Sebenarnya Yoongi tidak mau pusing-pusing memikirkan sekolah, karena yang ia khawatirkan hanyalah kondisi ibunya. Semenjak dua hari yang lalu, Yoongi tidak pernah pergi dari sisi ibunya yang terbaring dengan selang-selang disekujur tubuhnya. Yoongi tak henti-henti menyalahkan dirinya sendiri, yang dulu memilih pergi bersama ayahnya. Tadi malam, saat Yoongi sedang tidur sambil memegang tangan ibunya, tangan itu bergerak. Yoongi panik dan menekan tombol itu berkali-kali sambil menangis tak jelas. Beberapa detik kemudian, dokter dan serombongan suster datang, dan menyatakan ibunya telah sadar.

Tadi pagi, ketika Yoongi berniat untuk menemui ibunya, ibunya justru menyuruhnya untuk pergi sekolah. Padahal Yoongi belum siap untuk berpisah dengannya, bahkan hanya untuk pergi sekolah. Yoongi malah bersumpah bahwa ia tidak peduli lagi sekolah asal ia bisa bersama dengan ibunya selama mungkin. Tapi, ibunya masih tetap keras kepala seperti dulu. Jadi, sekarang, disinilah ia, di dalam mobil Jung, yang meluncur di jalanan Seoul yang lebar tapi penuh sesak, yang disebut-sebut ayahnya sebagai sekolah terbaik yang bisa ditemukannya untuk Yoongi.

Berstandar internasional, dengan fasilitas super lengkap, dan pastinya uang masuk selangit. Sebenarnya Yoongi tidak ambil pusing tentang sekolah seperti apa yang ia masuki, tetapi ayahnya berpikir lain. Sekolah Yoongi di Amerika adalah sekolah privat yang tidak sembarang anak bisa masuk. Hanya anak –anak kalangan menengah keatas di Manhattan yang bisa bersekolah disana. Yoongi tidak begitu suka sekolah itu, tapi ia tidak pernah mengatakannya pada ayahnya.

"tuan, sebentar lagi kita sudah sampai," kata Han guk, membuyarkan lamunan Yoongi. Yoongi dengan sigap mengambil handphone dari tas, mematut diri sebentar lalu menegakkan posisi duduk. Ia melempar pandangan keluar jendela. Yoongi lantas menyipitkan mata, bingung dengan suasana jalan yang sedang ia lihat. Jalanan ini sangat sempit, bukannya jalan arteri yang seharusnya menjadi lokasi sekolah yang diceritakan ayahnya. Tak lama kemudian, Han guk menghentikan mobil. Yoongi menatap bingung.

OUR STORY [MinYoon-KookV] ✅Där berättelser lever. Upptäck nu