TUJUH BELAS

1.4K 275 27
                                    

.

.

.

.

.

"Seperti biasa, tidak ada yang datang." Yoongi mengedarkan pandangan ke sekeliling kelas yang lengang. Acara belajar bersama hari ini kembali sepi peminat, sama seperti hari-hari sebelumnya. Yoongi menghela napas, lalu kembali menekuni buku sejarahnya. Taehyung memperhatikan Yoongi sebentar, lalu melirik Jungkook yang tampak asyik dengan jurnal akuntansi.

Hari ini Jungkook bersikap sama seperti yang sudah-sudah. Tidak ada tanda-tanda kalau kemarin ia menyanggupi permintaan mustahil Taehyung untuk menanggung hidupnya sebanyak tujuh juta won  sebulan. Mungkin Jungkook memang tidak pernah datang. Mungkin kemarin Taehyung hanya bermimpi. Tahu-tahu Jungkook mendongak dan menatap Taehyung.

"Kau bisa menghayal tidak?"

Taehyung mengerjapkan mata. "Hah?"

"Kau bisa menghayal, bukan?" ulang Jungkook, lalu menyodorkan jurnalnya pada Taehyung.

"Ini. Anggap saja kau punya perusahaan dan kau belum punya karyawan. Mau tidak mau, kau harus menghitung pemasukan serta pengeluaranmu sendiri bukan?"

Taehyung menatap tabel-tabel jurnal itu, dan sebentar saja kepalanya sudah pusing. "Kenapa," kata Taehyung sambil memijit dahi. "aku harus menghitung uang fiktif, punya perusahaan fiktif pula?"

Jungkook terkekeh. "Itu satu-satunya cara supaya akuntansi terasa menyenangkan." Yoongi sekarang sudah ikut menatap Jungkook, tampak menarik.

"iya kalau perusahaannya untung, kalau rugi?" tantang Taehyung.Jungkook tampak berpikir sebentar.

"Ya anggap saja kau sedang sial. Berani bisnis, harus berani rugi kan," jawabnya kemudian. Taehyung mendengus.

"Mr. Brightside."

"Benar juga, ya," kata Yoongi, membuat Taehyung segera menoleh. pemuda itu tampak sudah menerawang. "Oke kalau begitu, aku mau mencari tahu nasib perusahaanku di soal ini."

Taehyung menatap Yoongi yang sekarang sudah membuka buku akuntansi dan menghitung dengan ceria. Taehyung lantas melirik Jungkook yang juga sudah sibuk menghitung. Taehyung mendesah. Dua makhluk di dekatnya ini terlalu menyilaukan. Meraka berdua dan dirinya terlalu jauh berbeda. Taehyung lantas tidak tahu apa yang ia lakukan disini, di antara mereka. Tahu-tahu tatapan Taehyung bertemu dengan Jungkook. Jungkook mengangkat alis seolah bertanya 'ada apa' dan Taehyung dengan segera merasa pipinya memanas.

"Puhaha," Taehyung tak tahan. Seumur hidupnya, pipinya tak pernah terasa panas. Tidak pernah sekalipun, dan sekarang ia merasakannya hanya karena seorang pemuda seusianya mengangkat alis padanya.

Jungkook dan Yoongi menatap Taehyung ingin tahu. Taehyung hanya membalasnya dengan gelengan kepala, lalu melirik buku akuntansi Jungkook dan mulai membaca untuk mengalihkan pikiran.

"Hm?" gumamnya saat membaca sesuatu di buku itu.

"Kenapa, Tae?" tanya Yoongi, ingin tahu.

"Kenapa ada biaya tak terduga? Biaya tak terduga itu biaya macam apa?" Taehyung lantas mencoret-coret bukunya. "Buang-buang uang perusahaanku saja."

Jungkook menatapnya datar. "memang kau aku suruh menghayal, tapi bukan berarti kau bisa seenaknya mengubah soal." Taehyung mencibir pada Jungkook, membuat Yoongi segera tertawa lepas.

.

.

.

.

OUR STORY [MinYoon-KookV] ✅Where stories live. Discover now