Chapter 14

7.6K 675 18
                                    

Normal POV

Marah? Tentu Rizki marah melihat seseorang yang pernah ia percaya malah mengkhianatinya seperti ini. Ia bahkan percaya Deri adalah satu-satunya orang yang akan selalu membuat Rizki bahagia. Tapi apa sekarang? Mempercayai seseorang memang tidak semudah apa yang di ucapkan.

Rizki menggeram sambil menatap Deri yang terbaring lemah. Rizki tidak pernah tahu apa yang Deri lakukan dan tidak mau tahu. Ia mengedarkan pandangannya, menatap kekasihnya kini yang tengah memeluknya ketakutan. Tangan Rizki mengusap lembut punggung Dika.

"Kau tidak apa, sayang?" Tanya Rizki lembut. Dika hanya diam, masih bergetar.

"Kevin tolong bawa Deri ke kamar tamu dan ikat dia" Titah Rizki pada Kevin yang berdiam diri di depan pintu. Kevin mengangguk tanpa membantah lalu segera membawa Deri pergi.

Rizki mengangkat Dika menuju kamarnya lalu membaringkannya di kasur. Rizki membaringkan tubuhnya disamping Dika lalu memeluk Dika erat sampai Dika tertidur. Rizki membelai poni Dika yang sudah panjang itu, ditatapnya wajah seseorang yang telah ia cintai begitu lama.

"Untuk mendapatkanmu itu sulit Dika... jadi aku mohon. Jangan pernah hilang"

----

Kevin menatap Deri yang terikat di sisi ranjang. Matanya menatap sedih sosok pria di hadapannya. Padahal Deri tulus. Padahal Deri tulus mencintai Rizki. Kenapa dia tega melakukan itu kepada Dika? Pria yang Rizki sayang? Kevin sangat tidak menyangka akan jadi seperti ini. Dia kira Dika dan Rizki sudah bahagia.

"Bangun!" Seru Kevin menendang kaki Deri.

Deri yang terganggu berusaha membuka matanya. Matanya mengerjap perlahan menatap sekitar yang masih terlihat buram. Tangannya berusaha meraih matanya, tetapi tidak bisa karena terikat ranjang.

"Apa yang kau lakukan?!" Teriak Deri marah saat sudah sepenuhnya sadar.

"Harusnya aku yang berkata padamu! Apa yang kau lakukan pada Dika?!" Balas teriak Kevin tidak kalah keras.

"I-Itu...." Deri menunduk. Tidak melanjutkan perkataannya.

"Kalau kau pikir kau bisa mendapatkan Rizki dengan membunuh Dika itu salah. Asal kau tau saja, Rizki tidak akan mengulangi kesalahan yang sama" Ucap Kevin.

"Aku tau! Aku tau tapi.... Aku tetap tidak dapat melihat orang yang kucintai lebih bahagia bersama orang lain" Tumpah sudah, air mata Deri yang selama ini ia tahan. Padahal dia tidak ingin akhir seperti ini. Ia ingin menjadi pemeran utama disini yang akan mendapatkan cinta Rizki dan membuat Rizki melupakan cinta lamanya.

Perlahan Kevin mendekati Deri yang terbaring. Kevin mendaratkan pantatnya di samping ranjang Deri. "Padahal kau adalah sosok yang kuhormati. Aku selalu melihatmu terdiam sendiri menatap pria yang kau cinta bersama orang lain. Aku kira kau tidak akan bergerak melebihi batas, tapi aku salah. Aku kecewa padamu"
Tidak lama, Rizki masuk ke ruangan tersebut. Menghentakan kakinya dengan keras sampai tiba di depan Deri yang terbaring.

"R-Rizki?" Panggil Deri terbata.

"Der, dari awal aku sudah bilang. Aku cinta Dika, kau masih tidak mengerti?" Tanya Rizki yang berusaha menahan amarahnya.

"Aku mengerti" Sahut Dika pelan.

"Terus kenapa kau lakukan ini?" Tanya Rizki kembali.

"Aku hanya ingin mendapatkanmu" Ucap Deri.

"Tapi itu mustahil" Rizki menatap sedih Deri. Ia tidak tega, sungguh.

Deri menunduk, tangannya mengepal erat. Dalam hitungan tiga, kepalanya mendongak dan menatap Rizki marah.

Fake Boyfriend (BXB) (End)Where stories live. Discover now