(23) Abi: I Can't Bear It.

19.6K 2.3K 165
                                    

Hari ini adalah waktu yang dijadwalkan oleh tim PR dan legal BenkaBenka untuk melakukan konferensi pers mengenai klarifikasi pemberitaan miring yang diterima BenkaBenka. Bertempat disalah satu restoran di Kuningan, tim gue sudah bersiap menyambut para awak media yang akan meliput konferensi pers ini.

Monika sedari tadi sudah mondar-mandir layaknya setrikaan. Virga yang sengaja datang dari Bogor, juga sedang merapal doa yang entah doa apa. Tim gue sibuk dengan laptop dan tab masing-masing. Dendy dan Badra yang gue tugaskan untuk menjadi koordinator dari konferensi pers ini, juga sibuk dengan ponsel masing-masing, menghubungi awak media yang belum tiba di lokasi.

Melihat beberapa awak media yang sedang merakit kamera dan mempersiapkan mikrofon untuk wawancara ini, mengingatkan gue akan Tisa. Sejujurnya gue tidak mengerti sama sekali bagaimana ia bekerja di kantornya, apa saja yang menjadi job desk-nya dan bagaimana pembagian tugas antara Tisa dan rekan-rekannya. Yang gue tahu hanya sebatas; Tisa merupakan asisten produser, sering ke butik-butik, narasumbernya make up artist atau desainer, dan sering bepergian ke luar negeri. Seketika ini juga, gue merasa gagal menjadi pacarnya.

Pukul sembilan pagi akhirnya Dendy menginstruksikan untuk membuka konferensi pers ini. Badra langsung memberi gue jalan untuk masuk ke venue yang tersedia. Meja panjang dengan beberapa kursi yang diperuntukkan untuk gue dan pembicara lainnya sudah tertata rapi. Gue duduk di tengah, disusul Monika, Badra, dan Dendy di sisi kanan, serta tim pengacara BenkaBenka di sisi sebelah kiri.

Badra membuka konferensi pers ini, dilanjutkan dengan pemaparan data-data yang tim kami himpun dan terpampang jelas di layar proyektor oleh Dendy.

Setelah analisis data dan bukti kami beberkan, tim pengacara mengambil suara untuk menjelaskan langkah hukum yang akan kami lakukan terhadap oknum yang sudah mencemarkan nama baik perusahaan, tak luput juga disampaikan perihal negosisasi secara kekeluargaan apabila oknum yang bersangkutan berkenan untuk mengajukan permintaan maaf langsung kepada kami. Ini semacam sayembara yang memaksa oknum pelaku untuk jujur, namun tanpa iming-iming hadiah. Hadiahnya mungkin masuk penjara atau pengampunan aja deh, ya.

Selanjutnya, tiba giliran gue untuk berbicara. Awalnya, tim PR menganjurkan agar gue hanya duduk manis dan melihat kinerja tim BenkaBenka dalam menjalankan konferensi pers ini. Namun menurut gue, sebagai pemimpin dari BenkaBenka, anak perusahaan dari PT. Wimala Textile, gue juga harus buka suara mengingat perusahaan papa harus dibersihkan namanya. Papa pun pernah berpesan, gue harus menghadapi masalah apapun yang mendera perusahaan gue dari depan layar, bukan hanya di belakang. Karena tanggungjawab itu ialah, ketika pemimpin berhasil maju di depan, membentengi para bawahannya dari ancaman luar yang berpotensi menjatuhkan perusahaan.

"Selamat pagi semua. Terimakasih untuk awak media yang sudah mau datang dan meliput pernyataan terbuka kami, BenkaBenka Clothing Line Indonesia. Terimakasih atas kesabarannya menanti kami yang menyiapkan data dan bukti bahwa semua ini hanyalah kesalah pahaman yang harus diluruskan."

"......... Berdasarkan temuan video yang menyerang BenkaBenka dan PT. Wimala Textile, hari ini saya, Abizar Wimala, selaku pendiri BenkaBenka Clothing Line Indonesia, menyatakan bahwa video tersebut hoax atau fitnah yang dibuat oleh oknum tak bertanggung jawab. Perusahaan kami memiliki data—sejak berdiri, hingga saat ini. Data tersebut dengan sangat jelas sekali membuktikan bahwa kami, PT. Wimala Textile, tidak pernah sekalipun menunda atau tidak membayarkan hak dasar karyawan yang kami pekerjakan. Seluruhnya sudah dijelaskan oleh Dendy, tim research kami." Gue menarik napas sebelum melanjutkan kalimat.

"......... Untuk itu, kami memohon maaf atas kekacauan yang telah terjadi. Dan dengan tidak mengurangi rasa hormat kami kepada para konsumen setia BenkaBenka, silahkan tetap membeli produk kami tanpa iming-iming efek penyebaran video hoax tersebut. Produk kami sudah terbukti berkualitas baik dan kami juga menjamin karyawan kami terfasilitasi dengan baik."

Eensklaps | PUBLISH ULANG VERSI WATTPADWhere stories live. Discover now