Bab 9

210K 20K 619
                                    

Menjauhlah sebisa kalian dari pria berpacar. Tapi kalau pria itu bos kalian terima nasib aja - Calya

Hari senin merupakan hari tersibuk, macet dimana-mana belum lagi hujan yang sudah mengguyur sejak pagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari senin merupakan hari tersibuk, macet dimana-mana belum lagi hujan yang sudah mengguyur sejak pagi. Semua orang berlomba-lomba naik mobil, termasuk aku. Walaupun gak punya mobil dan gak bisa bawa mobil, sekarang yang penting punya duit. Maka, download saja aplikasi taxi online dan voila! Kita bisa naik mobil. Eh tapi angkot kan mobil juga.

"Gila itu muka lo kok bisa lecek banget?!" Kesi berteriak setengah histeris saat melihat penampakanku di depan pintu.

Aku hanya menatapnya sinis dan langsung duduk di meja kerjaku. "Gila gue kehujanan Kes! Naik angkot padahal," ceritaku sebal.

Ini semua karena paket internetku habis, jadi gak bisa pesan taxi online dan terpaksa nyari angkot dengan berpayungan. Aku hanya bisa cemberut saja, apa lagi saat payungku tertiup angin dan seketika aku seperti ikut terbawa angin. Bukankah ini hari tersialku?

"Lo gak lupakan hari ini launching Cal? Nemenin Pak Bos pula," Nunuk ikutan bersuara.

Aku langsung lemas, menemani Thomas yang perfect dengan keadaan anak itik kecebur selokan begini bukan hal yang baik. Ini sama saja dengan aku mengumumkan kepada dunia bahwa aku babunya Thomas.

"Kes lo bawa baju ganti gak?" tanyaku lemas.

Bukannya menjawab dan membantuku. Kesi dan duo kampret-Nunuk dan Jojo-tertawa ngakak. Tentu saja hanya Zein yang kalem adem ayem di tempatnya.

"Buset Cal. Lo habis ngapain ke empang? Bukannya bersih-bersih dulu," Mas Rangga nongol. Duda gila yang kalau menghina suka gak mikir.

Aku semakin cemberut, rusak sudah hari seninku. "Mas Rangga jangan bawel deh! Mending Mas Rangga gantiin Cal nemenin Pak Bos," sungutku dibuat dengan wajah seimut mungkin. Siapa tau Mas Rangga luluh dan mau menggantikanku.

"Eh iya lo ada kerjaan nemenin Boss ya?" Mas Rangga berdiri menatapku dengan jarinya yang diusap ke dagu. Sementara itu, penghuni yang lain termasuk aku kecuali Zein menatap Mas Rangga penasaran. "Oke deh gue gantiin, tapi kalau Thomas ngamuk lo yang tanggung ya Cal," ucapnya kemudian.

Kompak kami semua mendesis menatap Mas Rangga nyalang. Punya atasan kok sukanya menumbalkan aku sih?

"Ogah! Mending aku ngikut Thomas begini dari pada diamuk dia. Capek hati dedek sudah," jawabku dengan sedikit mendramatisir.

Semua tertawa dan sekali lagi kecuali Zein dan aku yang hanya bisa pasrah saja. Pembicaraan pun berakhir saat Mas Rangga mendapat panggilan di ponselnya. Dia langsung berlalu menuju ruangannya dan yang lain sibuk kembali dengan pekerjaan mereka.

Boss Dan Mantan (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now