CHAPTER 35

2.7K 342 19
                                    

"Park Jimin-ssi!" panggil seorang petugas penjaga tahanan. Jimin dengan seragam penjaranya yang tengah duduk di dalam sel bangkit malas. Pengadilan telah memutuskan bahwa ia bersalah dan harus mendekam di dalam penjara selama beberapa tahun.

Meski ia telah berteriak meyakinkan bahwa seharusnya pemuda bermarga Jeon itulah yang ditangkap dan berkoar-koar bahwa Jungkook adalah seekor monster, tetap saja tak akan ada yang percaya padanya. Terlebih pengakuan Yoojung dan juga Namjoon bahwa selama ini Jimin telah menguntit Yoojung. Dia didakwa atas cobaan pemerkosaan dan kekerasan.

Langkah kakinya masuk ke sebuah ruangan dengan pemisah pelapis kaca yang kuat. Disana ia melihat seorang wanita berumur setengah abad yang menatapnya dingin. Dia kenal siapa wanita tersebut.

Nenek Choi menghela nafas menatap Jimin. "Bagaimana perasaanmu?" tanyanya.

"Tentang apa?"

"Tinggal disini?"

Jimin membuka mulutnya sedikit mengeluarkan kata 'ah' panjang. Lantas tersenyum miring. "Kenapa? Kau penasaran? Cobalah kalau begitu."

Jaehee bertanya hanya karena ia teringat Junghyun, putranya sekaligus ayah Jungkook yang pernah mendekam di penjara dan meninggal disana. "Kau beruntung." Ujarnya mengalihkan pembicaraan. Jimin terdiam menatap wanita tua itu tajam. "Jika saja gadis itu tak menghentikan Jungkook, kau mungkin sudah masuk ke dalam neraka."

Jimin terkekeh kemudian. Mengumpat dalam hati. Bukankah lebih baik begitu? Ia mati dan Jungkook akhirnya harus menerima hukumannya mendekam di penjara.

"Mati saja sana, wanita tua. Kau sudah terlalu tua untuk hidup."

Nenek Choi tersenyum simpul. Tidak merasa tersinggung akan ucapan Jimin. "Tak usah kau suruh juga ajalku sudah semakin dekat. Sudahlah. Aku kemari hanya ingin melihat wajah yang telah menyakiti cucuku. Tinggallah disini dan matilah di dalam sel Jimin-ssi. Jika bisa, bertaubatlah." Ujar Nenek Choi lantas bangkit dari duduknya.

Jimin mengumpat untuk kesekian kalinya. Sialan!

---

Nenek Choi menatap Jungkook dengan lesu. Berapa lama lagi cucunya tersebut harus tidur. Sama seperti suaminya dan juga putranya dulu. Saat perubahan mereka menjadi monster, seolah seluruh tenaga mereka dikerahkan kesana. Sehingga ketika mereka berubah kembali ke wujud manusia, mereka tak lagi memiliki tenaga.

Ditambah lagi, Jungkook mengalami gegar otak akibat pukulan Jimin dengan tongkat bisbol kala itu. Meski tidak parah, tetap saja Jungkook masih belum sadar dan Jaehee pikir, cucunya tersebut mungkin tengah mengumpulkan seluruh tenaganya dalam tidurnya.

Yoora datang beberapa menit kemudian. "Jungkook oppa belum sadar juga, nek?" tanyanya berdiri di samping Nenek Choi.

"Bagaimana dengan Yoojung?"

Yoora terdiam. Benar juga. Sejak kejadian tersebut, kakaknya tersebut sama sekali tak pernah datang menjenguk Jungkook di rumah sakit. Terus menyibukkan diri dengan kuliahnya dan juga festival kampusnya. Yoojung seakan menghindari Jungkook. Bahkan jika Yoora menyinggung permasalahan Jungkook di depan Yoojung, kakaknya itu akan mengalihkan pembicaraan dengan cepat.

Yoora menatap Nenek Choi dan hanya menggeleng lemas. Nenek Choi menghela nafas panjang. Menatap kembali Jungkook dengan perban di kepalanya. Sama seperti bertahun-tahun yang lalu. Sama seperti dirinya yang meninggalkan Byeonji, sama seperti Rayoung meninggalkan Junghyun, apakah Yoojung akan melakukan hal yang sama?









To be continued.

Mad Dog✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang