CHAPTER 02

4.6K 572 29
                                    

Yoojung memandang horor pria di hadapannya. Sumpah serapah sudah total ia keluarkan selepas kesucian matanya hilang.

Oh God, inikah akibat mengutuki hujan?

Jika iya, dia tak akan lagi membenci hujan. Atau bahkan akan mencintainya sepenuh hati.

Yoojung masih duduk di atas ranjang belum turun sama sekali. Meski ia sudah bisa membuat lelaki asing itu mau menutupi tubuh sex~ tunggu dulu. Astaga! Apakah ia menikmati pemandangan tadi?

Sinting!

Susah payah ia menyuruh pria itu menutupi tubuhnya. Dan ia masih jengkel menatap pria itu yang malah memasang wajah innocent.

"Tutupi tubuhmu, bodoh!" debatnya tadi.

"Tidak mau!"

"Cepat atau aku akan membunuhmu!"

"Kau tak bisa membunuhku dengan mata terpejam seperti itu, sayang."

"Cepat pakai, sialan!"

"Tidak mau. Seperti ini lebih sejuk. Hei bukalah matamu. Kenapa kau menutupinya terus?!"

"Tubuh sialanmu itu bungkus sesuatu dulu, bodoh!"

"Kan sudah kubilang aku tak mau! Hei, sayang, kau tak mau lihat pemandangan indah ini?"

"Aku sudah melihatnya tadi! Cepat tutupi sesuatu! Ough menjijikkan."

"Menjijikkan? Apanya? Bukankan aku sangat menggoda?"

Yoojung menggeram. "Menggoda pantatmu! Kau sudah mengambil keperawanan mataku, sialan!"

"Ah, pantatku memang menggoda. Hanya itu? Bukankah tubuhku berotot?"

Oh God, kenapa mereka malah membahas ini?

"Hei, honey!"

"Berhenti memanggilku seperti itu!"

"Kenapa? Kau yang memulai duluan!"

Persetan dengan katanya.

"Kapan?! Kau sudah menutupi tubuhmu?!"

"Sudah!"

Yoojung membuka matanya dan menurunkan tangannya. Namun ia melotot kembali.

"Kyaaaaaaaaaaaa! Bangsat sialan! Dasar penipu!"

---

Begitulah.

Pria itu telah menggulung tubuhnya dengan selimut dan duduk di atas boneka donat raksasa milik Yoojung.

"Siapa kau?" Yoojung memulai introgasi.

"Taengie. Tampanmu. Sayangmu. Siapa lagi?!"

Yoojung melotot. "Jangan bercanda!"

Pria itu terkekeh. Rasanya menyenangkan sekali menggoda gadis itu.

Yoojung mendengus. Taengie-nya katanya? Huh, sejak kapan anjing jadi manusia. Tapi sekarang lelaki itu bahkan tak ada bedanya dengan anjing.

Anjing mesum.

"Jawab dengan jujur. Siapa kau?!"

Pria itu menopang dagu. "Sudah kubilang aku Taengie. Kau saja yang tak percaya. Mau kubuktikan?"

Yoojung menyipitkan matanya. "Memang bukti apa yang kau punya?"

Pria itu tersenyum aneh dan entah kenapa rasanya itu adalah pandangan om-om mesum. Yoojung tahu pria ini tampan. Sangat tampan. Namun kelakuannya telah mengubah pandangannya.

"Emm, harus kumulai darimana, ya?" pria itu sok berpikir. "Ah, apakah harus kumulai dengan kau telanjang di hadapanku. Hei, kau tahu, itu sangat sexy. Aku hampir menerkammu semalam."

Pria itu terus mengoceh tentang tubuh Yoojung sementara Yoojung semakin membelalakkan matanya.

"Aku sudah menduga tubuhmu sangat indah sejak pertama kali bertemu. Tapi tak kusangka seindah ini. Astaga, kukira aku akan mimisan. Kau ta..."

"Pergi kau ke nerakaaaaa!" serbu Yoojung tak tahan lagi.

Pria itu kaget melihat Yoojung berlari membawa guling dan mulai memukulinya dengan keras.

Bahkan kini kaki Yoojung mulai beraksi menendangi pria itu dan menginjaknya membuat heboh apartemennya.

"Mati kau! Mati kau! Mati kauuuu!"

Pria itu tak mau kalah. Menggeram sebal ia berusaha bangkit dari serbuan gila Yoojung. Sialnya gadis itu malah menarik rambutnya.

"Akhhhhggg! Lepaskan!"

"Siapa kau, huh? Aku kan sudah menanyaimu baik-baik tadi!" Yoojung berteriak jengkel semakin mengeratkan jambakannya.

Pria itu tak menjawab dan mendesis. Ia yakin jika gadis ini terus menjambaknya kepalanya bisa-bisa botak. Maka sebelum rambutnya tercabut ia meraih tangan Yoojung dengan kuat.

Namun selimut yang melilit tubuhnya menyulitkan langkahnya dan alamat, ia pun terlilit dan menjatuhkan tubuhnya menimpa Yoojung.

Yoojung memekik tertahan. Selimut yang dikenakan pria itu terbang perlahan. Suara gedebum kecil mengakhiri kehebohan mereka. Selimut perlahan kembali menyelimuti pria itu dan juga Yoojung.

Semua hening seketika. Yoojung tak tahu mengapa namun wajahnya mulai memerah. Ini pertama kalinya ia mengutuki dirinya yang memakai celana pendek.

Di bawah sana, sesuatu yang keras menempel kulit pahanya. Yoojung cegukan mendadak. Suhu tubuhnya naik dan ia serasa ingin mati.

Sedang pria itu mengangkat kepalanya. Menatap Yoojung dan memamerkan smirk menawannya.

"Mau melanjutkannya di ranjang, sayang?"

Anjing gila!

Yoojung mengeraskan rahangnya. Dan dengan kekuatan penuh ia membenturkan kepalanya pada lelaki itu.

DUAKK!!!

Jika kalian berpikir lelaki itu pingsan, memang benar. Benturan itu sukses membuat pria itu pingsan. Sayangnya, saking sakitnya benturan dua kepala itu, rencana awal Yoojung yang akan mengikat pria itu ketika pingsan gagal. Karena Yoojung juga ikut pingsan.

Entah bagaimana, Minseon sudah menekan bel apartemen Yoojung berkali-kali. Bukankah mereka janjian untuk berangkat kuliah bersama.

Sedang Minseon tak tahu bahwa di dalam Yoojung tengah pingsan dengan lelaki telanjang yang juga pingsan di atas tubuhnya.

To be continued.

Rui's noteu :

Aku tak tahu mengapa... But, aku semangat banget buat cerita ini...

Bwahahaha....

Emang otak mesum jadi gampang nyairnya... *canda tapi ciyuss.. Eh maksudnya?

Gitu lah... Aku ampe dikutuk kakakku gegara kecil2 pikirannya lebih dewasa dari dia. Ciyee seneng dipanggil masih kecil..

Nggak lah aku udah cukup umur nulis beginian.. Lagian ini g joss joss amat. Iya nggak?!

Udah deh gituu

Enjoy ya

Jangan lupa vote n comentnya...

🐶🐶🐶

Annyeong!!!

Mad Dog✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang