Bab 2

320K 25.2K 819
                                    

Kok rasanya lebih baik jadi pengangguran aja ya - Calya

"Wes baru diPHK ya lo," Kesi langsung nyeletuk saat melihat aku di depan pintu ruangan publikasi. Pengen jejelin cobek deh ke mulutnya si Kesi.

"Iya hampir diPHK gue, tapi entah kenapa gue milih diPHK aja. Jadi pengangguran," sahutku dengan wajah lesu dan langsung duduk di mejaku.

Kali ini bukan cuma Kesi saja yang semangat, ada Zein, Nunuk dan Jojo yang pasang telinga. Aku tau mereka sedang mencuri dengar, mereka ini kelompok rumpi termasuk aku sih. Tapi topik rumpian mereka pasti gak jauh-jauh dari Thomas atau aku.

Beruntung Mas Rangga masih adem ayem di dalam ruangannya. Iya Mas Rangga itu manajer publikasi, alias bos langsungnya aku. Heran deh kenapa tadi yang gak disemprot Mas Rangga aja sih?

"Udah kalau gak kuat resign aja," komentar Jojo yang sedang menggerakkan mouse komputernya sambil ngemil keripik kentang.

"Kalau bisa sih udah dari dulu kali."

"Kenapa gak bisa resign?" kali ini Zein yang bertanya, pria irit suara yang lebih muda dari pada aku. Sayangnya kalau dia udah ngomong debat pilkada lewat deh.

"Gajinya menggiurkan." Aku nyengir menatap mereka yang dibalas dengusan kompak.

"Ya ilah lo minggat dari sini pasti dapat yang lebih lagi," nah mulaikan si Zein ngajakin debat pilkada.

"Kembali ke komputer guys!" seru Mas Rangga yang tiba-tiba nongol. Mas Rangga itu duda gesrek, otaknya selangkangan mulu, tiap malam indehoy pula.

"Eh Cal, lo tadi diapain sama Pak Bos? Kena semprot lagi?" Mas Rangga berdiri bersandar di kusen pintu ruangannya. Wajahnya terlihat menyebalkan, senyum manis yang gak akan ngebuat aku melayang. Sorry aje!

"Iya gara-gara Mas nih! Harusnya yang didamprat itu Mas Rangga, wong aku cuma staff."

"Tapi gue baru kali ini loh tau ada karyawan habis disemprot langsung naik jadi supervisor," dengan wajah tengilnya Mas Rangga melambai-lambaikan selembar kertas di tangannya.

Aku mengerutkan dahiku tidak paham. Ya kali aku naik jadi supervisor, udah gila kali ya si Pak Bos.

"Ah lemot lo! Ini lo naik jadi supervisor dan lo bakal terima pembaruan kontrak. Jadi jangan lupa laporin e-mail yang baru," jelas Mas Rangga meremukkan kertas di tangannya dan dilemparnya tepat ke atas mejaku.

"Anjir!" teriakku kaget dan memungut kertas tersebut. Sedangkan Mas Rangga udah masuk ke kandangnya lagi.

"Lo pakai pelet apaan si Cal?" komentar Nunuk. Nama boleh Nunuk unyu, tapi muka Nunuk sangar mampus, penuh brewok dimana-mana.

Boss Dan Mantan (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now