(2) Abi: Is It Fate?

25.9K 3.3K 155
                                    

Sialan! Maki gue dalam hati.

iphone 6 gue tertukar dengan orang lain. Dan yang membuat gue belingsatan gak karuan adalah, iphone gue tertukar dengan wanita yang gue ajak ribut di mobil tadi pagi.

Tapi sumpah deh itu cewek mulutnya pedes abis. Orang nyolot dibales nyolot. Ampun!

Sesungguhnya gue iya-iya ngga-ngga sih pas jemput dia di Cihampelas. Bayangkan, gue baru menuju Bandung pukul 4 pagi dari Bogor. Mama, Papa, Mas Adit, dan keluarga besar kami sudah berada di Bandung sejak kemarin. Sementara gue baru saja pulang dari Singapore tadi malam.  Cuma bermodalkan tidur-tidur ayam, gue harus nyetir mobil di pagi buta demi datang ke lamaran seorang Aditya Langit Wimala. Kakak gue itu harusnya ngasih reward untuk adeknya ini.

Dan tadi pagi dengan keadaan sadar tak sadar, calon kakak ipar gue yang super imut nan manis lagi rupawan meminta gue untuk menjemput sahabatnya di pool salah satu travel. Jelas saja otak setengah waras gue bereaksi. Sepanjang jalan isinya hanya cekcok mulut antara gue dan wanita tak dikenal itu. Sialan!

Dan kini, gue berada di Stasiun Kiaracondong. Mengejar wanita itu ke Purwokerto (ini bahasannya kayak gue diputusin ye trus lagi mengemis cinta. Cih!). Demi sebuah ponsel, yang bila tanpanya gue menderita, sangat! Ntah itu cewek beneran ceroboh atau gue yang ceroboh. Namun gue merutuki diri sendiri yang hari ini lupa mengenakan casing ponsel di iphone gue. Tadi malam gue lepas saat baru pulang dari Singapore. Dan ternyata tindakan kecil malam itu berbuah kepahitan hari ini. Good job Abizar!

Sedari tadi gue mencoba menghubungi ponsel gue. Berharap wanita itu mau membukakan email-email kerjaan gue. Banyak penawaran dan berkas penting perusahaan lainnya yang gue yakin masuk ke email. Ya memang sekarang Sabtu, namun gue merasa setiap hari adalah hari Senin.

Namun jawaban dari wanita itu sungguh membuat kening gue berdenyut. Pusing setengah sinting gue menghadapi wanita ini. Nenek sihir itu memutuskan untuk menolak panggilan gue dan hanya memperbolehkan kami berkomunikasi melalui whatsap. Ya which is dia pake whatsap gue dan gue pake whatsap dia.

To: Nenek Sihir
Liatin email gue yang baru-baru. Kabarin gue kalau ada penawaran baru untuk perusahaan gue.

From: Nenek Sihir
Lo lagi di jalan kan? Sampe sini bisa lihat sendiri!

Si kampret! Gue mencoba menetralkan emosi sesaat ini. Meredam amarah yang membuncah. Apa susahnya sih ngecek email aja? Nggak sampai 10 menit.

To: Nenek Sihir
Liatin email doang nggak makan usia lo! Cepet liatin sekarang.

From: Nenek sihir
Dari pada liatin email lo, gue tertarik liat whatsap lo.
Playboy kelas teri lu ya. Cih
NAJIS!

Apa? Dia mengumpat ke gue? Sialan memang ini cewe.

Dan apa tadi? Dia ngecek whatsap gue? Sumpah demi paha mulus personil SISTAR gue nggak suka ada manusia-manusia yang tahu tingkah minus gue godain cewek-cewek.

To: Nenek Sihir
Gue ingetin gausah buka chattingan orang sembarangan!

Sumpah gue sudah terlanjur emosi sama manusia ini. Cakep sih, tapi gila banget emang kelakuannya. Kesel.

***

Setelah perjalanan yang gue rasa cukup untuk memejamkan mata yang kurang tidur ini, akhirnya gue sampai di Stasiun Purwokerto. Segera saja gue memesan taksi dan menunjukkan alamat hotel yang telah di instruksikan oleh wanita itu. Hari sudah pagi saat gue tiba, dan gue sangat ingin segera menggenggam ponsel gue yang tertukar itu.

Eensklaps | PUBLISH ULANG VERSI WATTPADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang