Chapter 11

8.1K 772 24
                                    

Rizki P.O.V

Aku menatap malang sosok yang tertidur di hadapanku. Selang rumah sakit menancap di hidung juga tangan halusnya.

Ini semua karena aku. Karena aku tidak menerima keadaan. Kenapa aku bisa hilang kendali? Apa yang sebenarnya aku harapkan?

Sudah 2 Minggu aku menunggu sosok itu bangun, tapi seakan muak dengan perbuatanku, dia tidak pernah membuka matanya barang sedetikpun.

Kurasakan tangan yang melingkar dileherku dan hembusan nafas seseorang. Tentu aku mengenal orang itu, dia Deri yang telah menggantikan Dika selama Dika tidak ada.

Flasback

Aku menatap nanar ponselku. Tidak ada jawaban dari Dika. Aku sudah mengirim pesan beberapa kali bahkan meneleponnya tapi Dika tidak pernah mengangkatnya. Aku bahkan ragu jika ponsel Dika masih aktif.

Aku menendang keras meja osisku. Aku merasa payah saat ini. Aku selalu bertanya pada Kevin dimana Dika tetapi jawabannya tetap sama. TIDAK TAU. Cih, aku benar-benar merasa tidak berguna.

'krek'

Saat sedang sibuk dengan pikiranku, tiba-tiba aku mendengar suara pintu yang terbuka. Dengan cepat aku mendongakkan wajahku. Berharap Dika kembali.

Saat sosok itu muncul, seketika senyumanku surut. Dia bukan Dika. Dengan malas aku kembali mengalihkan pandanganku pada beberapa Dokumen di meja.

"Rizki..." Panggilnya.

Aku hanya diam, enggan untuk menjawab.

"Rizki..." Panggilnya kembali.

Karena merasa risih aku langsung mendongak dan mengangkat satu alisku.

"A...Aku...." Ucapnya menggantung sambil memainkan jarinya.

Aku hanya diam menunggu perkataannya.

"A-Aku akan menggantikan Dika untukmu! Jadi aku mohon... Terima aku kembali" Pintanya sambil menatapku sendu.

Aku mendekati pria itu sambil melingkarkan tangan di pinggangnya.

"Tidak bisa Deri, kau tau sendiri Dika tidak tergantikan. Jadi berhenti berharap" Finalku lalu melepas tanganku dari pinggangnya.

Deri menahan tanganku lalu menatapku serius.

"Baiklah. Tapi jika kau memerlukanku, aku siap kapanpun"

Aku hanya mengangguk sebagai jawaban dan membiarkan Deri dengan sendirinya pergi dari ruanganku.

Tapi... Tidak ku sangka berhari-hari tanpa Dika membuatku seperti mati. Aku benar benar membutuhkan sosok Dika. Dan... Itu membuatku memakai cara kotor ini.

Aku mendekati Deri yang duduk di sofa. Kami sedang ada di ruang osis.

"Dika...." Panggilku.

Walaupun bukan namanya, Deri tetap mendongak dan menatapku. Aku tersenyum dan langsung merengkuh tubuhnya.

Sejak hari itu, aku telah menganggap Deri adalah Dika. Orang yang ku sayang. Tapi entah kenapa aku merasa ada yang kurang. Sehingga saat malam hari terkadang aku masih teringat pada Dika.

Aku menatap pesan-pesan pada ponselku. Dika diponsel ini tidak pernah membalas pesanku. Aku meraih ponselku yang lain. Disini tertera nama Dika yang selalu menyahut saat aku kirim pesan.

Aku tetap mengirim pesan yang sama pada dua ponsel itu. Tanpa memikirkan mana yang asli.

Hubunganku dengan Deri -Dika palsu- sudah semakin berkembang. Kami kencan, bahkan aku sempat menyetubuhinya. Deri tampak pasrah dibawahku dan saat itu aku sadar. Deri bukanlah Dika. Mereka berbeda. Rintihan mereka, desahan mereka, ciuman mereka, sangat berbeda. Tapi, aku dengan cepat mengusir pikiranku dan dengan ganas menyetubuhi Deri.

Fake Boyfriend (BXB) (End)Where stories live. Discover now