TRS (3) - Epilog

109K 7.2K 1.1K
                                    

TRS (3) Epilog

============

Banyak sekali ucapan selamat yang ditujukan pada kedua mempelai itu. Termasuk beberapa kerabat dekat. Wajah keduanya tampak bahagia, yang perempuan terus tersenyum dan laki-laki terus menggenggam erat bahu perempuan.

"Oh my God! Ana, you look beautiful," seorang perempuan blasteran memeluk perempuan bernama Ana dengan ceria.

Ana tertawa kecil. "Thank you, lo juga cakep banget. Kapan nyusul?"

Perempuan blasteran itu meringis, tidak tahu harus menjawab apa. Nyatanya perempuan itu sama sekali belum ada niatan untuk menikah. Di samping itu, seniornya, Ana, sudah lama berpacaran dengan laki-laki itu sementara dia tidak ada calon.

Bukan.

Perempuan blasteran itu, masih stuck.

"Oh, ayolah, Luna. Masih keinget Juna?" Ana bertanya dengan jengkel.

Perempuan blasteran bernama Luna itu tersenyum, tidak menjawab juga tidak mengelak. Luna mengedikkan bahu.

"Jangan bilang-bilang aja kalo gue masih stuck, tengsin bro," Luna berusaha bercanda.

"Gue dikacangin nih," laki-laki di sebelah Ana langsung menggerutu.

Luna tertawa kecil, begitupun Ana. "Wow, Ayang Faren merasa dikacangin," ejek Luna.

"Dasar," Faren bergumam, senyumnya terkulum.

Mereka mengobrol sebentar sebelum Luna pamit pulang. Seperti biasa, Luna pergi ke cafe di pinggiran sungai Paris. Menonton video dimana seorang cowok berumur enam belas tengah berbicara di depan kamera, cowok itu Juna.

Sudah beberapa tahun berlalu, namun Luna pun tak pernah lupa. Seperti terpatri di otaknya selamanya. Luna mungkin dulu bintang cheerleader, memiliki popularitas, dan setelah menyangkut tentang cowok itu, pikiran dia buyar.

Tepat saat Luna membuka laptopnya untuk menonton video itu, seorang laki-laki berambut hitam dan mata cokelat masuk ke dalam cafe. Tangannya mengacak-acak rambutnya yang berantakan sebelum berjalan ke kasir. Penjaga kasir tampak kagum pada laki-laki itu sebelum tersadar dan menanyakan pesanannya.

Seperti biasa, hot mochacinno.

Laki-laki itu berjalan menuju bangku. Matanya tertuju pada Luna yang tampak nelangsa menonton video di laptopnya. Salah satu lengan laki-laki itu menjepit setangkai bunga dandelion sebelum duduk di bangku yang berhadapan dengan Luna.

Begitu video selesai, Luna mendongak begitu merasakan aura manusia di hadapannya.

Luna mendengus.

"Kayaknya di sini ada salah satu korban temen bego gue yang akhirnya temen bego gue itu jatuh cinta ke orang itu lalu temen bego gue itu tau kalo dia juga dijadiin taruhan dan akhirnya temen bego gue move on ke adek tirinya," laki-laki bernama Mika itu tertawa kecil. "Hai, Lun."

"Shut your fu--"

"Gak boleh ngomong kasar, ini tempat umum."

Luna ingin mengatakan sesuatu lagi, namun wajah Mika membuatnya bungkam. Luna tidak ingin menghabiskan tenaganya karena badut kelas seperti Mika.

Akhirnya hening. Mika maupun Luna meminum minuman masing-masing. Sibuk dengan pikiran masing-masing. Sampai Mika menghancurkan es diantara mereka.

"Gue pergi ke pernikahan mereka. Gue nyaris ke sana. Gue mau ngasih bunga dandelion ke dia. Tapi itu terlihat bodoh karena kalau gue melakukannya, sama aja gue membawa masa lalu. Gue mau memperbaiki semuanya. Tapi sesuatu menahan gue. Jadi, gue pergi ke sini dan bertemu dengan lo yang ternyata masih sakit hati karena Juna udah punya dua anak."

"Lili dan Aslan, mereka lucu," gumam Luna, "Gue sering liat mereka bareng Juna dan Lizzy, mereka bener-bener ..." jeda, "... potret keluarga."

Mika berpikir, cukup lama untuk Luna. Laki-laki dengan rahang tegas itu berdiri. Luna kira, Mika akan pergi meninggalkannya seperti yang Juna lakukan dulu. Namun, Mika malah membuang bunga dandelion untuk Ana ke dalam tong sampah.

Mika nyengir. "Ini bukan tong sampah biasa."

Luna yang melihat kelakukan Mika tertawa kecil. "Emang itu tong sampah apa?"

"Tong sampah ..." Mika tersenyum, "Tong Pembuang Masa Lalu."

===M i K a===

a.n

Gimana Faren Ana bisa bareng? Kenapa Mika telat cegah Ana pergi? Kenapa Mika Ana gak bareng? Gimana kelanjutan Mika Luna? Gimana Eddenick? Gimana Mellody? Gimana Revon dan Ayah Asli Mika? Gimana tentang The Rules?

Masih banyak pertanyaan yang belum dijawab, silahkan berimajinasi! ^-^

Mungkin orang berpikir akhir cerita ini gantung, tapi gue gak bakal mengubah alurnya. Gue suka menulis satu momen di epilog dan membiarkan kalian berpikir gimana kelanjutan Mika-Luna atau Faren-Ana. Seperti di TRS 1 dimana cuman Luna doang yang disorot terus akhir-akhirnya muncul Juna-Lizzy

===M i K a===

Ucapan Terimakasih

- Sashi Kirana: Thankies for everything, words never express my feeling! I love you to the moon and back, best friend for life and cheers!

- Anggi: ANGGI TATAT, GUE TUNGGU TEEN FICTION BARU LO, KAY

- Kak Vira: Makasih udah baca cerita Ulan!! Aaa, sayang Kak Vir terus

- Zela: I really luv your comments! Zela respect banget sumpah. Makasih ya!!

- Unica Diah: Sebelumnya, gue minta maaf sedalamnya karena gue nolak permintaan lo soal nama itu. Gue cuman gak bisa mengubah nama segampang itu. Tapi, makasih karena masih mau baca Mika on Fire!!

Untuk semuanya, terimakasih ya!

Ini Ending Mika On Fire!

^^

TRS (3) - Mika on FireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang