CHAPTER 27

2.5K 335 19
                                    

Namjoon tengah memeriksa latar belakang kehidupan Jimin. Seharian ini ia mengikuti kemana pemuda bermarga Park itu pergi. Tak ada yang aneh sejauh ini. Namjoon tak tahu, hanya saja seperti perkataan Jungkook, ia juga merasa ada sesuatu yang aneh akan hubungan Yoojung dengan Jimin.

Ia telah menemukan apartemen tempat tinggal Jimin. Lantas mencari cara agar bisa masuk ke dalam apartemennya. Ia mengetahui bahwa hari ini Jimin memanggil tukang untuk memperbaiki kamar mandinya. Maka, berbekal keahliannya yang acap kali diperintah Jungkook menyamar, Namjoon menyamar menjadi tukang yang dipanggil Jimin.

Pemuda itu mengantar Namjoon menuju kamar mandinya sembari mengatakan keluhannya. Namjoon hanya tersenyum dan mengangguk mengatakan ia akan dengan cepat memperbaikinya.

"Aku harus keluar sebentar." Ucap Jimin kemudian. Meninggalkan Namjoon, memberikan kesempatan bagi Namjoon memeriksa rumah dengan leluasa. Ia meninggalkan peralatannya di kamar mandi dan mulai memeriksa seluruh ruangan di apartemen Jimin selepas Jimin pergi. Waktu memaksanya untuk memeriksa dengan cepat dan mendetail karena Jimin hanya keluar sebentar.

Ia tak menemukan apapun yang mencurigakan di ruang tengah, dapur, dan ruang yang santai Jimin. Lantas ia masuk ke dalam kamar Jimin yang beraromakan vanilla. Sangat manis mengingatkannya pada aroma Yoojung. Ia pernah bertemu Yoojung sekali dan mencium aroma parfum gadis tersebut yang beraroma vanilla. Jungkook juga pernah berkata bahwa Yoojung menyukai aroma vanilla.

Tangan Namjoon cekatan memeriksa seluruh laci dan lemari. Bawah ranjang dan juga rak buku. Matanya memicing menatap rak buku yang terasa aneh. Pikirannya menuntunya menekan rak buku tersebut. Dan benar saja, sesuai yang ia duga, rak buku tersebut bergesar menampakkan sbeuah ruang rahasia di dalam kamar Jimin.

Langkah kakinya masuk ke dalam ruangan kecil itu perlahan. Ruangan yang gelap dengan dinding bercat abu-abu. Sebuah meja kecil dengan laptop di atasnya dan sebuah kamera. Mata Namjoon terbelalak.

Jungkook harus tahu tentang ini.

Namjoon menyelesaikan tugasnya dengan cepat memperbaiki kamar mandi Jimin yang wc nya tersumbat sebelumnya. Menerima upah dan segera berlari keluar, menjauh dari apartemen Jimin. Masuk ke dalam mobil dan melepas masker yang sedari tadi menutup wajahnya. Ia meraih handphone di sakunya dan menekan nomor Jungkook.

Terdengar nada sambung beberapa detik hingga terdengar suara Jungkook mengangkatnya.

"Tuan, saya rasa anda harus segera mengetahui ini."

Iris Namjoon menatap keluar jendela mobilnya yang tertutup dan gelap sehingga tak seorang pun dan melihatnya di dalam. Ia melihat Jimin keluar dari gedung apartemen dan masuk ke dalam mobil dengan senyum terkembang.

"Ya, bicaralah." Jawab Jungkook di seberang.

---

Nenek Choi membawa Yoora berjalan-jalan dahulu. Ia tak langsung mengajak gadis itu berbicara dengannya. Perempuan yang telah memasuki umur setengah abad itu ingin menjadi lebih dekat dengan Yoora, bukan hanya sekedar sosok yang baru bertemu.

Nenek Choi ingin menganggapnya sebagai cucu sendiri. Sudah lama ia menginginkan cucu perempuan. Sayangnya keturunannya hanya memberikan anak laki-laki. Terlebih Jungkook yang selalu seenaknya sendiri.

Bersama Yoora ia bisa mneikmati rasanya berbagi cerita pada sesama wanita. Meski umurnya terbilang tak muda lagi, ia senang Yoora dapat mengikutinya dengan baik dan mengetahui seleranya.

"Nenek membelikanku banyak barang hari ini. Aku tak tahu harus berterima kasih bagaimana." Yoora merangkul senang tangan Nenek Choi. Ia sudah mengetahui bahwa Nenek Choi adalah nenek kandung Jungkook. Pemuda yang baru-baru ini ia ketahui tinggal bersama kakaknya.

Melihat latar belakang Jungkook yang berasal dari keluarga yang baik-baik, Yoora semakin yakin bahwa kakaknya akan baik-baik saja bersama Jungkook meski pemuda itu adalah manusia setengah anjing.

Nenek Choi membawa Yoora ke kediamannya. Matanya membulat terpana melihat rumah yang ditingali Nenek Choi begitu mewah. Ia tak tahu jika ternyata anjing jadia-jadian seperti Jeon Jungkook rupannya seorang cucu dari orang kaya. Menakjubkannya lagi Jungkook adalah presdir dari JBC Group. Perusahan penyiaran terbesar di Korea.

Jungkook harus menjadi kakak iparku, begitulah yang dipikirkan Yoora.

Mereka duduk berdua di ruang tengah selepas puas berjalan-jalan bersama. Nenek Choi meraih tangan Yoora dan mengusapnya lembut. Tujuan menemui Yoora adalah untuk memberitahu yang sebenarnya tentang Jungkook. Ia berpikir, jika Yoora bahkan baik-baik saja melihat kakaknya tinggal bersama Jungkook yang tidak normal, mungkin Yoora harus mengetahui yang lebih penting dari fakta perubahan wujud Jungkook.

"Kau pasti sudah melihat, kan?"

Yoora menipiskan senyumnya. "Apakah nenek khawatir akan pendapatku? Nenek tidak usah khawatir. Jujur aku merasa lebih tenang kakakku tinggal bersama Kak Jungkook."

"Begitu, kah?" Yoora mengangguk mantap. "Jadi, nenek tidak usah khawatir aku akan ketakutan melihat Kak Jungkook, menelpon polisi atau yang lainnya. Aku tak masalah dengan wujud lain Kak Jungkook." Ujar Yoora membuat nenek tertawa.

"Kau gadis baik, Yoo."

Nenek Choi terdiam sesaat. Menatap tangan Yoora digenggamannya. Jarum jam terus berdetak. Para pelayan tengah menyiapkan makan malam lantaran jam telah menunjukkan pukul 5 sore.

"Nenek baik-baik saja?" tanya Yoora. Nenek Choi mendongak, tersenyum tipis sembari menghela nafas pelan. "Jeon Jungkook. Dia.. hanya bisa jatuh cinta sekali seumur hidup."

Yoora terdiam, menyimak. Ia sadar bahwa kini pembicaraan mereka sangat serius. "Karena dia telah memilih Yoojung. Maka selamanya ia hanya akan mencintai gadis itu seorang. Meski semisal Yoojung mengkhianati Jungkook, Jungkook tak akan pernah bisa membenci gadis itu."

Nenek Choi terdiam. Menimang. Ia ragu harus mengatakan semuanya pada Yoora atau tidak. "Katakan saja semuanya, nek. Aku akan mencoba untuk memahaminya."

"Karena dia telah memilih Yoojung, itu berarti hanyalah Yoojung yang bisa mengendalikannya. Meredam kutukannya dan membuatnya normal seutuhnya."

Yoora terus terdiam dan menyimat. Kening semakin berkerut mendengar seluruh penuturan Nenek Choi. Tentang siapa sebenarnya Jeon Jungkook.

"Jadi..." Nenek Choi melanjutkan. Menghela nafas sesekali. Dan Yoora terus diam menyimak sembari menggigit bibir bagian bawahnya.

Semua yang ia dengar rupanya menjadi sangat rumit.

---

Jungkook dengan kesetanan mengemasi barang-baranganya. Menyuruh Riel untuk mencarikan tiket untuk penerbangan paling cepat ke Korea hari ini. Ia meninggalkan jadwal makan malam penting bersama presdir UQ Group.

Persetan dengan itu semua. Yoojungnya lebih penting dari apapun. Selama ini firasatnya memang benar. Ada yang aneh dengan hubungan Jimin dan Yoojung. Ada yang aneh dan berbahaya dari lelaki sialan Jimin itu.

Jungkook duduk tak tenang di dalam mobil menuju bandara untuk kembali ke Korea saat ini juga. Kepalanya terus mengulang perkataan Namjoon.

"Jimin benar-benar gila. Dia telah menguntit Yoojung selama ini. Aku menemukan banyak sekali foto yang diambil secara diam-diam di apartemen Jimin. Seluruh dinding dan lantainya dipenuhi dengan foto Kim Yoojung. Benar-benar mengerikan."









To be continued.

Mad Dog✔Where stories live. Discover now