Chapter 15 (WRN!)

9.8K 673 21
                                    

RIZKY P.O.V

"Dika....." Suaraku memanggil Dika yang masih berdiam diri di kamar.

Saat ini aku sedang memasak, dan aku mencoba sebisaku untuk menjadikan masakan ini makanan yang layak di makan. Walaupun hanya nasi goreng, kalau tidak enak kan sama saja tidak bisa dimakan. Untuk sementara mungkin aku yang harus memasak. Dika benar-benar takut benda tajam. Maka dari itu, Dika tidak dapat menggunakan pisau.

Tidak lama Dika keluar dari kamar dengan kemeja besarku dan menghampiriku sambil menguap. "Pagi Rizki" Ucapnya yang sesekali mengucek matanya.

Dika sangat manis!

Aku dapat melihat kaki mulusnya yang terpampang jelas dihadapanku membuat libidoku menaik. Tahan! Dika sedang mengandung. Ia memakai kemejaku karena tidak mau pakai baju hamil oke. Tahan my junior.

Aku menghampiri Dika dan memeluknya. "Pagi sayang" Ucapku sambil mengecup puncuk kepala Dika.

Dika membalas pelukanku dan menenggelamkan wajahnya di dadaku. "Lapar...." Ucapnya lirih. Aku hanya terkekeh dan mengangguk.

Ku tuntun Dika menuju meja makan dan membiarkannya duduk di kursi. "Silahkan dimakan sayang" Aku menyodorkan sepiring nasi goreng di hadapan Dika. Mata Dika langsung berbinar dan dengan cepat menyambar sendok yang ada di samping piring itu. "Selamat makan!" Ucap Dika sebelum melahap Nasi Goreng buatanku.

"Ummh! Rizki ini enak sekali!" Ucapnya ditengah acara makannya. Aku hanya tersenyum dan duduk di hadapan Dika untuk memakan bagianku.

Setelah satu huapan masuk kedalam mulutku, aku tersenyum lebar. Rasanya tidak terlalu buruk. Pandanganku teralihkan ke pria dihadapanku. Dika dengan lahapnya makan makanan yang mungkin tidak seenak buatannya sendiri. Sungguh aku sangat mencintai pria ini.

"Rizki hari ini kau libur sekolah?" Tanya Dika membuka percakapan.

"Begitulah" balasku sambil terus memakan nasi gorengku.

"Kalau gitu...." Dika menundukan wajahnya.

"Apa?" Tanyaku heran.

"Mau melakukannya?" Ujar Dika sambil meremas kedua jarinya.

Mataku membulat sempurna. "Maksudmu...." Tanyaku menggantung.

Tanpa perlu melanjutkan perkataan, Dika mengangguk sebagai jawaban.

"Tapi kau sedang hamil Dika, dan juga usia kandunganmu hampir sembilan bulan. Aku tidak setuju" Bantahku. Tidak mungkin aku melakukannya.

"Karena usia kandungannya hampir sembilan bulan! Aku jadi ingin melakukannya" Ucap Dika keukeuh.

Aku terus menggeleng. Tidak setuju apa yang dia mau.

"Aku lagi ngidam tau!" Teriak Dika.

"Dika!" Bentakku. "Itu tidak baik" Ucapku lagi.

Bibir Dika mengerucut sambil menggeleng gelengkan kepalanya seperti anak kecil.

"Rizki sekarang sudah mulai sering membentaku hiks" Tangis Dika pecah saat itu juga.

Aku langsung kelabakan. Apa yang telah aku lakukan? "Maaf sayang" Aku langsung beranjak dari kursiku dan memeluk Dika dari belakang. "Tapi sebentar ya" Ucapku lembut.

Dika mengangguk semangat dan mencengkeram tanganku yang melingkar di lehernya. "Ayo kita ke kamar!" Ucapnya semangat.

"Eh? Sekarang?" Tanyaku kaget.

"Iya sekarang" Dika menarik tanganku dan membawaku masuk ke dalam kamar.

Setelah masuk, Dika mendorongku sehingga aku jatuh ke atas kasur. Tidak lama kemudian terdengar suara pintu yang terkunci.

Fake Boyfriend (BXB) (End)Where stories live. Discover now