PART 13

2.4K 128 39
                                    


Seorang pria berkaos putih mulai membuka mata. Ia tegakkan badan lalu merentangkan kedua tangan seraya menguap, membuang sisa kantuk yang masih terasa. Jam dinding menunjukkan pukul setengah enam pagi. Ia segera meneguk air putih diatas nakas sebelum turun dari ranjang. Pintu kamar terbuka, ia berjalan lunglai sambil menyisir rambutnya dengan jari tangan menuju pintu kamar lain di lantai dua rumahnya.

Pintu lain itu terbuka dan langsung terlihat ruangan dengan warna biru mendominasi. Salah satu sisi dinding kamar juga terpasang wallpaper bermotif Spiderman.

Pria itu mendekati ranjang berukuran sedang, membuka selimut yang bermotif sama dengan wallpaper dan melihat bocah yang sebentar lagi berusia 7 tahun itu masih menutup matanya. Seperti biasa, ia mencium kening anak itu untuk membangunkan. Tapi bocah berkulit putih yang memakai baju tidur bergambar gajah itu hanya menggeliat kecil dan mengubah posisi tidurnya.

"Hei, jagoan kesayangan Ayah. Ayo bangun. Kau harus sekolah." Pria yang ternyata Agam itu menggoyang-goyangkan tubuh putranya yang tak lain adalah Natta.

"Masih ngantuk, Yah. Lima menit lagi ya." sahutnya kembali menarik selimut dan membungkus seluruh tubuhnya. Agam hanya manggut-manggut tersenyum melirik anaknya sambil beranjak dan mendekati meja belajar.

"Baiklah. Tidurlah sepuasmu." Ia raih frame foto berukuran sedang yang ada disana lalu kembali mendekati ranjang.

"Tapi jangan salahin Ayah kalau nanti kamu nggak akan lihat foto diatas meja belajarmu lagi." lanjut Agam dan segera meringsut bersembunyi disamping ranjang sambil menahan tawa.

Natta langsung membuka mata dan menyibakkan selimutnya. Ia mengedarkan pandangan dan tak melihat Agam di kamar. Frame foto diatas meja juga sudah tidak ada.

"Ayaaah! Jangan ambil foto Bunda!" Ia melompat dari kasur dan berlari kearah pintu.

"Hei, bocah. Mau kemana?" langkah Natta terhenti tepat di depan pintu. Ia menoleh dan melihat Agam sudah tersenyum lebar bersandar diatas kasur sambil memamerkan frame foto ditangannya.

"Eerrgghh! Ayaaaah!"

Anak kecil itu kembali berlari dan melompat ke atas kasur untuk merebut frame foto dari tangan Agam.

"Kebiasaan deh nyebelin." Lanjut Natta melirik Agam kesal, mirip lirikan tajam ibunya, sebelum kepalanya tertunduk memandangi foto itu. Agam tertawa karena sudah berhasil mengerjai anaknya lalu mengacak-acak rambut lebat bocah itu gemas.

"Mandi yuk."

"Bentar deh, Yah."

Tangan kecil Natta sudah mengusap foto ibunya. Foto yang Agam ambil dari social medianya Flora dan sengaja ia letakkan di kamar Natta. Foto yang di upload beberapa tahun lalu, tepatnya saat Flora liburan ke luar negeri setelah lulus kuliah. Foto cantik yang memperlihatkan Flora sedang menatap ke suatu arah dengan ekspresi tak terbaca tapi tersirat ada sesuatu dari matanya. Caption foto itu juga cuma satu kata. Kosong. Entah apa maksudnya, Agam tak mengerti. Yang jelas foto ini selalu berhasil membuat anaknya itu tersenyum dan betah memandangnya.

 Yang jelas foto ini selalu berhasil membuat anaknya itu tersenyum dan betah memandangnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
PUISI UNTUK BUNDA Where stories live. Discover now