Rank #1 (10032018) (02042018)
"Calya Gayati kamu saya pecat."
Aku mau mati saja rasanya saat vonis kematian itu terucap. "Tapi kamu saya lamar jadi istri saya." Bunuh boss model begini bisa masuk surga gak sih?
Karirku yang seindah pelangi dan setin...
Perjalanan bisnis sama bos yang ceriwis banyak maunya itu gak enak. Karena sudah pasti bakal jadi babunya - Calya
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Pasrah, udah pasrah banget aku buat jadi kacungnya si Thomas. Setiap hari kerjaanku di London cuma ngebuntutin Thomas, mesenin makan dari pagi sampai malam, bahkan sampai milihin kaos kakinya dia.
"Pak Bos gak punya kaos kaki warna pink?" tanyaku rada jengkel juga. Bayangin aja semua kaos kaki dia warna hitam tapi masih minta pilihin. Betapa aku ingin melempar Thomas dari gedung pencakar langit ini.
"Kamu jangan rusak image saya!"
"Maunya Bapak apa sih? Kita ini sudah telat Pak!" aku sebal luar biasa. Lah si Thomas hanya nyengir saja.
"Saya belum apa-apain kamu loh. Masa udah telat aja," ucapnya ngawur. Tolong yang beranggapan Thomas ini ganteng dan penuh wibawa ngantri dulu naik histeria.
Thomas itu makhluk langka, sayangnya dia cuma jadi makhluk langka kalau lagi bareng aku doang. Setres gak sih? Ngadepin atasan yang ternyata bekas pacar yang masih dendaman begini?
"Kenapa Bapak gak pecat saya aja sih," keluhku menyerah. Aku benar-benar merasakan apa itu disiksa Thomas.
Inginnya segera keluar dari pekerjaan ini, tapi apa mau dikata kalau dompet masih betah di sini. Gaji gede dan kerja santai, ketemu model ganteng dan cantik, menghadiri launching di dalam dan luar negeri, serta suka dapat diskon mantep untuk karyawan yang berniat koleksi produk si Thomas ganteng ini.
"Calya kamu itu harusnya bangga saya pertahankan karyawan aneh model kamu," kata Thomas memulai nyeletuk aneh. "Apa lagi saya sadar butuh karyawan yang bisa digilas dan lumayan buat hiburan saya."
Aku keselek air mineral sodara-sodara! Air mata mengalir seketika!
Bayangkan saja aku digaji cuma untuk digilas dan buat hiburan? Memangnya aku lagi pertunjukkan sirkus apa?
"Makanya kalau minum itu pelan-pelan Calya!" peringat Thomas santai dan mengangsurkan sapu tangan kepadaku.
Aku sambar cepat sapu tangan tersebut, kemudian menyapukannya di area bibirku.
"Calya jangan lupa itu sapu tangan kamu cuci, rendam dulu semalaman dan jangan lupa semprot parfum mahal."
Aku melotot galak, bodo amat dengan etika kerja. Toh, Thomas sendiri yang bilang dia butuh hiburan. Sepertinya berdebat dan adu tinju denganku bisa jadi hiburan buat Thomas.
"Bapak kira saya kuman?"
"Iya kamu itu kuman tapi di hati saya," sahutnya datar. Gila itu muka tembok amat sih!
"Haha! Gak lucu loh Pak."
"Calya kamu itu coba sekali aja bersikap ramah dengan saya-"
"Kita balik aja deh Pak. Coba Bapak sekali aja gak cari perkara sama saya."