CHAPTER 33

2.7K 336 14
                                    

"Oppa! Kau datang!" teriak Yoora begitu melihat Jungkook datang berlari dengan nafas tak beraturan. Bajunya acak-acakan sedang ia telah melonggarkan dasi di lehernya. Terlihat sekali kekhawatiran dari raut muka Jungkook.

Jungkook tak menanggapi Yoora dan langsung menekan password apartemen. Namun berkali-kalipun ia mencoba, password yang ia masukkan salah. Seperti seseorang telah menggantinya. Lantas Jungkook menggedor keras pintu apartemen Yoojung. "Yoojung-a! Kau di dalam?!"

Yoora berharap-harap cemas. Ia cemas akan dua hal. Tentang kakaknya dan juga Kak Jungkook.

"Sial!" umpat Jungkook langsung berlari pergi mencari benda. Ia menemukan APAR menempel di dinding dan langsung memecahkan kaca yang menutup alat pemadam kebakaran darurat tersebut. Ia mengambil APAR tersebut dan langsung kembali berlari menuju pintu apartemen Yoojung. Ia harus mendobrak pintunya.

Yoora mengerutkan kening semakin khawatir melihat Jungkook bak kesetanan. Bahkan melihat wajah Jungkook semakin memerah membuatnya semakin cemas. Yoora teringat kembali pertemuan pertamanya dengan Nenek Choi.

"Karena dia telah memilih Yoojung, itu berarti hanyalah Yoojung yang bisa mengendalikannya. Meredam kutukannya dan membuatnya normal seutuhnya."

"Kutukan menjadi anjing itu?"

Nenek Choi mengangguk. Meremas jemari Yoora lembut sedang keningnya semakin berkerut. "Lebih dari seekor anjing, Jungkook tak akan pernah bisa mengendalikan emosinya. Ketika suatu saat emosinya meledak, hanya Yoojung satu-satunya lah yang bisa mengendalikannya."

Yoora bergidik ngeri menatap Jungkook dengan urat-urat di wajah pemuda itu yang semakin terlihat jelas. Setelah beberapa kali-kali pukulan, akhirnya kenop pintu apartemen Yoojung terlepas dari engselnya. Jungkook membuka pintu lebar-lebar dan berlari masuk. Sementara Yoora menggigit bibirnya, mengikuti Jungkook masuk ke dalam.

Di dalam, di ruang tengah tepatnya di atas sofa, Jungkook dan Yoora menemukan Yoojung menangis. Berada di bawah Jimin sementara baju yang ia kenakan telah koyak. Jimin pun telah melepas pakaian atasnya dan menatap Jungkook dengan tatapan tak senang.

"Ah.. padahal sedikit lagi." Gumam Jimin dengan seringai memuakkannya. "Bagaimana ini? Aku masih ingin melanjutkannya." Ujarnya menatap Jungkook yang telah mengepalkan tangannya.

Mendadak tubuh Yoora bergetar. Irisnya tak henti menatap punggung Jungkook. Ia ingat jelas ucapan Nenek Choi padanya.

"Jungkook bukan hanya seekor anjing kecil yang lemah. Di dalam dirinya, tersembunyi monster mengerikan. Jika sampai itu terjadi, jika.. jika akhirnya Jungkook menunjukkan sisi mengerikan dirinya, akankah Yoojung masih akan menerimanya?"

---

FLASHBACK

Rayoung baru saja pulang berbelanja saat ia menemukan pintu rumahnya terbuka lebar dengan suara keributan di dalam. Ia dapat mendengar beberapa benda dilemparkan dan rusak. Lantas ia dengan panik masuk ke dalam rumah, membelalakkan matanya dan melempar belanjaannya jatuh.

"Apa yang kalian lakukan di rumahku?!" teriaknya marah. Irisnya melihat Jungkook kecil menangis di sudut ruangan rumah kecil tersebut. Ia berlari dan memeluk putranya sembari menatap garang para rentenir yang kini menyeringai.

"Akhirnya ibumu datang juga. Hei, cepat lunasi untungmu. Mau berapa lama kau tidak membayarnya, huh?" ucap salah satu pria dengan tato bintang di lehernya. Rayoung dapat mencium bau alkohol menguar dari mulutnya.

"Jika aku sudah punya uangnya, aku pasti akan membayarnya!" teriaknya kesal sembari mengusap kepala Jungkook lembut, menenangkannya.

Saat itulah keributan mulai terjadi. Dua rentenir tersebut makin mengacaukan suasana dengan kembali menghancurkan seisi rumah membuat Rayoung marah. Ia menyuruh Jungkook masuk ke dalam kamar sementara ia berusaha menghentikan mereka.

Mad Dog✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora