33

2.6K 122 7
                                    

Devano Alaric

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Devano Alaric

Caroline Vyane

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Caroline Vyane

DeLin shipper mana nih suaranya....

Koreksi untuk typo nya

Klik bintangnya juga yaa

Selamat membaca
______________________________________

Devan menatap tubuh yang terbaring di brankar luas. Pandangannya beralih ke bawah, ada balutan perban di kakinya. Mata tajamnya meredup saat melihat perban itu.

"Andai aku bisa lebih cepat, pasti dia akan baik-baik saja," batin Devan.

"Devan!"

Devan terkejut mendengar suara itu. Ia menatap Olin dengan raut bertanya.

"Kamu mikirin apa sih, dipanggil nggak nyahut?" tanya Olin

Devan menghela napas. "Aku nggak mikirin apa-apa. Kamu kenapa tadi manggil? Butuh sesuatu?"

"Hmm... aku mau keluar boleh?" pinta Olin hati-hati.

Devan menatap Olin dengan pandangan tak terbaca.

"Hmm... nggak boleh ya?" tanya Olin berusaha tersenyum tidak terlihat kecewa.

Melihat Devan beranjak dari kursinya semakin membuat Olin kecewa. Ia mengalihkan pandangannya ke jendela.

Sebuah tangan terjulur di hadapan Olin. Dan mendongak untuk melihat pemilik tangan tersebut

"Ayo."

"Apa?" tanya Olin tak mengerti.

"Keluar." Devan menunjuk pintu menggunakan dagunya.

Senyum Olin merekah. "Boleh?"

Devan membalasnya dengan senyuman. Olin yang melihatnya pun bersorak, lalu menjabat tangan Devan.

Alis Olin mengerut kala tangannya malah disandarkan di pundak Devan.

"Tahan ya," ujar Devan.

Sesaat kemudian Olin merasa tubuhnya terangkat. Ia tersenyum malu. Demi apa pun! Devan dengan tingkah romantisnya yang tak terduga.

PRINCE PILOT [END]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ