CHAPTER 24

2.5K 341 15
                                    

Minseon menyadari perubahan aneh pada Yoojung semenjak kawannya itu berpacaran dengan Park Jimin. Ia tahu penyebabnya. Padahal dulu Yoojunglah yang sangat ingin menjadi kekasih seorang Park Jimin. Tapi ada apa dengan gadis itu sekarang?

Yoojung bahkan tak kelihatan seperti gadis yang tengah jatuh cinta. Minseon khawatir akan sesuatu yang tidak ia ketahui. Maka dari itu sekarang ia memilih menemui lelaki yang katanya tinggal bersama Yoojung. Jeon Jungkook.

Lucu bukan? Yoojung berpacaran dengan Jimin, namun masih tetap tinggal serumah dengan lelaki lain.

"Kau tak tahu sesuatu satu pun?" Minseon mendesah tak percaya. Ia pikir mungkin jika Jungkook tinggal bersama Yoojung lelaki itu mengetahui setidaknya sedikit saja tentang perubahan sikap Yoojung.

Jungkook menggeleng lemas. Ia memang telah menduga sesuatu namun tak yakin. Mendengar Minseon mengatakan bahwa Yoojung telah berpacaran dengan lelaki bernama Park Jimin itu, Jungkook bertanya-tanya mengapa Yoojung tak pernah memberi tahunya.

"Aku khawatir. Ya sudahlah, jika kau tak tahu." Minseon berdiri dari duduknya. Ia hendak keluar apartemen ketika Jungkook berkata, "Apakah sesuatu terjadi pada Yoojung?"

Minseon membalikkan badannya. "Itulah kenapa aku datang kesini dan bertanya padamu, Jungkook-ssi."

---

Jimin dan Yoojung pergi berkencan untuk pertama kalinya hari ini. Sebenarnya Yoojung tak ingin pergi, namun ia tak berani mneolak dan mengikuti kemanapun Jimin pergi. Berjalan ke taman, duduk beristirahat di kafe, dan malamnya mereka menonton ke bioskop.

Yoojung sudah berkali-kali menolak panggilan Jungkook. Lantas mengirimi pesan pada pemuda itu bahwa ia akan pulang telat. Menyuruhnya agar tak menunggu dan menghangatkan makanan yang telah ia siapkan di kulkas untuk makan malam Jungkook.

"Kau kemana saja? Kenapa kau tak mengangkat telponku?"

Yoojung menepis tangan Jungkook dan bergerak masuk ke dalam kamar. "Aku lelah, Jung. Kita bicara besok pagi saja."

Jungkook mendesah resah. Ia tak bisa memaksa Yoojung dengan mood yang seperti itu. Memandang punggung Yoojung yang kemudian menghilang masuk ke dalam kamar. Tentu saja gadis itu lelah. Jungkook dapat melihat dari ekspresi wajah Yoojung. Bukan hanya lelah, ia merasa ada sesuatu yang disembunyikan Yoojung dan membebaninya.

Yoojung langsung tidur terlelap begitu merebahkan diri di ranjang. Jungkook memeriksa gadis tersebut dan membenarkan selimutnya. Memandang wajah Yoojung sebentar lantas berdiri mematikan lampu dan keluar sembari menutup kembali pintu kamar. Telponnya bergetar kemudian saat ia baru saja meletakkan bokongnya di atas sofa.

Nenek Choi menelponnya.

"Ini sudah malam. Kenapa nenek menelponku malam-malam begini? Nenek belum tidur?" tanya Jungkook mengecilkan suaranya agar Yoojung tak terbangun.

"Em.. nenek tidak bisa tidur. Namjoon bilang pada nenek, moodmu akhir-akhir ini buruk. Kau bersikap tak seperti biasanya. Ada masalah?"

Wah, Namjoon sialan. Bukankah ia sudah pernah bilang pada Namjoon untuk tak bercerita banyak pada nenek tentang dirinya? Sepertinya Namjoon lebih memihat nenek daripada dirinya. Jika ia menyangkalnya pun percuma karena nenek benar-benar tahu tentang dirinya.

"Tidak. Aku hanya mengkhawatirkan Yoojung."

"Apakah sesuatu terjadi diantara kalian?"

Jungkook terkekeh kecil. "Tidak. Hanya saja akhir-akhir ini sikap Yoojung berubah. Seperti sesuatu tengah ditutupinya."

"Mau nenek bantu?"

Semberi merebahkan diri di sofa dan meletakkan tangan kanannya sebagai bantalan Jungkook menjawab. "Tidak. Tidak perlu nek. Biar aku yang mengurusnya sendiri."

"Eoh, baiklah. Kalau begitu segeralah tidur. Maaf nenek mengganggumu."

"Baiklah. Keuno!"

Jungkook melempar handphonenya ke atas meja. Kemudian mulai menatap langi ruangan berwarna putih. Memikirkan Yoojung membuatnya semakin resah. Ia tak tahu harus berbuat apa. Masalah Yoojung adalah masalahnya juga. Namun ia tak mendapat ide tentang apa yang Yoojung sedang sembunyikan.

Satu hal yang terpikirkan olehnya adalah pemuda bermarga Park tersebut. Ia harus mencari tahu tentang pemuda tersebut. Ingatannya mengingat bagaimana Jimin menyeringai malam itu. Sesuatu yang aneh entah apa menyergap hatinya. Ia harus memastikannya.







To be continued.

Mad Dog✔Where stories live. Discover now