CHAPTER 03

4.4K 541 13
                                    

Yoojung Pov

Kau tahu, harusnya saat ini aku marah besar. Jengkel bukan main.

Ingat, kebodohanku yang ingin membuat pemuda sinting ini pingsan dan malah membuat kami pingsan bersama.

Tuhan, bunuh saja aku!

Oh, betapa konyolnya itu.

Sialnya, pemuda itulah yang bangun duluan. Aku terkejut melihat mukanya yang memandangiku sambil menumpu dagunya. Herannya lagi, kenapa ia tak segera menyingkir dari atas tubuhku jika ia sudah sadar?

Ya, harusnya aku marah dan membunuh pria itu.

Tau apa yang dikatakannya saat aku siuman?

"Sejujurnya aku suka yang besar. Tapi yang sedang ternyata bagus juga."

Kau tahu maksudnya?

Gilanya dia mengatakan itu sambil melihat dadaku. Sumpah jika saja membunuh itu dilegalkan, aku tak akan segan membunuh si mesum itu.

Sayangnya amarahku mereda saat ini.

Pemuda itu telanjang dan tentu aku harus memberinya pakaian yang aman. Maksudku tidak dengan selimut sialan yang bisa copot dengan mudah.

Meski sejujurnya aku sedikit tidak merasa menyesal melihat tubuh lelaki itu.

Oh, kutuklah pikiran mesumku ini!

Alhasil, aku meminjamkanmya bajuku. Aku sendiri heran mengapa pemuda itu tak memakai baju. Maksudku, aku tak menemukan satu pun baju pria yang barangkali disembunyikannya di apartemenku.

Aku curiga jangan-jangan ia adalah tetangga apartemenku yang tahu passwordku dan sengaja datang sambil telanjang.

Stalker? Nampaknya ia lebih mirip orang gila daripada penguntit.

Well, intinya, aku tak ingin menumpuk dosa dengan memandangi tubuh indahnya itu. Oke, aku mengakui itu sangat keren dan menggoda.

Jadi, aku memberinya bajuku dan menyuruhnya untuk segera memakainya.

"Aku tak mau." tolaknya sambil mempoutkan mulut. Seandainya pemuda itu memakai baju saat ini pastilah itu akan terlihat menggemaskan. Tapi bergelung selimut begitu juga imut, sih.

Aku baru tahu ada makhluk yang manis dan seksi disaat yang sama.

"Pakai atau aku akan memotong kelaminmu!!"

Pemuda itu menurut. Lantas menyeret selimut masuk ke kamar mandi.

"Sayang, tak bisakah kau memberiku pakaian yang lebih gentle lagi? Atau setidaknya milikmu yang kebesaran. Ini sangat ketat."

Protes pemuda itu. Andai pemuda itu memanggilku dengan kata sayang bukan disaat ini pasti aku akan langsung memakinya. Tapi momen ini menggelakkan tawaku.

Hei, lihatlah tubuh kekar yang dibalut gaun tidur pink milikku. Lupakan bahwa ia adalah pria asing. Ini cukup menghiburku.

"Berhentilah tertawa atau aku akan menyerangmu sekarang." ancamnya berhasil membuat tawaku lenyap.

"Baiklah-baiklah. Duduk!"

Pemuda itu duduk di atas donat raksasa. Lucu sekali melihatnya. Namun aku harus serius sekarang.

Ingatlah, Yoo! Dia pria asing aneh yang mesum!

"Jadi, kamu siapa? Bagaimana kamu bisa masuk? Dan kenapa kamu telanjang?"

"Wow~wow, satu-satu, honey! Mana yang harus kujawab dulu?"

Aku menyipitkan mata memberikan tatapan menuntut. Tapi pemuda itu malah tertawa dan bilang, "Berhentilah membuat dadaku berdebar, sayang!"

What?!!

"Plis ya, jangan out of topic. Aku sekarang nggak segan-segan buat nyunat kamu saat ini."

Pemuda itu meringis sambil merepatkan kakinya.

"Aku Taengie. Kau yang membawaku masuk. Aku telanjang karena memang tak pernah memakai baju."

Aku merotasikan bola mataku. Tidak masuk akal!

"Pertama, Taengie itu anjing. Kedua, aku tidak merasa pernah membawamu masuk. Ketiga, dasar sinting!"

Pemuda itu menghela nafas panjang.

"Well, percaya tidak kalau aku ini Taengie yang kau maksud. Maksudku, aku itu anjing yang kau selamatkan."

Aku mendecih. Benar-benar sinting ternyata. Lantas aku memutuskan bangkit dari atas kasur menuju meja belajar. Mengambil ponsel dan menekan sebuah nomor.

"Apa yang kau lakukan?" tanya pemuda itu.

"Telpon polisi."

Mata pemuda itu membelalak. Terdengar nada sambung diseberang.

"Tunggu! Tunggu!"

Tut....tut.... Ceklek!

"Ya halo? Kantor polisi...."

Belum kulaporkan tentang kehadiran orang gila disini, ternyata aku menyadari sesuatu. Sepertinya yang lebih gila disini adalah aku.

Pemuda asing itu baru saja berdiri dari duduknya dan sepersekon kemudian ia sukses membuatku melongo lebar. Menjatuhkan ponsel dan berubah menjadi manekin hidup.

"Taengie?"

"Gukk!!"

Aku ragu mendekati anjing kecil itu. Dia bukan siluman, kan?

Kurasa mataku sudah rusak. Tak mungkin kan aku melihat adegan twilight dimana si jackob jadi serigala. Bedanya ini jadi 'guk-guk' imut.

God, wake me up!!!

To be continued.

Rui's noteu :

Malem chingu... Ini pendek...

But gapapa laya....

Enjoy lah.. Jangan lupa vote daj komennya...

Apresiasi kalian sangat berharga..

🐶🐶🐶

Annyeong!!

Mad Dog✔Where stories live. Discover now