Lembar 30

557 39 1
                                    

"Aku terdiam ditemani pekatnya sepi. Tentangmu yang kukira mengukir bahagia, tapi nyatanya menorehkan luka."

♡♡♡

"Seriusan?"

Aku mengangguk pelan saat melihat teman dekatku; Nadia, Amel, Manda sedang menatapku horror.

"Sejak kapan chatnya?"

Kayaknya aku salah deh cerita sama mereka tentang Arga.

Buktinya, sekarang aku diinterogasi macam narapidana.

"Hmm, lumayan lama sih. Eh gak juga sebenernya." Aku menyahut gugup. "Intinya aku jadi sering chat sama dia karena salkir. Udah gitu."

"Kayaknya dia suka sama Rinai deh." Simpul Manda membuat mataku terbelalak dan segera menggeleng.

"Gak mungkin!"

"Kamu bodoh apa nggak peka sih, Nai?" Amel memandangku gemas. Bukan gemas karena aku lucu, tapi gemas pingin nabok aku gitu.

"Cowok itu Arga, Nai. Cowok keren tapi cueknya minta ampun. Coba liat cara chat dia sama kamu, masa kamu gak ngerasa? Dia tertarik, eh bukan dia suka sama kamu." Terang Nadia yang membuat aku terdiam.

Apa benar, Ga? Jadi, bolehkah aku berharap?

♡♡♡

Adiksi Where stories live. Discover now