(21) Abi: I Need You to Stay

18.6K 2.4K 202
                                    

Bogor, 7.00 AM

Pagi cerah untuk jiwa yang sepi. Nyanyi kan gue. Eh pada tahu lagunya nggak?

Gue sudah menghabiskan waktu dua hari buat nggak tidur. Sehari lagi nambah, dapat payung cantik.

Seminggu ini gue bolak-balik Jakarta-Bogor kayak orang penting. Investigasi privat dengan Virga dan papa serta orang-orang kepercayaan papa di Bogor, dilanjut menelaah data-data pabrik beberapa tahun kebelakang sampai mabok, hingga pendekatan dengan karyawan pabrik untuk mengetahui sebenarnya keinginan mereka itu apa dan sebenarnya mereka sejahtera atau tidak saat bekerja di PT. Wimala Textile ini. Ada kasus aja lo baru deket-deket karyawan, Bi! Jangan ditiru ya kelakuan gue wahai netijen.

"Bi, mau sarapan apa?" Virga tahu-tahu sudah nongol di balik pintu ruang kerjanya—yang gue pakai untuk bekerja dan istirahat.

"Apa yang lo beli gue makan deh, Vir." Ujar gue malas, sambil membolak-balik daftar penerima tunjangan pensiun tahun 2016.

"Yaudah, gue keluar dulu ya." Virga pamit meninggalkan gue.

Gue hanya mengangkat sebelah tangan ke udara, tanda menyetujuinya.

Rencana hari ini, gue pulang ke Jakarta lagi. Kasus ini sudah banyak mengumpulkan bukti, bahwa PT Wimala Textile tidak pernah sekalipun melalaikan tanggungjawabnya untuk memenuhi hak dasar para karyawan. Gue yakin memang ini kerjaan orang-orang kurang kerjaan yang ingin menjatuhkan nama baik BenkaBenka yang akhir-akhir ini memang sedang naik daun di dunia fashion Indonesia. Namun, siapa yang tega menciptakan gosip murahan ini?

Papa, pemilik tunggal dan sah dari PT. Wimala Textile, sejak awal tidak terlalu kaget dengan beredarnya kabar ini. Beliau berkata, sudah banyak cobaan dalam bisnis yang ia hadapi selama berpuluh-puluh tahun. Namun, kali ini cobaannya cukup modern dengan memanfaatkan teknologi media sosial, yang penyebarannya lebih massive dibandingkan dengan cobaan para pengusaha jaman dulu.

Kali ini papa hanya mengawasi dan memberi bantuan seperlunya. Karena gue yang ingin bertindak meluruskan masalah ini. Untuk meringkan beban papa juga, karena perusahaan yang mati-matian dia kembangkan dari pas eyang kung ngasih warisan ini, harus tercoreng dengan pemberitaan yang sumber awalnya mengungkit brand BenkaBenka, usaha gue.

Oh well, jangan berpikiran gue itu CEO perusahaan besar warisan keluarga gitu loh ya. Sebenarnya gue entrepreneur, yang memang dari lulus kuliah langsung memutuskan terjun ke perusahaan papa untuk bantu mengembangkan perusahaan. Bukan untuk bertengger menjadi pewaris perusahaan trus ujug-ujug jadi CEO gitu. Alih-alih menggantikan posisi papa, gue lebih excited mengambangkan clothing line yang sudah menjadi impian gue saat kuliah. Gue bukan desainer sih, tapi jiwa wirausaha gue kuat banget, pas juga masuk jurusan manajemen. So, ketika gue selesai kuliah, gue berjuang untuk mempelajari tentang material tekstil sampai ke akar-akarnya. Dulu bedain katun sama polycotton saja tidak lulus, obras sama jahit biasa saja gue bingung dimana letak bedanya. Namun, gue belajar banyak dari papa dan para karyawannya. Setelah gue rasa ilmu yang gue dapat cukup, which is satu tahun setelah kuliah, gue akhirnya memberanikan diri untuk meng-hire desainer. Desainer pertama gue itu Masayu Dinda, adik kelas gue dulu di kampus yang kebetulan mengambil jurusan tata busana. Bisa dibilang, Dinda ini orang yang berjuang sama gue dari nol. Kita bangun BenkaBenka dari studio kecil di pabrik papa, kemudian bisa naik daun lewat bantuan 'miss kepo sejagad raya', Monika Natawijaya. Jadi kalian semua mengerti kan mengapa Monika sangat kurang ajar sama gue? Karena dia adalah manusia yang sangat berjasa dalam perjuangan gue menjalankan clothing line BenkaBenka ini.

Dinda hanya ikut gue satu tahun, sebelum akhirnya memutuskan resign karena menikah dan mengikuti suaminya yang bertugas di Finlandia. Terpaksa gue hire desainer lagi yang bertahan sampai saat ini. Namanya Briana Chandra. Jarang muncul memang di kehidupan gue yang nista ini, karena dasarnya dia sudah tidak bekerja full time bersama BenkaBenka. Saat ini kebanyakan, designing produk baru dilakukan oleh desainer-desainer muda berbakat yang di hire dan dipimpin langsung sama Briana dan tergabung dalam BenkaBenka Designer Crew, yang jumlahnya 4 orang. Kapan-kapan deh kita main ke studionya BenkaBenka ya, nunggu masalah ini kelar.

Eensklaps | PUBLISH ULANG VERSI WATTPADTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon