M-J :: (22) After

68.6K 6.4K 522
                                    

M-J :: (22) After

=============

M I K A

Gue terbangun.

Disorientasi.

Gue seperti telah bermimpi panjang. Sangat panjang hingga gue merasa semuanya nyata. Tubuh gue kelelahan, seolah telah terbebani lama. Gue membuka mata, hal pertama yang gue tahu, gue berada di kasur. Hal kedua, yang membuat gue terkejut, sekarang tanggal 25 Mei. Padahal gue yakin, gue tidur di tanggal 1 Mei, berharap nantinya bakal mendapat hadiah dari Nyokap karena berulangtahun.

Tapi, 25 Mei?

Ada sesuatu yang salah, gue tahu itu.

Gue turun dari kasur, keluar kamar dan menuruni tangga. Tampak Mello tengah meminum teh hangat di bar kecil kami. Kami berdua saling tatap, bingung.

"Lo ngerasa ada yang aneh, gak?" tanya gue.

Mello mengangguk. "Mello kayaknya kelamaan tidur jadi gini."

Gue duduk di sebelahnya, ikut membuat teh hangat. "Gue mimpi gue punya kembaran dari dunia entah apa .... Dan abis itu ada portal ... ada peri ... ada ... ugh!"

Kepala gue terasa berdenyut kala mengingat mimpi itu. Seolah ada blok yang menghalangi gue untuk mengingat lebih jauh.

"Kak, itu mobil yang disamping city car Mama punya siapa, ya?" tanya Mello penasaran sambil menunjuk mobil merah yamg ada di samping city car Nyokap.

Gue menjetikkan jari. "Di mimpi gue, itu mobil hadiah dari Nyokap!"

"Ada kuncinya?" tanya Mello antusias.

Gue melihat tempat kami biasa menggantung kunci. Terdapat kunci asing di sana. Gue yakin betul itu kunci mobil merah itu.

Semuanya terasa sangat aneh, canggung, dan membingungkan. Apa yang terjadi? Apa mimpi itu nyata? Atau tidak? Gue menyisir rambut dengan jemari, berusaha mengingat lebih lanjut.

Tapi tetap diblok.

Gue menaiki tangga menuju lantai dua, bermaksud menghampiri Nyokap dan menanyakan mimpi itu. Kali saja Nyokap tahu. Gue mengetuk pintu kamar Nyokap tiga kali.

Tidak ada jawaban.

Dengan tak sabar, gue menggedor pintu itu.

Tetap tak ada sahutan.

Gue menghela napas, berusaha sabar. Gue ketuk pintu Nyokap pelan. "Ma, Mama di dalem? Ini Mika. Bangun, Ma. Udah pagi."

Masih tak ada jawaban. Pasti Nyokap masih tidur. Gue membuka pintu kamar Nyokap pelan. Ternyata, Nyokap terbaring di kasurnya. Rambut ikal Nyokap jatuh di bahunya. Nyokap memakai piyama yang paling bagus. Baju itu berwarna putih cerah dengan motif bunga-bunga. Dengan posisi seperti itu, Nyokap tampak damai. Apalagi senyumnya dalam tidur. Gue ikut tersenyum.

Pandangan gue beralih ke arah nakas. Tergeletak surat yang telah menguning. Rasanya gue pernah melihat surat itu. Dengan rasa penasaran yang kuat, gue pun membaca isi surat.

Eddenick, 1 Mei 1997  

Ini kesalahanku karena tidak membawanya ikut serta. Aku hanya membawa Mika dan segala kesedihanku yang larut karenanya. Aku menaruh segala rasa percayaku pada Mika, hingga aku menaruh portal menuju Dunia Nyata di kamar tidurnya. Aku tahu tindakanku mengandung konsekuensi yang dapat menyakiti Mika dan dia. Namun, aku tidak bisa melakukan apa-apa.  
Aku tahu kedepannya, dia menaruh dendam pada Mika. Aku tahu, dia yang akan menerobos portal secara ilegal untuk mencari Mika dan membawanya pada kegelapan. Namun, lagi-lagi aku tidak sanggup. Aku harus melakukan ini.  

TRS (3) - Mika on FireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang