Chapter 25 (WRN!!!)

6.6K 475 31
                                    

Warning!!
Full lemon yang gak suka gak usah baca bagian lemonnya. Tar kesucianmu berkurang:'v. Ini hadiah dariku karena jarang ada lemon-lemon club.

Hari minggu aku diam dirumah dengan Rizki disampingku. Rizki sudah lulus dengan nilai sempurna. Dia benar-benar sudah bekerja keras. Kami sedang ada dikamar dan Rizki pun sedang memainkan si kembar.

Aku membalikan halaman buku yang kubaca, ini benar-benar membosankan. Aku melirik Rizki dan Rizki masih fokus bahkan ia berseri-seri ketika si kembar menggenggam tangannya.

"Rizki ~" panggilku manja sambil menggesekan kepalaku pada pundaknya. Aku menutup bukuku dan menyimpannya dimeja samping ranjang.

Rizki terdiam masih memainkan kedua jari Si kembar. Aku menggeram pelan dan menatapnya kesal.

"Rizki, dengar aku!" teriakku yang membuat dia seketika terkejut.

"Apa, sayang?" tanyanya yang sekarang sudah terfokus padaku.

"Aku bosan." ulangku kembali.

"Lalu kau ingin apa, hm? Jalan-jalan?" Rizki mengusap pahaku yang membuatku bergidik geli.

Aku menepis tangannya sambil menatapnya cemberut. Sengaja ku gembungkan pipiku dan membuatnya tidak tahan dengan tingkahku.

"Aku malas keluar tau." ucapku sambil menatapnya memelas. Sunggu aku bosan tapi malas!

Sekilas Rizki menatap Si kembar yang sedang melihat kami dengan polosnya. Rizki meraih keduanya lalu membawanya turun dari ranjang.

"Kau mau kemana?" tanyaku cepat.

Rizki berjalan ke pintu kamar lalu menjawab, "Menidurkan si kembar," setelah itu ia keluar kamar dan tidak lupa kembali menutup pintu rapat.

Aku menatap pintu kesal. Apa dia tidak mau menghiburku? Padahal baru saja kita bisa menghabiskan waktu bersama. Dengan hati dongkol aku meraih buku dinakas lalu dengan terpaksa kembali membacanya.

Air mataku keluar saat sadar isi cerita dari buku novel itu. Sebuah cinta tidak terbalas. Omong kosong. Cinta segitiga. Kebohongan. Aku kembali teringat masa laluku dengan Rizki. Cintaku memang tersampaikan tapi betapa banyak orang-orang yang tidak menyetujui cinta kami. Tapi akhirnya aku benar-benar bersyukur bisa mendapatkan Rizki. Dia sumber kebahagiaan bagiku.

Aku menutup buku itu dan menatap jam yang sudah menunjukan pukul 7 malam. Rizki sudah pergi selama 5 jam! Dia menidurkan anak atau mencari istri baru, hah? Bahkan bukuku saja sudah tamat ku baca.

Aku meraih hoodie yang menggantung dibelakang pintu. Aku ingin keluar rumah untuk mencari angin. Jangan lupakan sejak siang aku belum makan.

Saat ingin meraih gagang pintu, pintu terbuka dan membuatku terdorong kebelakang. Rizki dengan muka datarnya hanya melewatiku dan menidurkan Si kembar diranjang bayi.

Aku melirik kesal Rizki yang tidak sadar bahwa daritadi aku menunggunya. Sambil menghentakan kaki, aku dengan cepat keluar dari kamar.

"Mau kemana?" tanya Rizki menghentikan langkahku.

"Bukan urusanmu!" teriakku kesal lalu kembali berjalan.

Rizki dengan cepat meraih tanganku dan menariknya kasar membuat tubuhku terhuyung kearahnya. Rizki mendekap tubuhku erat, kepalanya tepat berada ditelingaku.

"Kau tidak bisa kabur dariku." dapat kurasakan hembusan nafasnya yang membelai lembut telingaku.

"R-Rizki... T-Tung--

Dengan cepat Rizki membekap mulutku dengan bibirnya.

"Mmpphh--"
Aku menarik baju Rizki, menahan tubuhku agar tidak jatuh.

Fake Boyfriend (BXB) (End)Where stories live. Discover now