Bab 15

205K 20.6K 504
                                    

Thomas itu punya cara sendiri untuk romantis - Calya

Sepertinya kabar aku kembali memulai dengan Thomas sudah sampai ke telinga Bunda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepertinya kabar aku kembali memulai dengan Thomas sudah sampai ke telinga Bunda. Buktinya pagi-pagi buta Bunda sudah menggedor pintu kamarku, saat aku persilahkan masuk Bunda langsung memberondongku dengan ciuman yang menggelikan.

"Bunda ih! Ini masih pagi buta juga, bau jigong nih!" protesku.

"Pagi buta dari Hongkong! Ini udah jam 9 Calya pacarnya Thomas," jawab Bunda yang sudah melepaskan ku.

Aku cuma nyengir menatap Bunda. Ya bagi pekerja model aku yang 6 hari dalam satu minggu, hari minggu itu surganya bangun siang dong. Hibernasi sampai sore kalau bisa malah.

"Tapi Cal gak pacaran loh sama Thomas Bun. Kami cuma mulai dari awal lagi."

"Sama aja Cal! Kalian punya hubungan yang seriuskan? Mau nikah kan? Ya udah sekarang ini namanya pacaran!" Bunda tetep ngeyel.

Aku mencibir bunda dan mulai kembali naik ke atas tempat tidur. Tapi baru juga nyentuh kasur empuk, bunda sudah menarik ujung rambutku.

"Eh anak gadis kok tidur mulu kerjaannya!" omel bunda. "Itu di bawah ada Thomas sama Bu Naja," tambah Bunda lagi.

Dalam sekejap aku langsung terduduk. "Bunda kok baru bilang sekarang sih! Cal belum mandi Bun," kataku yang sudah panik bukan main.

Masih bau jigong gini udah dihampirin oleh Thomas. Mana dia bawa Bu Naja lagi, ini cobaan apa lagi di hari minggu?

Aku langsung ngacir ke kamar mandi. Bahkan aku sudah rapi dan wangi dalam waktu kurang dari lima belas menit.

"Hallo," sapaku pada Thomas yang duduk di ruang tamu. Sedangkan Bu Naja sepertinya ada di dapur bersama bunda. Soalnya suara duo ibu itu terdengar sampai ke ruang tamu.

Thomas tersenyum kecil, duh kok aku jadi pengen senyum-senyum gak jelas gini sih?

"Anak gadis bangunnya siang ya? Gimana mau jadi calon istri idaman ini," komentar Thomas. Sekali nyinyir tetep aja nyinyir ya.

Aku memberengut dan memilih duduk di sebelah Thomas. Gak sadar kali dia, siapa yang ngajakin lemburan mulu, siapa yang tadi malam ngajakin ngobrol sampai larut. Bahkan kami harus diusir dengan pelayan restoran.

"Gak sadar siapa yang suka ngajakin lembur bos?" aku menyindir Thomas. "Kurang tidur nih gara-gara lembur mulu."

Thomas menyandarkan tangannya di sandaran Sofa. Dia menatapku dalam diam dan datar. Aku jadi salah tingkah sendiri diperhatikan Thomas. Aku sampai harus melirik sana sini tidak jelas. Thomas kok suka aneh begini sih?

"Cal kamu mandi gak bersih?" tanya Thomas. Aku mengerutkan dahiku menatap Thomas. "Itu masih ada aliran iler," tunjuk Thomas di pipi sebelah kananku.

Aku malu bukan main dan langsung mencari cermin terdekat yang ada di dapur. Langsung berkaca dan memperhatikan wajahku dengan seksama.

"Tohmas!" teriakku jengkel. Gimana gak jengkel kalau Thomas mainin aku? Gak ada iler di pipiku, semuanya bersih.

Bunda dan Bu Naja kompak menghampiriku. Mereka menatapku heran dan bunda bertanya, "Kenapa Cal?"

"Gak papa Bun," aku mengibaskan tanganku.

"Rumah Ibu pasti rame deh kalau Cal sama Thom nikah," celetuk Bu Naja tiba-tiba.

Telingaku gatal, demi apa aku ingin teriak di depan muka Bu Naja kalau anaknya itu yang suka buat rame. Aku bukan pemandu sorak dan kayaknya cuma berisik kalau lagi sama Thomas doang deh.

"Cal sama Thomas cuma temen Tante," sahutku saat sosok Thomas datang menghampiri ke dapur. Ini kenapa jadi ngumpul di sini?

"Teman tapi serius loh Cal. Thomas udah nyiapin uang buat ngelamar katanya," kata Bu Naja menanggapi sahutanku tadi.

Aku cuma nyengir aja, soalnya si Thomas pasti denger ucapan Bu Naja tadi. "Iya soalnya kamu kan matre Cal!" tuding Thomas.

Aku melotot menatap Thomas. Masa dia bongkar aibku di depan Bu Naja sih? Ntar kalau Bu Naja gak setuju aku jadi mantunya gimana?

"Bohong Tan! Thomas suka bercanda nih!" aku nyengir sambil menepuk keras pundak Thomas. Jelas Thomas langsung mengaduh kesakitan, sebenernya tanganku juga sakit ketemu otot kerasnya dia.

Bu Naja justru tertawa bersama Bunda. Kok aku diketawain sih? Ini lagi Thomas ikut-ikutan ketawa. Apa emang di pipiku masih ada iler ya?

"Gak papa Cal. Thomas dan keluarga saya ikhlas kok kalau kamu yang morotin," Bu Naja berucap saat dia sudah sadar dari rasa gelinya.

Aku tambah aneh, ini keluarga Naja kelainan apa ya? Mereka dengan terang-terangan mengumumkan keinginan untjk diporotin olehku. Kok rada serem ya ini?

"Cal mau kamu porotin aku sampai ke akar-akarnya pun aku ikhlas. Yang penting kamu dampingi aku, toh semua keringat hasil kerjaku juga buat kamu Cal."

Thomas menyentuh pundakku, dia menatapku dengan tatapan yang lembut. Kok aku jadi mules sih? Thomas ini cabai atau gula?

Aku gak tahu kalau dengan ucapan begitu aja bisa ngebuat aku kayak agar-agar gini. Dari kemarin Thomas gencar banget bermulut manis, tapi kadang nyinyir juga sih mirip sambal rujak.

"Kok kamu diam?" tanya Thomas yang heran melihatku diam saja.

Sedangkan Bu Naja dan bunda sudah mebgeluarkan ponsel mereka, entah apa yang mereka lihat di ponsel itu. Aku curiga bunda lagi ngegosipin aku sama Thomas dan dikirimnya ke akun gosip.

"Aku nunggu kamu nyinyirin. Biasanya habis manis-manis gitu kamu suka nyinyir," kataku dengan tangan terlipat di depan dada.

Thomas memengang bahuku kami berhadapan. Aku melirik sekilas ke arah bunda dan Bu Naja yang mengarahkan ponsel mereka ke arah kami. Aduh apa yang diperbuat ibu-ibu itu sih.

"Kamu dulu pernah bilang gak suka Thomas yang pendiam dan kaku. Sekarang aku udah berubah malah dikatain nyinyir," kata Thomas yang tidak terpengaruh dengan kelakuan Bu Naja dan Bunda.

Aku menatap Thomas, mau ikut-ikutan fokus meskipun perutku udah mules bukan main. "Maksud aku ya kamu tu jangan kaku banget dan jangan terlalu nyinyir juga. Ya meskipun aku suka kamu apa adanya," ucapku.

"Bukan karena ada apanya?" Thomas menatapku jahil. Tuhkan Thomas merusak suasana!

"Ya gak papakan dua-duanya. Lagian kamu tuh ngerusak suasana aja," aku merajuk sodara-sodara. Catat ya manja banget ini kenapa? Kerasukan kali ya aku.

Thomas meringsek maju, dia membawaku ke dalam pelukannya. Aduh ini drama telenovela apa? Masih pagi ini!

"Kalau dulu gelang kamu gak nyangkut di jaket aku, pasti aku gak akan jadi kayak sekarang. Kamu itu inspirasi aku, kamu yang ngebuat aku jadi kayak gini Cal. Kamu orang pertama yang aku hadiahi hasil karyaku," ucap Thomas.

Aku pingin nangis, bener deh. Thomas itu punya cara sendiri buat romantis.

"Dan harga cincin itu pasti selangit ya? Secara karya pertama Thomas, kalau kamu jahat sama aku boleh kan aku gadai?"

💍💍💍

Jangan lupa untuk Vote dan Komentar ya^^

Jangan lupa untuk Vote dan Komentar ya^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Boss Dan Mantan (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang