CHAPTER 12

3.4K 416 4
                                    

"Kau benar-benar sedang tidak berkencan dengan seseorang, kan?"

Lagi. Yoojung menghela nafas untuk ke sekian kalinya karena pertanyaan yang sama. Menatap Jungkook yang duduk di sampingnya, bersebelahan di ruang tengah, sedang tangannya sibuk menyetrika beberapa pakaian. "Kau diam atau kusetrika wajahmu?"

Jungkook menggertakkan gigi kelincinya sebal. Mempoutkan mulutnya dan kembali menatap layar televisi yang menampilkan acara musik bank. Tangannya hendak meraih remote untuk mengganti saluran ketika Yoojung memukulnya dengan keras.

"Kenapa?" tanya Jungkook sebal.
Yoojung hanya tersenyum aneh. Mengecilkan setrikanya dan mendirikannya. Kemudian gadis itu meletakkan kedua tangannya ke atas meja menumpu dagu masih dengan senyum yang sama. "Saatnya oppa-oppa ku tampil."

"Heh? Op-oppa?!"

Pandangan Jungkook kembali menatap acara musik bank dimana sebuah boygroup beranggotakan tujuh orang sedang tampil. Jungkook memiringkan keapalanya membaca nama group di bagian samping kanan bawah beserta judul lagu yang di bawakan.
Bangtan Seonyeondan-DNA.

"BTS? Oppa mu?!" Jungkook memandang Yoojung jijik. Lihatlah ekspresi menjijikkan gadis itu. Apa coba yang menarik dari tujuh pemuda yang menari itu? Oke, Jungkook akui tarian mereka keren, suara mereka keren, wajah mereka juga lumayan. Tapi, bukankah dirinya lebih tampan dan keren daripada mereka?

"Wah inilah mengapa kau terus menjomblo selama. Ini penyebabnya, Yoo!" Jungkook menunjuk para anggota BTS yang tengah menari. Yoojung tak menggubrisnya dan malah bersorak riang meneriakkan fanchant BTS. Namun tiba-tiba Yoojung memukul-mukul bahu Jungkook semangat.

"Lihat dia Kook! Lihat!" tunjuknya pada salah satu anggota BTS berambut silver. Jungkook meringis mengusap bahunya yang terasa panas. Meski ia sudah sering terkena pukulan dan tendangan Yoojung, namun tetap saja ia benar-benar belum bisa terbiasa dengan rasa sakit yang disebabkan gadis itu. Kekuatan Yoojung memang benar-benar lumayan untuk gadis kurus sepertinya.

"Namanya Kim Taehyung. Bukankah dia sangat tampan?"
Jungkook mendecih. Bahkan dibandingkan dengannya, Taehyung akan kalah tampan jjika bersanding dengannya. "Biasa saja."

"Eih, matamu pasti bermasalah. Kau tahu, aku memberimu nama Taengie dari namanya. Kim Taehyung, Taehyung, menjadi Taengie. Ahh, aku begitu menyukainya bahkan sampai memberimu nama Taengie."
Jungkook menoleh menatap Yoojung tak percaya. Jadi, selama ini Yoojung memanggilnya Taengie karena menyukai pemuda silver jelek itu?

"Jangan memanggilku Taengie lagi!" ujarnya sontak. "Nama itu jelek sekali."

"Kenapa? Bukankah kau pernah bilang padaku memanggilmu Taengie juga tak masalah. Iya kan, Taengie?"

"Hentikan!"

Wajah Yoojung berubah seketika. Mengingat Jungkook selalu menggodanya selama ini, ia tertarik membalasnya. "Taengie-ya~"

Jungkook melotot. "Kau tak mau berhenti?"

Yoojung tersenyum menggoda, masih menumpu dagunya di meja, menatap Jungkook yang terlihat jengkel. Menyenangkan sekali membalasnya.

"Taaeengiie-yaa~" panggilnya dengan suara sok imut.

"Hentikan atau aku akan menciummu!"

Oh, oke. Dia kalah.

Yoojung mendengus kesal. Selalu saja mengancam akan menciumnya atau apalah. Dasar anjing mesum! Rasanya ia ingin menyetrika wajah menyebalkan itu. Ia memalingkan wajahnya menatap layar televisi yang kini menampilkan iklan parfum.

Hal ini membuatnya teringat kembali momennya bersama Jimin di mobil sangat menyenangkan. Rupanya seniornya itu sangatlah ramah, seperti dugaannya. Ya, hanya dengan melihat wajah Jimin saja ia tahu betapa baiknya pemuda itu. Merasakannya sendiri membuatnya semakin yakin bahwa ia menyukai pemuda yang tepat.

Mad Dog✔حيث تعيش القصص. اكتشف الآن