M-J :: (17) Kejar

74.3K 6.7K 889
                                    

a.n

haiii!

seperti biasa, gue apdet malem-malem karena kuota yang... lotau lah.

dan makasih buat vommentsnyaaa! yaampun gue sampe bingung mau bales gimana. rasanya terharu sampe pengen teriak di tebing.

gue gamau banyak bacot dan mungkin lo bosen sama an ini dan mungkin lo bosen liat gue tiap hari muncul...

so happy reading!

and good night too!

and sweet dreams too!

ai laf yu!

MIKA ON FIRE - WATTPAD TRAILER ---------> (Buka lewat web biar gampang)

=============

M-J :: (17) Kejar

=============

M I K A

"Mik."

"Hm?"

Ana menyelipkan untaian rambut ke telinganya sebelum berbicara. Sementara kedua tangannya bertumpu pada balkon. Satu tangannya memainkan gelas berisi jus jeruk. "Rasanya gue bahagia banget."

"Bahagia kenapa?" tanya gue, masih terdengar suara-suara Juna dan yang lain di Ruang Makan. Tadi pas Mason telah pergi dengan susah payah, gue ijin ke balkon, cari udara segar.

"Ya semuanya baik-baik aja, gitu," jawab Ana, senyumnya berkembang.

"Kalo hubungan kita ... baik-baik aja gak?" gue bertanya sambil melirik ekspresi Ana. Cewek itu termangu untuk sesaat sebelum tersenyum miris. "Lo tau sendiri lah, Mik. Kita gak bisa bareng. Bahkan orangtua kita dulunya pernah ngalamin yang sama. Dan lo tau sendiri, mereka akhirnya gak bareng."

"Kenapa Miles sama Jules bisa bareng sementara kita enggak?" gue memajukan badan, membetulkan letak sweater yang Ana pakai.

Pipi Ana bersemu. Namun dia bungkam. Gue menjauh, mengacak rambut Ana sebelum masuk ke dalam Ruang Makan lagi. Meninggalkan Ana sendiri.

"Mik."

Langkah gue terhenti.

"Malem ini lo hebat," Ana mengacungkan dua jempolnya sambil tersenyum. "Makasih udah mau gendong gue, ya. Padahal jaraknya jauh banget dari pusat kota."

Bibir gue membentuk senyum kecil. Menengok ke belakang, gue mengulurkan tangan. Ana menyambutnya dengan senang hati, dia berlari ke arah gue. Gue langsung merangkul bahunya, sementara dia, seperti dulu, menaruh kepalanya di bahu gue.

Dan kami berjalan menuju Ruang Makan bersama-sama, menerima siulan dan godaan dari Juna dan yang lain begitu melihat posisi kami.

Setelah selesai makan malam, kami kembali ke Dunia Nyata lewat portal, diantar oleh Miles. Cowok itu katanya ingin berbicara dengan Nyokap gue, berusaha membuat Nyokap gue 'ingat' lagi tentang Eddenick dan memintanya mencabut portal.

Namun begitu kami sampai di kamar gue, teriakan seseorang terdengar melengking.

Teriakan Nyokap.

Sebelum ada yang bereaksi, gue langsung berlari menuju asal teriakan, dapur. Saking cepatnya, gue nyaris terjatuh di tangga. Betapa gue terkejutnya kala melihat Revon--bukan, Reeveles, berada di dapur dengan jubah abu-abunya. Untaian es beku mengalir di kelima jarinya, membentuk sebuah kawat berduri tajam yang solid.

TRS (3) - Mika on FireWhere stories live. Discover now