(15) Tisa: I'm Quitely Sober

19.1K 2.4K 68
                                    

Kebaya yang gue kenakan menyiksa. Rok lipetnya nge-press banget diantara paha dan pinggul, membuat gerak gue gak leluasa. Gini nih kalau waktu fitting sama acaranya deketan. Gue menyalahkan diri sendiri kok. Eh nggak deng, menyalahkan keadaan. Karena kerjaan gue yang super duper numpuk, jadinya gue menunda terus fitting kebaya sama Rinjani. Eh, apa gue yang gendutan ya?

Acara resepsi Ana sudah berjalan sejak satu jam yang lalu. Adit juga sedang membuang-buang suara sumbangnya di panggung, bikin gue pengen beranjak dari ini resepsi. Maap maap nih ye, Dit. Suara lo tuh nggak enak gitu bagi gue, jadi rada-rada mengganggu indera pendengaran gue. Ana bakalan geplak gue nggak ya kalau ketahuan ngehina suaminya gini?

Pernikahan ini membuat gue terharu. Sahabat gue yang paling gue sayang, akhirnya melepas masa lajangnya. Setelah gagal nikah dan mendapat kenyataan memilukan tentang suatu hubungan. Gue sempet nangis haru tadi, ternyata begini ya rasanya melepas perginya masa lajang dari sahabat sendiri. Atau sebenarnya gue sedih karena ternyata gue juga mengidamkan pernikahan? Ntahlah.

Sedari tadi, Abi tak terlihat batang hidungnya. Tadi sih awal-awal resepsi dimulai gue masih bareng dia karena kita pasangan jadi bridesmaid dan groomsman, tapi sekarang udah hilang aja itu bocah. Ya sekarang sih gue lagi minum-minum cantik sama anak-anak Nat TV. Tapi sejujurnya males, karena pertanyaan mereka cuma satu dan memuakkan, "Kapan lo nyusul, Tis?". 

Demi proposal nikahannya Vicky Prasetyo-Angel Lelga, gue bosen dapet pertanyaan gak mutu gitu!

"Tisa habis ini kan? Ana sama Tisa kan selalu bersama." Mbak Haftia ikutan nimbrung dalam pembicaraan geng nista saat ini.

Geng nista itu isinya si Mas Indra, Priska, Mbak Bianca, Mbak Abby, Jimmy, Dewi, Laras, Ina, dan Mas Yoga, si atasan kece kita. Bahkan seorang Mas Yoga aja masuk ke geng nista. Hebat!

"Sabar atuhlah, Mbak. Masih menikmati kesendirian." Gue berdalih sambil menghabiskan siomay dipiring.

"Itu alasan klasik jomblo gak laku, Tis." si cabe atas nama Indra Sutowo mulai lenjeh lambe-nya.

"Ihhhh, Mbak Tisa tuh punya pacar tau." Ina, si junior gue tiba-tiba membuat semua mata melotot.

"Hah? Kutukan lo hilang ya, Tis?" Mas Yoga yang kalian agung-agungkan itu berulah.

"Siapa sih, Na?" Produser 'Maha Baik' bernamakan Bianca bertanya.

"Kemarin apa ya? Dan beberapa hari yang lalu, Mbak Tisa dijemput sama cowok. Bukan anak Nat yang pasti. Udah gitu ganteng. Emang cocok sih sama Mbak Tisa." Duh gue harus berhati-hati nih sama si Ina. Diem-diem menghanyutkan.

"Seriusan? Whoaahhhhh! Ini kudu masuk lambe turah nih." Priska mencela. Najisin kan nih emang geng nista.

"Woy woy woy! Orang yang kalian gosipin nih disini woy!" gue bersuara menghentikan gosip murahan mereka. Gue tau sih yang Ina maksud si Abi. Ya siapa lagi coba cowok yang jemput gue kemarin-kemarin di kantor selain dia. Si Abi kalau gue larang ngambekan dia. Terus kok sekarang gue peduli sih dia ngambek apa nggak?

"Udah deh, Tis. Resmiin sekalian. Udah umur ini." Mas Yoga menimpali.

"Udah umur? Gue belum setua itu, Mas." Bantah gue.

Belum sempat Mas Indra menyajikan data lambe turahnya, MC tiba-tiba memanggil nama gue untuk bernyanyi di panggung. Ditambah tangan Adit melambai-lambai ke arah gue dari panggung. Ini bercandaannya nggak lucu emang.

Ditambah lagi seluruh mata akhirnya berpusat pada gue. Dan geng nista beserta antek-antek Nat TV lainnya semakin memperkeruh suasana. Ana dan Adit yang lagi peluk-pelukan dipanggung pun ikut-ikutan. Semakin terasa menyebalkan saja resepsi ini.

Eensklaps | PUBLISH ULANG VERSI WATTPADUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum