02

14.6K 602 36
                                    

Vote dan komennya jangan lupa

Semoga kalian suka dengan ceritanya.

OLIN

Sampai di kampus, sudah ada dua sahabat karibku yang sedang menunggu. Setidaknya dengan bertemu mereka bisa mengurangi kesedihanku.

"Morning, guys!"

"Morning, My Sweety Olin!" ucap mereka menyapa balik. Setelahnya kami berpelukkan, seolah sudah menjadi rutinitas wajib saat jumpa.

"Ya udah yuk, kita ke kelas," ajak ku.

"Eh gue lupa harus ngembaliin buku dulu nih ke perpus," ucap salah satu sahabat ku bernama Raina Rivanti.

"Hmm ya udah deh, tapi gue gak ikut ya soalnya gue belum sarapan jadi mau ke kantin dulu," sahut sahabat ku yang lain bernama Eriska Wijaya.

"Oke, lo ikut gue apa Eriska, Lin?" sambung Raina.

"Gue ikut Eriska aja deh,"

"Ya udah, gue duluan ya." Raina melenggang pergi ke arah perpus berada.

Aku dan Eriska menuju ke kantin yang cukup ramai pagi ini. Eriska memesan makanan, sedangkan aku hanya memesan teh manis hangat saja karena aku sudah sarapan sebelumnya.

"Ah gila, itu calon suami gue ganteng banget sumpah!" ucap Eriska sambil berteriak ketika melihat sesuatu di ponselnya.

Sontak saja yang duduk berdekatan dengannya langsung terlonjak dan sebagian memegang dadanya yang berdegup.

"Eriska! lo gila apa gimana sih, mau bikin orang jantungan lo hah?" tegurku sedikit berteriak.

Eriska melihat orang di sekitar yang memandangnya kesal, ia meminta maaf kepada semuanya.

"Iya-iya maaf, lagian gue kesemsem sama postingan pangeran captain gue," ucapnya membuat ku bergidik.

"Ih geli banget deh,"

"Ye lo sih yang kudet, nih coba liat postingannya keren banget! Spotnya, terus dianya juga ganteng banget OMG!"

Aku hanya diam, tidak terlalu menanggapi ucapannya. Sedangkan Eriska mencibir akan responku.

"Dasar! Nanti kalo udah ngeliat, pasti lo juga bakal jingkrak-jingkrakan," gumamnya pelan namun masih bisa terdengar.

Aku hanya menaikkan kedua bahu tidak terpengaruh sambil menyeruput teh manis yang lebih menggoda, namun lagi-lagi dia mencibirku.

- - -

"Woi!" ucap seseorang sambil menepuk bahuku dan Eriska.

"Ya ampun, lo itu bisa gak sih gak usah ngagetin segala?" sahutku kesal.

"Iya maaf. Lagian lo berdua dipanggilin gak nengok-nengok, ya udah deh gue teriakin aja."

"Iya udah, ayo kita ke kelas. Nanti ke buru mulai deh jamnya si guru killer itu!"

"Dia bukan killer lagi Lin, tapi udah KILLEST," sahutnya sambil tertawa. Diikuti suara tawa lainnya.

"Bener banget lo, Rai," Eriska menimpali.

"Iya apa deh terserah kalian berdua, udah sekarang waktunya kita ke kelas. Kalian gak mau 'kan sampe kena omelannya?"

"Oke, ayo!" seru mereka kompak.

Kami menuju ke kelas, dan tak lama setelahnya dosen pun datang memulai pelajaran yang akan dibahas selanjutnya.

- - -

PRINCE PILOT [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن