16

4.4K 258 4
                                    

Pencet tanda bintangnya dulu yuuu,

Happy Reading Guys

●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●

Olin

Sejak mimpi itu datang, perasaanku campur aduk. Entah bagaimana nantinya bila kejadian itu benar-benar terjadi.

Sungguh aku sangat takut akan hal tersebut menjadi kenyataan, Oh tidak.

Segera ku tepis bayang-bayang tersebut, dan berdoa saja agar mimpi itu tidak menjadi kenyataan.

Untung menenangkan pikiran dan menentramkan hati, aku memutuskan untuk Sholat Subuh.

Aku tunaikan kewajibanku dan berdoa agar Allah selalu menjaga orang-orang yang aku sayangi, berharap mereka dalam keadaan baik-baik saja.

Orang yang paling ku sayangi? Apakah di dalam kata-kata tersebut, Devan termasuk didalamnya? Bayang-bayang Devan selalu memenuhi fikiran ku.

Atau jangan-jangan, aku memang menyayanginya? Oh atau aku sudah-

Dari pada aku pusing memikirkannya lebih baik aku memikirkan ke depannya saja, kurasa aku harus mencoba membuka hati agar tidak terkurung pada perasaan yang membingungkan.

Waktu sudah menunjukkan pukul 05:42, ada baiknya aku berbenah lalu mandi agar segar kembali.

- - -

Baru sampai pada anak tangga ke-lima, aku mencium harum masakan yang pastinya sangat lezat.

Aku duga itu pasti masakan mom, tidak pernah diragukan lagi cita rasa masakannya yang super duper sedap, dan dibandingkan dengan koki ternama pun kurasa kalah saing dengan masakan mommy.

Aku melihat seorang wanita paruh baya yang sedang berkutat di dapur, benar dugaan ku. Pasti itu adalah mom. "Morning mom,"

Mom menoleh ke arah ku dan tersenyum manis. "Morning too, Sweety,"

"Masak apa mom? Harum-harumnya enak nih," ujar ku sesampainya di samping mom yang masih berkutat pada masakannya.

"Hm ini, mom masak sayur asem kesukaan dad. Terus sama udang goreng campur terigu kesukaan kamu sama kakakmu," ucap mom.

"Wah, ada yang ngundang perut nih." ucap seseorang dari belakang dan itu adalah dad.

"Setuju, masakan mom memang paling top gak kalah sama chef-chef ternama di dunia ya gak dad?" ujar ku menggoda sambil menaik turunkan alisnya membuat mom tersenyum malu.

"Apa sih, gak ah. Ini biasa-biasa aja," tukas mom dan membuang wajahnya, kulihat wajahnya memerah.

"No honey, that's true. Masakan kamu memang paling enak yang pernah aku rasain," ucap dad sambil memeluk erat pinggang mom kala sampai di sebelahnya yang membuat mom bertambah malu.

Suasana seperti ini lah yang membuatku semakin menyayangi keluarga, ingin rasanya setiap hari selalu seperti ini. Tak lama kemudian ada suara seseorang yang membuat kami bertiga menoleh ke asal suara.

"Ada apa nih, kumpul-kumpul kok di dapur. Kayaknya seru, kok aku gak di ajak sih?" celetuk Kak Celine.

"Haha, ini nih kita lagi mau nunggu masakan mommy mu. Harumnya aja dari jauh sudah tercium enak, bagaimana rasanya?" ujar dad menggoda Mom.

PRINCE PILOT [END]Where stories live. Discover now