Bab 14

208K 20.9K 701
                                    

Kamu harusnya mendengarkan penjelasan saya sejak lama. Jangan percaya pada gosip yang belum kamu konfirmasi - Thomas

 Jangan percaya pada gosip yang belum kamu konfirmasi - Thomas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Thomas memang pria menyebalkan tingkat kelurahan. Setelah bertemu Inggrit yang masih tidak mau melepaskan Thomas, dia mengajakku ke sebuah restoran. Makan malam yang kelewat telat karena sekarang sudah jam 9 malam.

Cacing ternakan di perutku sudah mulai demo sejak Thomas dan Inggrit ngotot-ngototan dan saling ancam tadi. Aku bahkan sampai mengira ada pemain marcing band di dalam perutku.

"Saya lupa kalau selain suka uang kamu suka makan apa lagi yang gratis," komentar Thomas saat aku selesai memesan makan.

"Bapak lupa? Terakhir kali Bapak buat jebol kantong saya. Ninggalin saya dengan bill yang lumayan," aku menatap sebal Thomas yang justru tertawa kecil.

Malam ini Thomas kelihatan gagah, meskipun pakaiannya kasual banget. Kaos polo abu-abu tua dan celana jeans. Sedangkan aku dress sederhana berwarna peach. Duh kok aku jadi berasa lagi kencan masa Thomas ya?

Aku mengenyahkan pemikiran gila itu, buat kembali menjalin hubungan dengan Thomas harus aku pikirkan. Thomas yang sekarang bukan cuma mahasiswa yang jualan baju di depan kampus, dia designer perhiasan terkenal yang popularitasnya sekelas artis papan atas.

Sedangkan aku? Aku cuma pegawai biasa, sulit untukku bisa beradaptasi dengan kehidupan Thomas sekarang. Ngeliat dia di ruangannya aja udah ngebuat nyaliku ciut. Memang aku masih cinta sama Thomas, tapi kalau ngeliat Thomas dan rentetan harta serta prestasinya buat aku mikir ulang.

Mungkin aku memang penggila uang dan kepingin hidup berkecukupan. Tapi tetap aja, aku butuh mikir ulang. Baru jadi mantannya Thomas aja aku udah diberitakan yang enggak-enggak gimana buat jadi pendampingnya.

"Ngelamunin apaan sih Cal? Kamu dari tadi saya ngomong gak denger?" suara Thomas terdengar jelas saat dia juga menepuk pelan punggung tanganku yang ada di atas meja.

Jantungku berdegub kencang saat tangan Thomas tidak kunjung pindah dari tanganku. "Maaf," ringisku merasa bersalah membiarkan Thomas mengoceh sendiri.

Kok aku jadi keliatan kayak anak ABG gini sih?

"Cal aku gak pernah mikir buat gak perduliin kamu dulu, aku terlalu cinta sama kamu sampai bingung harus bagaimana. Kamu yang cerewet dan aku yang pacaran aja pertama kali sama kamu," Thomas tersenyum kecil. Dia merubah panggilan saya menjadi aku. Itu artinya Thomas membahas masalah pribadi.

Tanggalkan semua atribut pekerjaan, jangan anggap Thomas boss jika ingin selamat dari kemarahannya. Itu prinsipku saat melihat Thomas seperti ini.

Aku menghela napasku pelan, kemudiaan berkata, "Tapi kenyataannya kamu gak datang saat aku kecelakaan. Kamu lebih milih bareng Neneng."

Anggap aku keras kepala, aku masih tetap gak mau percaya bahwa selama ini aku salah sangka. Aku terlalu konyol memang.

"Tau dari mana aku bareng Neneng? Aku kan sudah bilang aku ngerjain cincin ini," Thomas mengusap pelan jari manisku yang tersemat cincin darinya.

Boss Dan Mantan (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now