PART 25

2.1K 111 34
                                    

Setelah subuh, Flora turun ke dapur dan menemukan bi Irah juga baru masuk dapur.

"Pagi, Bi."

"Eh non Flora udah bangun." Flora hanya tersenyum melihat bi Irah mulai sibuk membuka pintu kulkas.

"Bibi mau bikin sarapan?"

"Iya, Non."

"Biar saya aja yang bikin, Bi. Bibi ngerjain yang lain aja."

"Oh, ya sudah kalau begitu Bibi ke pasar aja mumpung masih pagi, Non." Flora hanya mengangguk.

Sepeninggal bi Irah, Flora mulai mengambil bahan untuk membuat nasi goreng. Sedikit banyak dia sudah tau kesukaan Agam, nasi goreng seafood. Tapi karena tidak ada stok seafood, kali ini dia pakai baso dan telur saja. Walaupun tidak pintar memasak, tapi kalau cuma nasi goreng Flora masih bisa lah.

Untuk Natta sih Flora jelas tau karena menu sarapan kesukaan anak itu hampir sama dengan kesukaannya, roti tawar selai cokelat. Tapi kali ini akan Flora samakan saja dengan menu sarapan Ayahnya, karena stok roti dan selai juga sudah habis dan Flora belum sempat belanja.

Setelah beberapa menit berkutat sendirian di dapur, akhirnya masakan Flora selesai. Wadah berukuran sedang dengan nasi goreng yang masih mengepulkan asap itu sudah tersaji di meja makan. Flora tersenyum mencium wangi masakannya sendiri.

Jam dinding sudah menunjukkan pukul 6 pagi, Flora melihat kearah tangga dan belum melihat tanda-tanda dua pria kesayangannya itu turun.

"Kenapa mereka belum turun?" Flora memilih kembali ke lantai atas untuk mengajak suami dan anaknya sarapan.

"Sarapannya udah si... loh Agam kemana?" Flora tak menemukan suaminya itu di dalam kamar. Di kamar mandi dan ruang wardrobe juga tidak ada.

"Mungkin sedang membantu Natta bersiap-siap." Gumamnya seraya keluar kamar menuju kamar Natta.

"Astagaaa." Flora melebarkan mata saat pintu kamar anaknya terbuka. Ia segera mendekati ranjang dan memukul lengan Agam.

"Aawwh! Kenapa kamu pukul aku, Sayang?" keluh Agam yang langsung membuka mata seraya mengusap lengannya.

"Tadi 'kan aku minta kamu buat bantuin Natta siap-siap Gam, kenapa malah ngajak dia tidur lagi? Sayang, ayo bangun, kamu harus sekolah."

Flora membuka selimut dan menggoyang-goyangkan lengan anaknya sampai mata Natta perlahan terbuka. Tubuh Flora yang melintang diatas perut Agam membuat pria itu tersenyum penuh arti.

"Natta, kamu geseran dikit tidurnya."

"Hah?"

Natta yang baru sempurna membuka mata hanya mengerutkan kening mendengar permintaan Ayahnya. Tapi Natta segera bergeser saat Agam tiba-tiba mengangkat tubuh Flora dan merebahkannya di tengah-tengah mereka.

"Aarrghh! Apaan sih, Gam."

Natta hanya tertawa melihat Ibunya kaget dengan perlakuan Ayahnya. Agam segera menindih kaki Flora dengan kakinya lalu menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka bertiga.

"Daripada pagi-pagi Bunda udah berisik, mending kita bertiga tidur lagi. Iya nggak, Sayang?" Natta mengangguk, membuat Flora menatap suami dan anaknya bergantian.

"Hah?"

"Natta setuju, Yah. Lagian kita belum pernah tidur bertiga 'kan?" kali ini giliran Agam yang mengangguk.

"Kalian ini kompak sekali. Lepasin Bunda dong."

"Enggak." Yah, ayah dan anak itu semakin terbukti kekompakannya.

PUISI UNTUK BUNDA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang