PART 39

1.2K 83 38
                                    

"Bundaaa."

Flora yang sedang menyiapkan sarapan sontak menghentikan kegiatannya. Kepalanya terangkat memastikan apakah suara teriakan itu benar dari Agam dan Natta?

"Bundaaa."

Lagi-lagi teriakan itu terdengar. Flora berdecak dan meninggalkan meja makan menuju tangga.

"Mereka kenapa sih?"

Langkah wanita itu terhenti saat sampai di lantai atas. Flora melihat Natta dan Agam sama-sama berdiri didepan pintu kamar hanya memakai handuk yang dililitkan sebatas pinggang.

"Seragam Natta kok belum disiapin, Bun." Kata Natta.

"Setelan jas sama kemeja aku juga." Sambung Agam dari pintu yang lain.

Flora hanya mengusap pelipisnya melihat dua pria kesayangannya itu kompak merajuk dengan bibir mengerucut.

Flora memang sengaja tidak menyiapkan semuanya. Dia pikir dengan begitu mereka akan inisiatif menyiapkan keperluannya sendiri, tapi ternyata Flora malah harus menghadapi dua pria manja sekaligus.

"Ya udah, Bunda siapin keperluan Natta dulu." Flora beralih menatap Agam.

"Ayah kloter kedua."

Flora melangkah kearah kamar Natta. Dengan perut besarnya, dia mulai mengambilkan setelan seragam dari dalam lemari dan memberikannya pada Natta.

"Mulai sekarang Natta siapin semuanya sendiri ya."

"Memangnya kenapa, Bunda nggak mau lagi nyiapin keperluan Natta?" Flora yang sedang memasukkan buku kedalam sekolah Natta tertegun sejenak kemudian tersenyum.

"Katanya Natta mau mandiri, masa udah gede mesti Bunda yang nyiapin."

"Tapi kan Bunda yang selalu rapihin barang-barangnya Natta." Flora menarik resleting tas Natta.

"Nanti Bunda akan kasih tau semuanya sama kamu."

"Kalau berantakan gimana? Bunda kan nggak suka kalau berantakan. Pasti bakal lama juga kalau Natta yang siapin sendiri?" Flora duduk ditepi ranjang, menarik tangan Anaknya dan menyisir rambutnya.

"Nah itu, Natta harus mulai tanggung jawab sama barang-barang Natta sendiri, gimana caranya biar tetap rapi dan terjaga. Natta juga harus bisa mengatur waktu, misalnya dengan bangun lebih pagi buat nyiapin semuanya."

"Kenapa sih Bunda tiba-tiba gini? Bukannya dulu Bunda bilang akan terus nyiapin keperluan Natta." Flora tertegun sejenak, menatap Natta lekat sebelum tersenyum kecil.

"Bunda cuma mau kamu mulai belajar dan terbiasa."

"Terbiasa apa?"

"Ya,, ya terbiasa mandiri dan nggak bergantung sama Bunda."

"Iihh Bunda jawabannya itu mulu." Flora terkekeh lalu beranjak.

"Udah ah, kamu pakai kaos kaki sama sepatunya. Bunda mau ke kamar Ayah dulu."

Flora keluar dari kamar Natta menuju kamarnya. Ia kembali berdecak karena Agam masih saja hanya memakai handuk.

"Kamu kok ikut-ikutan manja kayak Natta sih?" Flora melewati Agam yang duduk ditepi ranjang dan masuk ke ruang wardrobe.

"Aawh." Flora yang sedang sibuk didepan lemari kaca dikagetkan dengan tangan yang melingkar di perutnya. Agam juga mengecup bahunya sekilas.

"Kamu makin seksi aja sih."

"Ck. Lepasin, Yah." Geram Flora membuat Agam tersenyum.

"Biasanya setelah mandi semuanya udah siap di atas kasur, kenapa tadi nggak ada?" perlahan Flora memutar tubuhnya.

PUISI UNTUK BUNDA Onde histórias criam vida. Descubra agora