CHAPTER 09

3.3K 443 7
                                    

"JUNGKOOK!" lagi-lagi Yoojung berteriak histeris pagi ini. Setelah sebelumnya ia berteriak histeris lantaran Jungkook yang menyambut pagi harinya dengan tubuh polos tanpa sehelai kain pun, kali ini gadis itu berteriak lagi karena ulah jahilnya. Masalah tubuh polos di pagi hari itu karena, terkadang jika Jungkook tertidur di malam hari dalam keadaan mabuk, ia bisa berubah menjadi anjing tiba-tiba.

Itulah mengapa ketika Jungkook bangun di pagi hari, turun dari sofa dan berkeliaran kemana-mana, ia mengira dirinya masih berwujud manusia. Lantas ketika menyadari bahwa ia sedang dalam kondisi seperti itu, buru-buru ia berubah lagi.

Menariknya, ia berubah menjadi manusia tepat ketika Yoojung membuka kamarnya, hendak mengambil air minum.

"Kan, sudah kubilang! Kau tak perlu melipat bajuku. Terutama dalamanku!" omelnya jengkel sambil menyambar celana dalam bermotif anjing yang terpasang bak topi di kepala Jungkook. Jungkook terkekeh. Rasa-rasanya Yoojung ingin menyate anjing itu saat ini juga.

Yoojung hendak kembali masuk ke dalam kamar membawa beberapa dalamannya yang telah dilipat Jungkook. Namun langkahnya terhenti dan ia berbalik menatp Jungkook yang masih memperhatikannya dengan senyum bak malaikat tanpa dosa. Sumpah jika saja kelakuan Jungkook tidak mesum seperti itu, Yoojung yakin mungkin ia bisa jatuh cinta seketika.

"Dan.. kuingatkan, jangan sekali-kali telanjang di hadapanku lagi atau aku benar-benar akan memotong kelamunmu." Ancamnya.

Hari-hari telah berjalan seperti biasa. Yoojung mulai terbiasa dengan keberadaan Jungkook. Namun tidak dengan kelaukan supernya yang terkadang membuatnya ingin bunuh diri.

Maksudnya adalah sekarang bahkan ia sudah mulai terbiasa dengan keberadaan Jungkook yang kini menemaninya sarapan, dan makan malam. Atau Jungkook yang selalu duduk di sebelahnya ketika ia mengerjakan tugas meski sekedar melihat layar laptopnya ditambah segala ocehannya. Atau tentang berbagai ocehan mesum setiap harinya.

Belum ada satu orang pun yang tahu jika Yoojung tinggal bersama Jungkook kini. Minseon yang telah berbaikan dengan Hyunbin pun akhirnya jarang sekali berkunjung ke apartemennya karena sibuk dengan urusan percintaannya dengan pacarnya. Meski sedih waktunya bersama Minseon berkurang, setidaknya itu melegakan karena ia tak perlu mengkhawatikan Minseon yang sebelumnya sering bermain ke tempatnya.'

"Jangan lupa telfon aku jika seseorang datang!" Yoojung berteriak dari dalam kamar mengingatkan Jungkook sebelum berangkat kuliah. Jungkook yang selalu stay di ruang tengah pun mengangguk dan berdeham keras mengiyakan.

Yoojung terlihat berlari dari dalam kamar dan terburu-buru memakai sepatu. Jungkook menumpu dagu lagi di atas sofa memperhatikan punggung Yoojung. "Morning kiss?!" pintanya.

Yoojung memutar bola matanya. Ini adalah salah satu yang sering ia dengar setiap paginya semenjak Jungkook tinggal disini. Dan ia mulai terbiasa. Yoojung memutar kepalanya menatap Jungkook dengan senyuman dipaksakan. "Aku berangkat dulu, ya. Jangan berulah atau tak ada makan malam untukmu." Ancamnya.

Entah mengapa Yoojung merasa sedang merawat anak kecil di rumahnya. Seperti seorang ibu yang berpesan pada anaknya sebelum berangkat kerja.

Konyol sekali.

---

Sore ini selepas kuliah ia masih memilih berdiam diri di perpustakaan. Berhubung sebentar lagi dirinya ujian, maka ia memlih belajar di perpustakaan kapus mencari ketenangan. Jika sebelumnya ia selalu belajar di apartemen, namun sepertinya mulai sekarang ia tak akan bisa berkosentrasi dengan kehadiran Jungkook di sampingnya.

Yoojung sedang membolak-balik buku ketika ia mendengar keributan kecil di rak sampingnya. Berhubung ia memilih bangku paling ujung dimana sangat sepi disini, jadilah ia satu-satunya orang yang dapat melihat keributan tersebut.

Telinganya seperti mendengar sesuatu yang bertubrukan kecil di rak. Lantas ia memutuskan berdiri dari duduknya untuk memeriksa rak deretan sebelah kanannya. Kakinya berjalan pelan mendekati rak. Ia mengintip dan matanya langsung membelalak lebar.

Disana, ia mendapati Jimin dan Ahrin tengah berciuman panas. Ia mengutuki seniornya itu yang berciuman sembarangan di perpustakaan kampus. Buru-buru ia berbalik untuk kembali ke bangkunya. Sayangnya, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Terkutuklah dirinya yang lupa menyalakan mode diam ponselnya sehingga akhirnya Jimin dan Ahrin pun menghentikan kegiatan mereka dan menoleh ke sumber suara.

Yoojung buru-buru mengangkat telponnya, mengambil tas dan bukunya, lantas segera berjalan cepat keluar dari perpustakaan. Mata Jimin memicing melihat Yoojung yang melintas disana. Lantas senyum miring terukir di wajahnya.

"Bisa-bisanya kau menelponku disaat seperti ini?" Yoojung mengomel.

"Disaat seperti apa maksudmu?" tanya Jungkook di seberang. Mendengar pertanyaan Jungkook kening Yoojung berdenyut. Membayangkan pemandangan yang dilihat tadi membuatnya pening mendadak.

Sumpah, ia tak masalah jika itu pria lain yang berciuman. Tapi, ini? Dia adalah Park Jimin, lelaki yang disukainya. Bahkan sepertinya semakin hari Yoojung menyukainya. Melihat pemandangan tadi membuat Yoojung sadar betapa mengenaskannya dirinya.

"Ah, lupakan. Jadi, kenapa kau menelponku tiba-tiba?"

"Kau bilang aku harus menelponmu jika seseorang datang. Ada gadis bernama Minseon yang datang. Ah, aku sedang bersamanya saat ini. Cepatlah kembali."

To be continued.

Mad Dog✔Where stories live. Discover now