CHAPTER 28

2.6K 335 20
                                    

Jungkook tiba di Korea tengah malam. Ia langsung berlari masuk ke dalam apartemen dan menuju kamar Yoojung dengan nafas tersenggal. Gadisnya itu kini tengah tertidur lelap di atas ranjang. Lampu kamarnya telah padam. Ia menjatuhkan tubuhnya kemudian di sisi ranjang. Merasa lega dan bersyukur karena tak terjadi apapun pada Yoojung.

Nafasnya masih tersenggal tak beraturan. Ternyata malam ini tak ada apapun yang terjadi. Namun bukan berarti ia menjadi lega kemudian bertingkah seperti biasa sementara si sinting Jimin masih berkeliaran bebas disekitar Yoojung. Ia tak tahu esok hari apa yang akan terjadi.

Jungkook bangkit lagi dari duduknya di lantai. Bergerak membukuk merapikan selimut Yoojung. Lantas menyibak selimutnya sedikit dan naik ke atas ranjang dengan hati-hati. Ia memilih tidur bersama Yoojung malam ini. Lupakan kemarahan Yoojung besok, malam ini ia hanya ingin berada di samping gadisnya.

Merengkuh gadisnya dan berharap setelah ini ia dapat melindungi gadisnya.

---

Yoojung mengeliat pelan. Ia merasakan sesuatu yang hangat berada di sampingnya. Lantas membuka mata dan mendapati Taengi (Jungkook dalam bentuk anjing) tengah tidur lelap dengan pakaian yang telah lepas dari tubuh mungilnya. Ia mengernyit bingung mnedapati Jungkook telah datang tanpa sepengetahuannya.

Kapan?

Namun ia tersenyum kemudian. Memeluk tubuh mungil Taengie dan merasakan kelembutan bulu anjing tersebut. Ia senang memeluk Taengie. Ingat, hanya Taengie bukan Jungkook. Kenapa pula ia harus memeluk Jungkook.

Memikirkannya membuatnya pusing. Toh, Taengie juga Jungkook. Jungkook juga adalah Taengie. Namun intinya Yoojung hanya menganggap Taengie adalah taengie. Dan Jungkook adalah Jungkook.

Memusingkan.

"Kau jangan berubah tiba-tiba, Jung." Guman Yoojung sembari memeluk tubuh anjing Jungkook.

Sayangnya, bukan Jungkook namanya jika tidak brengsek. Begitu Yoojung bangkit dari tidurnya membawa Taengie dalam gendongannya dan berjalan keluar kamar, Taengie mengusap kepalanya pada dada Yoojung. Yoojung membawa Taengie, duduk di atas sofa dan memangku anjing kecil tersebut sembari mengusap surainya lembut.

Dan disanalah kegaduhan di pagi hari kembali muncul setelah sekian lama.

Jungkook dengan tiba-tiba merubah wujudnya menjadi seorang manusia. Meletakkan tangannya melingkari leher Yoojung sementara dirinya yang masih diposisi duduk berpangku paha Yoojung. Tersenyum miring dengan mata masih menyipit belum terbuka sempurna. Ia menampakkan gigi kelincinya dan tersenyum seolah tanpa dosa.

Shit!

Yoojung mengutuki dirinya sendiri karena memakai celana pendek. Untuk kedua kalinya sejak kejadian pertama kali mereka bertemu, Yoojung kembali merasakan sensasi sebuah benda keramat milik kaum adam. Jungkook dengan tanpa dosanya bergerak maju dengan tubuh polosnya memeluk Yoojung erat.

Pemuda itu mengabaikan fakta bahwa pantat polosnya bergesek dengan paha Yoojung.

Shit!

Sudah berapa lama sejak Yoojung mengumpat terakhir kali?

"Yoo, aku merindukanmu, sayang!" bisik Jungkook menghirup aroma Yoojung dalam.

Fuck you, Kook!

"Menyingkir atau aku akan membunuhmu sekarang juga." Geram Yoojung berusaha menahan degup jantungnya yang berdetak tak karuan. Sumpah, ia benar-benar tak tahan dengan apa yang kini ia rasakan pada pahanya. Yoojung menelan salivanya berat.

"Kau tak merindukanku, Yoo?"

"Menyingkir kau..." Yoojung mengepalkan tangannya. "BANGSAAAAT!"

PLAK!

BRUAK!

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Jungkook duduk bersimpuh memegang pipinya yang masih memanas. Adik kecilnya masih terasa ngilu akibat tendangan super Yoojung. Bukan hanya menendangnya, dengan sadisnya bahkan Yoojung menginjaknya. Harusnya ia sudah trauma dengan kejadian masa lalu dimana pertama kali ia bertemu dengan Yoojung.

Tapi bagaimana lagi. Sudah menjadi sifatnya senang menggoda Yoojung. Bukankah menggemaskan sekali melihat wajah gadis itu memerah marah?

"Sekali lagi kau menunjukkan tubuh laknatmu padaku dan bahkan menyentuhku, aku benar-benar akan memotongnya." Ancam Yoojung sembari menekan pisaunya keras di meja dapur memotong daging. Jungkook buru-buru menutup juniornya dengan tangannya. "Kejam!"

Yoojung mendelik, mengangkat pisaunya membuat Jungkook segera berdiri dari duduk bersimpuhnya. Dirinya yang masih polos berbalut selimut yang Yoojung lemparkan tadi berlari masuk ke dalam kamar mandi. "Ambilkan aku baju ganti ya, sayang!" teriak Jungkook begitu menutup pintu kama mandi.

Yoojung mendesis, "aish.. si mesum satu itu. Harusnya kubunuh saja dia sejak awal."

---

Hanya Namjoon dan Jungkook yang kini tahu siapa sebenarnya Jimin. Mereka mewaspadai lelaki yang menyemir rambutnya pirang itu. Jungkook menyuruh Namjoon untuk melaporkan Jimin ke polisi.

Sialnya, entah bagaimana caranya, polisi tidak menemukan apapun seperti yang dilaporkan Namjoon. Pemuda bermarga Park itu seperti telah tahu apa yang akan terjadi padanya. Jelas-jelas Namjoon melihat ruangan yang dipenuhi foto Yoojung, namun mengapa polisi mengatakan ruangan tersebut bersih dan tak ada satupun yang mencurigakan?

Jimin tersenyum miring setelah polisi mengizinkannya pergi. Menatap tajam Namjoon seolah memberinya peringatan.

Jimin melempar jaketnya ke atas ranjang begitu tiba di apartemennya. Mengumpat pada sosok orang bernama Kim Namjoon yang melaporkannya. Beruntung ia selalu waspada terhadap banyak hal. Pemuda berambut kuning itu merebahkan dirinya di atas ranjang dan bersandar pada headboard. Tangannya meraih handphone dan membuka sebuah aplikasi.

Lantas tersenyum miring memutar ulang sebuah rekaman cctv yang memang ia pasang dalam apartemennya. Rekaman yang menunjukkan dimana sosok tukang yang ia sewa tempo hari rupanya seseorang yang terus mengawasinya selama ini.

Sialan!




To be continued.

Mad Dog✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang