Chapter 3

11.4K 1.2K 62
                                    

Dika P.O.V

Seminggu berlalu semejak aku melihat Rizki berciuman dengan seseorang. Dan dalam seminggu ini aku menghindari Rizki dengan alasan ingin fokus belajar. Hah... menyebalkan. Kalau dia punya pacar kenapa tidak bilang saja? Aku akan menerimanya, tentu! Kalau di bohongi begini, rasanya sedikit... kecewa.

Aku masuk kelas dengan wajah yang kelewat suram. Kevin mengernyitkan alisnya, sambil melihat ke arahku. Aku tau! Aku sedang dalam keadaan buruk! Hah.. aku duduk tanpa menyapa Kevin. Aku menjatuhkan wajahku ke papan datar meja.

Tapi yang namanya Kevin, seseorang yang tidak mau mengerti suasana, ia mendekatiku lalu menepuk bahuku cukup keras.  Mau tidak mau aku mendongakkan kepala dan menatap malas Kevin.

"Ada apa?" Tanyanya, dengan tatapan khawatir.

Aku hanya menggeleng lalu tersenyum lemah. Perlahan tangan Kevin terulur dan menyentuh pipiku. Ia tersenyum lalu bertanya lagi. "Ada apa, Dika? Jawab!" Tanyanya, oke dibandingkan bertanya itu lebih disebut perintah.

Hah... lagi lagi aku menghela nafas. Kevin tidak mau alasan, dia pasti akan cari tau sampai ia tau.

"Sedikit masalah" jawabku.

"Sejak seminggu kemarin kau terlihat sangat buruk dan juga kau masih belum memberi penjelasan kenapa Rizki menci-- memelukmu di depan umum dan bilang dia pacarmu" Ujar Kevin dengan tatapan sendunya.

Melihat ia yang menatapku seperti itu, mau tidak mau aku harus menceritakannya.

"Aku dengan Rizki pacaran" ucapku pelan, tapi aku yakin Kevin dapat mendengarnya.

"Hah? Pa-"

"Hanya bohongan!" Teriakku sebelum Kevin melanjutkan kalimatnya.

"Aku akan cerita, kau diam saja oke!" Ujarku yang hanya di balas dengan anggukan kecil oleh Kevin.

"Aku pacaran dengan Rizki, itu karena aku terjebak oleh masalah. Jadi aku tidak punya pilihan lain. Sebelum benar-benar pacaran aku bertanya, apa dia punya pacar. Dan sepertinya dia bilang ngga. Dan-"

"Sepertinya?" Tanya Kevin memotong pembicaraanku.

"Ya! Karena aku tidak yakin. Dan Bisa saja salah dengar. Dan oh Kevin, diamlah jangan memotong pembicaraanku"

"Kebanyakan 'dan'" Ujar Kevin yang membuatku bertambah geram.

"Iya maaf! Kau diam oke!"

"Iya iya"

"Nah, pulang sekolah sesuai perjanjian aku menghampiri Rizki ke ruang osis. Dan kau bisa membayangkan apa yang aku lihat? Dia ciuman dengan pria! Aku tidak tau siapa. Mungkin kalau dia bilang kalau dia punya pacar, aku tidak akan semarah ini. Tapi dia bohong yang membuatku mau tidak mau merasa kecewa" Aku mengakhiri curhatku dengan menekuk wajah.

Tangan Kevin perlahan terulur ke arahku lalu menggenggam tanganku.

"Ikut aku" Ucapnya lalu menarikku pergi.

Kevin membawaku ke Toilet yang agak jauh dari kelas, terlihat sepi. Kevin menarikku ke salah satu bilik toilet lalu menutupnya. Aku hanya bingung, untuk apa ia membawaku kemari?

"Dika..." Kevin perlahan mendekatiku membuatku sulit bergerak bebas.

"Ada apa?"

"Kau tau aku sahabatmu?"

"Tentu"

"Kalau begitu...." Perlahan tangan Kevin menyentuh pipiku, sangat dingin.

"Aku ingin membantumu" Lanjutnya.

Fake Boyfriend (BXB) (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang