Bab 10

220K 20.1K 439
                                    

Masa lalu itu terkadang lucu. Apa lagi yang berhubungan dengan mantan - Calya

Setelah kembali dari acara launching yang lamanya minta ampun itu, aku dan Thomas memilih makan malam dulu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah kembali dari acara launching yang lamanya minta ampun itu, aku dan Thomas memilih makan malam dulu. Pilihan Thomas gak akan jauh-jauh dari restoran Sunda.

Thomas itu, suka banget sama makanan sunda. Dia tergila-gila dengan yang namanya lalapan. Dulu aku pernah berpikir untuk menitipkan Thomas di kebun tanpa makanan. Sudah pasti Thomas bakalan tetap hidup dengan nyemilin daun.

"Kamu kenapa diam aja dari tadi?" tanya Thomas saat kami menunggu pesanan datang. Ikan bakar gurame yang menggugah selera terus terbayang olehku.

"Saya cuma lagi kelaperan aja Pak," sahutku jujur. Thomas itu gak suka dibohongin jadi lebih baik jujur.

Sudut bibir Thomas terlihat berkedut, aku tahu dia ingin tertawa dan sebentar lagi nyinyirannya akan keluar.

"Kamu baru makan snack sebelum ke sini Cal. Sebelumnya juga udah makan siang bahkan nambah," omelnya. Aku kira dia sudah berhenti mengomel, ternyata masih ada sambungannya. "Kamu ini badan kecil tapi makannya banyak, boros juga ternyata," lanjutnya.

Sekarang aku rindu Thomas saat kuliah, cool dan pendiam. Bukan Thomas yang cerewet dan bawel begini. Apa Thomas punya dua kepribadian? Aduh kok serem ya.

"Ya kalau Bapak gak mau bayarin saya jangan pakai acara ngomel. Saya bisa kok bayar makan sendiri," aku menekuk wajahku.

Sebenarnya aku masih kesal dengan pacarnya si Thomas ini. Inggrit itu mulutnya gak direm, bahkan gak ada penyaringnya. Mungkin hampir sama kali dengan Thomas. Gak kebayang gaya pacaran mereka kayak apa.

Kalau aku dulu sama Thomas kebanyakan jeda iklannya, alias diam-diaman aja. Aduh kok aku jadi ingat masa lalu ya. Gak banget sih!

"Bukan soal bayarinnya Cal. Saya cuma heran kamu ini kok bisa kecil tapi makannya banyak," komentar Thomas. Ini kok dia berisik banget sih. Panas juga lama-lama ini telinga dengar komentaran gak pentingnya itu.

Aku diam saja dan hanya berpura-pura menyibukkan diri dengan ponselku. Sebenarnya aku gatal ingin bertanya soal Thomas dan Inggrit. Tapi kok rasanya gak sopan, secara Thomas ini atasanku, dia yang menggajiku. Dengan kata lain dia yang ngasih makan aku.

"Pak."

"Cal."

Kok bisa kompakan begini sih? Aduh tolong ini bukan pertanda jodoh kan?

"Kamu duluan aja Cal," Thomas mengalah.

Aku memainkan jari-jariku di atas layar ponsel. Berpikir menyusun kata-kata yang kira pantas untuk dilontarkan.

"Lama banget sih Cal mikirnya. Udah saya aja yang duluan," sela Thomas yang tidak sabaran. Boleh aku lakban gak sih itu bibir Thomas?

Aku memicingkan mataku sebal. Apa salahku di masa penjajahan dulu sampai bisa dapat karma si Thomas begini.

Boss Dan Mantan (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now